dua puluh satu : clingy

47.7K 4.6K 118
                                    

21. clingy

[]

Ghea sudah terlanjur malas dan lelah menyuruh Raka untuk pergi bekerja sebab pria itu terus saja membalas dengan berbagai alasan, bahkan terus saja menanyakan ke mana rencana destinasi honey moon mereka. Jam juga sudah menunjukkan pukul delapan lebih tiga puluh lima menit yang mana jika tetap berangkat ke kantor, Raka sudah terlambat.

Mereka terbangun lebih siang dari biasanya hari ini, dan seharusnya jika mereka mandi dengan benar, Raka masih bisa pergi bekerja, tapi sayang, tak ada yang bisa disalahkan, mereka hanya pengantin baru yang masih baru menemukan arti saling mencintai.

Kini dua anak manusia itu sedang berada di dapur untuk memasak sarapan—walaupun yang memasak adalah Raka, Ghea hanya di sana untuk merecoki dan mengganggu Raka, mulai dari mencomoti keju yang dipotong oleh Raka, lalu tiba-tiba mendorong bokongnya menyendul Raka, dan secara random memeluk Raka dari belakang sambil berkata,

"Ka, pernah nggak beli nasi goreng, terus tiba-tiba peluk abangnya dari belakang sambil nanya, 'masak apa hari ini, sayang?' gitu?"

Lalu tawa renyah Raka mengudara. Raka yang punya selera jokes bapak-bapak disatukan dengan Ghea yang punya selera humor receh adalah kesatuan yang hakiki.

"Atau peluk tukang sate dari belakang sambil bilang, 'you did well, sayang'." Raka menimpali.

"Sayang, kamu bau matahari," imbuh Ghea, kemudian tertawa lebar hingga suaranya memenuhi dapur.

Setelah tawanya mereda, Ghea tiba-tiba berusul, "Ka, gimana kalau meja makannya kita pindah ke sini aja? Bukannya lebih praktis ya? Jadi nggak perlu bolak-balik buat taruh makanan."

"Boleh, nanti aku pindahin."

Ghea bersandar pada dinding pantry. "Biar aku ada kegiatan baru juga."

Raka yang masih sibuk mengaduk masakannya menoleh sesaat. "Kegiatan baru?"

Ghea mengangguk. "Iya, nonton kamu masak. Nanti kalau aku udah bisa masak, giliran kamu yang nonton."


Raka tersenyum. "Good idea." Lalu ia mematikan kompor. "Wanna try?" tawarnya.

Ghea mengangguk cepat, kilat matanya berbinar tak sabar untuk mencicipi spaghetti carbonara yang wangi keju dan perpaduan bumbunya menguar hingga membuat perut Ghea semakin merasa lapar. Lalu dengan hati-hati, Raka menggulung spaghetti menggunakan garpu, meniupnya sesaat sebelum menyuapkannya ke mulut Ghea.

"Gimana?" tanya Raka, menunggu respons dari Ghea.

Alis Ghea bertaut, kunyahannya berhenti, membuat Raka merasa penasaran, apa ada yang aneh dengan rasa masakannya?

Lalu berselang kemudian, Ghea tersenyum, mengangguk-angguk sambil membentuk jarinya seperti huruf o. "Delicioso!" seru Ghea, menirukan slogan dalam salah satu iklan televisi yang berbahasa Spanyol.

Ekspresi Raka berubah drastis, tawanya pecah, merasa gemas dengan tingkah Ghea yang random.

"Kenapa kamu random banget?"

"Because I'm in good mood!" Ghea tersenyum ceria.

"Cocok buat pergi honey moon, iya 'kan?"

It Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang