sebelas : is it better?

51.5K 4.8K 87
                                    

11. is it better? (mature)

[]

Ghea mengendap-endap untuk mengintip dapur dari balik tembok. Ada Raka di sana yang sedang memasak makan malam. Daripada membeli makanan di luar, Raka memang lebih sering memasak sendiri kalau sempat, kadang Ghea ikut makan, kadang juga kalau lagi nggak tahu diri dia delivery makanan dari luar.

Sebetulnya, Ghea lumayan amazed sama Raka, untuk ukuran laki-laki yang sibuk bekerja, Raka termasuk produktif dengan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih dan memasak, yang bahkan Ghea sendiri saja nggak bisa memasak, bisanya cuma rebus air dan seduh mi instan.

Ketika Raka sedang membersihkan rumah di akhir pekan, Ghea pura-pura nggak lihat dan mendekam di kamarnya saja, padahal kalau weekdays dan Raka pergi ke kantor, Ghea diam-diam membersihkan apartemen. Dia memang suka seperti itu, karena menghindari disuruh, Ghea paling sebal kalau disuruh, itu membuat niat rajinnya berubah menjadi perasaan malas. Jadi apa yang dia lakukan memang harus inisiatif sendiri, bukan karena suruhan.

Sebetulnya di rumah juga Ghea bukan orang yang manja-manja amat meskipun punya asisten rumah tangga, itu karena maminya sudah membiasakann Ghea dan abangnya untuk mandiri sejak kecil, jadi Ghea bukan orang yang payah dan buta soal cara bersih-bersih, hanya saja dia memang nggak pandai memasak, kalau dipaksa takutnya orang yang makan masakan dia bisa keracunan.

Ketika Ghea melihat Raka membawa piring berisi masakannya ke meja makan, Ghea langsung cepat-cepat berbalik dan berpura-pura sedang menunggu dengan bersandar di tembok. Barulah ketika Raka muncul keluar dapur, Ghea langsung berkata dengan ekspresi jutek.

"Gue mau liburan," ucap Ghea, spontan membuat Raka menoleh, setengah kaget karena mendapati Ghea tiba-tiba ada di sana.

"Ke mana? Biar saya atur cuti," jawab Raka.

Ghea mengernyit. "Emang gue bilang kalau mau liburan sama lo? Gue mau liburan sendiri."

"Sama siapa?"

"Lo tuh dongo apa gimana sih? Gue bilang sendiri. SENDIRI," ucap Ghea memperjelas ucapannya.

"Ke mana?" Raka kembali bertanya.

"Banyak tanya banget sih lo?" protes Ghea, kesal.

"Tinggal jawab, ke mana kamu mau liburan sendiri itu?"

Ghea berdecak pelan, dia nggak mungkin ngaku kalau mau ikut volunteer di Sumba. Ghea malu, dia nggak mau disangka kayak orang pencitraan, makanya Ghea bilang kalau dia mau liburan.

"Labuan Bajo," jawab Ghea berbohong.

"Nggak saya izinkan. Kecuali kamu punya teman ke sana sesama perempuan, atau pergi dengan saya," ucap Raka.

Ghea mendelik. "Ada kok temennya!"

"Siapa? Kamu bilang sendiri?"

"Ya pokoknya ada! Nanti di sana juga ada temennya!"

"Yang saya maksud dari sini. Bukan di sana."

"Emang kenapa sih harus banget ditemenin?! Gue tuh udah gede, bisa jaga diri, butuh refreshing, me time! Bisa stres gue di rumah mulu," ujar Ghea yang nada bicaranya nggak pernah bisa santai kalau berbicara dengan Raka.

It Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang