dua puluh sembilan : car accident

41.7K 3.9K 76
                                    

29. car accident

[]

Sekar:
GHE!
P!
P!

Gue dikirimin sama Bang Malik, katanya di sekitar kantor laki lo ada kecelakaanLaki lo udah pulang kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue dikirimin sama Bang Malik, katanya di sekitar kantor laki lo ada kecelakaan
Laki lo udah pulang kan?

Kar ...
Itu kapan?

Baru banget nih
Bang Malik bilang Raka dihubungin nggak bisa
Masa iya kaga ada sinyal?

Tak menjawab pesan itu, Ghea langsung bertolak mendial nomor Raka, dan ternyata hanya dijawab oleh operator. Ghea dijamah rasa cemas seketika, lututnya lemas hingga ia kesulitan untuk menyangga bobot tubuhnya.

"Angkat dong, Ka!" ucap Ghea dengan air wajah yang dilanda cemas dan khawatir. Namun nihil, pesan Ghea tak dibalas, telepon pun juga tak diangkat. Raka tidak bisa dihubungi seperti yang Sekar bilang.

"Ke mana sih? Meeting masa sampe matiin hape? Kalaupun di-silent harusnya nggak di luar jangkauan, kan?" gumam Ghea, dengan napas yang berderu panik.

Perempuan berbadan dua itu kalang kabut seketika, satu-satunya solusi yang tercetus di benaknya saat ini adalah; memastikan sendiri dengan melihat ke tempat kejadian. Ghea segera mengambil kunci mobil, tanpa berganti baju atau apalah, ia menyalakan mesin kereta besi beroda empat itu.

Tanpa memedulikan hujan yang masih turun dengan deras, Ghea membawa mobilnya, berusaha menahan untuk tak menginjak pedal gas lebih dalam pada kondisi panik dan khawatir yang melanda.

Beruntung jalanan sedikit lengang, jadi Ghea bisa leluasa berkendara tanpa harus terjebak macet yang menyebalkan. Hingga sesampainya di tempat, Ghea memarkirkan mobilnya cukup berjarak dari lokasi di mana kecelakaan terjadi.

Ghea segera keluar dari mobil, tanpa berpikir untuk memakai payung atau apa pun itu yang bisa melindunginya dari air hujan, ia berjalan cepat mendekati tempat kejadian, di mana ada dua mobil yang satu berwarna putih dan satunya lagi hitam, sedang diangkut oleh kendaraan besar.

Bau anyir darah yang tersiram air hujan seolah memekakkan indera penciuman Ghea, jantungnya bertalu-talu, napasnya kian menderu. Dengan jeli, Ghea berusaha untuk melihat plat mobil yang sedang diangkut itu, pada detik berikutnya, tubuh Ghea langsung lemas, pundaknya merosot, ia bagai ditikam belati dan dipukul dengan benda tumpul dalam waktu yang bersamaan.

Di bawah tetes air hujan, tangis Ghea mengalir tak kalah deras, deru napasnya kian tak beraturan. Bahkan Ghea sampai membekap mulutnya tak percaya. Ia menggeleng keras, berusaha menampik bahwa ini pasti tidaklah benar.

Kepalanya menyisir tempat, berharap menemukan jawaban dan validasi bahwa kejadian ini hanyalah mimpi, tapi tak ada yang Ghea dapati selain orang-orang berjas hujan yang mana adalah petugas kepolisian, serta beberapa orang memakai payung yang menonton.

It Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang