dua puluh lima : i can explain

46.5K 4.3K 91
                                    

25. i can explain

[]

Ternyata begini, rasanya dihianati? Pantas saja, kepercayaan itu sulit untuk didapatkan, sebab dihianati rasanya memang sesakit ini.

Raka sebelumnya nggak pernah serius menjalani hubungan, dia nggak pernah mengharapkan diberi kepercayaan oleh pasangannya atau mengharapkan pasangannya akan setia, sebab dia memang hanya berniat untuk main-main, tapi itu dulu.

Dan sekalinya Raka sudah yakin untuk serius, memberi atensi, materi, kesabaran, bahkan rasa percayanya, dia malah dihadapkan dengan kenyataan seperti ini.

Pertengkarannya dengan Ghea beberapa jam yang lalu terus saja terngiang dan berdengung di kepala Raka. Seumur pernikahan mereka, baru kali itu Raka meninggikan suaranya di depan Ghea. Satu-satunya perasaan yang mendominasi hati Raka hanyalah marah dan kecewa, ia terlanjur merasa dihianati sehingga penjelasan apapun yang dikatakan Ghea terasa salah dan hanya sebatas alasan baginya.

Namun setelah semuanya berlalu, Raka menyesal sebab sudah membentak Ghea.

Semua ini bermula di pagi tadi, sebelum Raka bersiap untuk pergi bekerja. Raka memang sudah terbiasa bangun pagi-pagi sekali, bahkan sebelum sorot matahari mulai tampak, apalagi karena tidur sendiri, Raka merasa kurang nyenyak dengan tidurnya.

Raka berinisiatif untuk mengosongkan kamar sebelah, mengambil sisa barang-barang Ghea yang masih ada di sana, agar sewaktu-waktu kalau Bi Inem datang ke apartemen mereka, bisa menginap, atau tamu lain seperti Mami atau Mama yang memang kadang mengunjungi mereka.

Namun, pada saat membongkar isi laci nakas, Raka malah menemukan tablet obat yang membuatnya heran. Ia pikir, Ghea punya penyakit yang tak ia ketahui, tetapi ketika mencari tahu nama obat tersebut di internet, Raka justru dibuat terkejut, dadanya seperti dipukul keras dengan benda tumpul.

Asumsi-asumsi mulai memenuhi benak Raka, tentang apa, kenapa, kapan, dan bagaimana. Sebab itulah Raka merasa marah, sedih, dan kecewa. Lalu apa guna dari yang mereka lakukan selama ini, kalau ternyata diam-diam Ghea mengonsumsi obat seperti itu?

Jikalau memang belum siap dan ingin menunda, kenapa Ghea tidak jujur saja? Raka juga pasti akan memaklumi, tapi kalau dilakukan tanpa sepengetahuannya seperti ini, apalagi alasannya selain karena Ghea memang tak ingin memiliki keturunan dengan Raka?

Raka terus berpikir seperti itu, bahkan ia tak bisa fokus dengan pekerjaannya, berakhir pulang lebih awal dari biasa, dan menunggu kepulangan Ghea di rumah. Beberapa waktu setelah pertengkaran mereka terjadi, Raka mulai merasa jika tuduhannya berlebihan, dia hanya meyakini gagasannya tanpa mau mendengar alasan yang sebenarnya.

Namun, hati Raka masih terlalu sakit untuk kembali pulang, ia tak ingin kalau kepulangannya hanya berujung pertengkaran dan bentakan yang pasti juga akan menyakiti hati Ghea. Oleh sebab itulah, ketika ego dan akal sehat Raka bertengkar, Raka lebih memilih untuk menuruti egonya. Ia mungkin akan pulang, bukan saat ini, tapi yang pasti, nanti ia akan pulang.

Ghea terbangun saat rasa pusing mendera kepalanya hingga terasa berdenyut nyeri sebab semalam ia tertidur dalam keadaan lelah menangis. Ia terbangun dan mendapati sisi tempat tidurnya yang kosong, biasanya ketika terbangun dan tempat itu kosong, Ghea akan mendengar suara percikan air shower dari dalam kamar mandi, tapi kali ini, hanya hening yang menemani paginya.

It Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang