3. sugar daddy
[]
Kalau ada momen dalam hidup Ghea yang bikin dia merasa deg-deg an sampai jantungnya mau melorot, itu sudah pasti adalah momen yang berlangsung selama sidang skripsi. Mungkin bukan hanya bagi Ghea, tapi mayoritas mahasiswa semester akhir pasti merasa demikian, maka nggak heran setelah detik-detik menengangkan itu terlalui, lega dan senangnya bukan main.
Setelah sidang selesai, ucapan selamat langsung membanjiri Ghea, baik dari kenalan, teman, ataupun keluarga, tapi satu-satunya hal yang nggak Ghea sangka adalah; ucapan selamat sekaligus kedatangan Raka membawa hadiah untuknya. Sewaktu dia dan tiga temannya—Ratna, Devi, dan Sekar—ada di luar gedung buat foto-foto sendiri setelah beberapa saat yang lalu Ghea kebanjiran ucapan selamat dan permintaan foto dari para penghuni asrama cowoknya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang samperin mereka.
Gimana tiga dayang-dayang Ghea itu nggak terkejut lihat Ghea disamperin sama cowok keren yang gayanya sultan abis, dari jauh aura dan bau duitnya kenceng banget. Sebagai pemuja pria tampan, mereka bertiga jelas sama-sama melongo, berbeda dengan Ghea yang lebih kaget bercampur kesal.
"Lo? Lo kok bisa ke sini?!" seru Ghea dengan alis bertaut. Pandangnya menyapu sekitar yang mana nggak cuma Ghea dan teman-temannya saja yang ada di sana, melainkan juga mahasiswa lain.
Ghea menelan saliva, tolong, dia nggak siap digosipkan jadi simpanan om-om.
"Saya dikabarin Mami kamu, katanya hari ini kamu ada sidang," jawab Raka dengan senyumnya yang mengembang tipis. "Selamat, semoga lancar sampai wisuda," ucap Raka lagi, seraya menyerahkan bunga yang ia bawa pada Ghea.
Ghea kontan melirik dengan wajah judging. "Sorry, tapi gue sukanya bunga bank. Lo bawa balik aja nih, atau kasih ke—nyet, lo mau?" Ghea malah nawarin bunga yang dibawa Raka buat Sekar yang pada saat itu sidang skripsinya di hari yang sama dengan Ghea.
Sekar yang tiba-tiba dinotis pun kaget. "Hah? Yakali lo? Itu 'kan buat lo, Cabe!" serunya spontan.
"Cabe?" Raka mengernyit.
Sekar buru-buru meralat ucapannya. "Ghea! Maksud gue Ghea! Hehehe."
Ghea berdecak. "Udah deh, mending lo pergi aja, ngapain juga sih ke sini? Gue cuma sidang, bukan wisuda," ucapnya ketus. Terlihat dengan jelas kalau dia nggak menyukai kehadiran Raka di sini.
Raka yang mengerti jika eksistensinya tak diinginkan di sini pun hanya bisa menurut untuk pergi. "Oke. Tapi bisa terima ini? Mau kamu kasih orang atau buang terserah, tapi paling nggak terima dulu."
Ghea berdecak, tapi dia tetap menerima buket bunga yang diberikan oleh Raka, lalu memberikannya pada Sekar, membuat cewek itu terkejut dan bertanya-tanya.
"Anjir, kenapa lo kasih—" Kalimat Sekar belum selesai, tapi Ghea nggak menggubrisnya sama sekali, dia menatap Raka dan berkata,
"Udah 'kan? Bisa lo pergi?" ujar Ghea menatap Raka dengan jutek.
"Oke." Dan Raka betulan pergi.
Sepeninggal Raka, Ghea langsung mendapat interogasi dari tiga temannya. Mereka memberondongi Ghea dengan pertanyaan-pertanyaan mulai dari aneh sampai normal, walaupun lebih banyak anehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It Called Love
RomanceJudul awal; What? Married?! REMAKE VERSION - FOLLOW SEBELUM MEMBACA. *** Nggak pernah sekalipun terlintas di benak Ghea, jika dia akan menikah di usia muda. Namun perjodohan menyeretnya pada sebuah pernikahan tak diinginkan bersama seorang pria be...