33. happy to see you happy
[]
Setelah sore hari kedatangan teman-teman Raka, malamnya giliran teman-teman dekat Ghea yang datang, padahal mereka cuma bertiga, tapi hebohnya kayak sekampung. Masalahnya, setelah sibuk dengan pekerjaan, mereka jarang sekali bertemu, terakhir mereka ketemuan yang benar-benar berempat ya sewaktu punya agenda dugem halal di tempat karaoke.
"Sakit nggak sih, Ghe?" celetuk Ratna, tiba-tiba saja merasa penasaran, ia bertanya pada Ghea yang sedang menyusui anaknya.
Sebelum menjawab, Ghea sempat memperhatikan perbedaan ekspresi dari teman-temannya, lalu ia mengangguk. "Awalnya iya, agak geli juga, tapi dibiasain lama-lama juga terbiasa sendiri, kan? Katanya kalau ASI-nya seret emang bisa lumayan sakit, tapi sejauh ini, ASI gue baik-baik aja, untungnya, walaupun kembar kalau minum banyak."
"Kok bisa seret tuh gimana ya? Normalnya di masa menyusui, tetew, kan selalu memproduksi ASI?" Devi bertanya penasaran.
"Banyak faktor sih, bisa jadi karena si ibu stres dan kecapekan, atau pendarahan banyak pasca lahiran. Gue juga sempet takut kalau ASI gue nggak cukup, karena katanya konsumsi alkohol juga ngaruh, walaupun gue bukan maniac dan sering banget, tapi, kan pernah ya sekali-dua kali, untung aja aman sejauh ini," ujar Ghea.
Sekar kontan melirik Devi. "Hayolohh, elo nih sebelumnya suka mabuk-mabukkan," kompornya, menakut-nakuti Devi.
Devi sebetulnya nggak mau anggap serius ucapan Sekar, karena dia tahu, hobi sampingannya Sekar emang ngeledekin dia, tapi berhubung Devi memang sering banget minum sebelumnya, dia jadi overthinking, meskipun mulutnya membuat pembelaan denial. "Ah, Ghea aja aman kok!"
"Tapi Ghea, kan, nggak sesering elo, Dev. Dia minum bisa dihitung jari, sedangkan lo nggak kehitung," timpal Ratna.
Dan tiba-tiba saja, Ghea berceletuk, "Eh, tapi, lo juga udah beneran berhenti ngerokok, kan, Dev?"
"Udah lama banget, woi! Terakhir semester empat kemaren," tukas Devi.
Ghea mengangguk. "Ya udah, semoga aman aja nanti, tapi kalau emang nggak bisa, it's okay buat pakai bantuan sufor."
Devi mengerutkan bibirnya, merasa kurang setuju. "Tapi rasanya kurang nggak sih, kayak belum seutuhnya jadi ibu kalau nggak bisa full nyusuin pake ASI."
Ghea mengernyit. "Hah? Kata siapa sih? Mau full nyusuin pake ASI atau enggak, ibu ya tetep seutuhnya ibu, setiap perempuan kan pasti punya problem masing-masing ya, bersyukur buat yang bisa kasih anaknya full ASI, kadang ada yang pengen begitu, tapi nggak bisa karena terhalang ASI-nya yang seret, atau entah si ibu punya penyakit tertentu yang sebaiknya nggak kasih ASI ke bayi."
"Tapi balik lagi, mau nyusuin full ASI atau pakai bantuan sufor, ibu tetep ibu, masa cuma perkara nyusuin anak dipermasalahin sih?" Ghea melanjutkan ucapannya.
Lalu Ratna berkomentar, "Tapi emang nyata sih, Ghe, Tante gue dinyinyirin sama mertuanya gara-gara pakai bantuan susu formula. Katanya buang-buang uang, lebih hemat kalau disusuin ASI. Padahal nggak tau aja, kalau Tante gue tuh sampai nangis capek sendiri ASI-nya nggak bisa keluar, masa iya dia diem doang anaknya nangis kelaperan, mau nggak mau tetep pakai sufor, kan?"
Devi mengangguk-angguk setuju. "Nah, tuh, begitu tuh, takut dinyinyirin emaknya Haikal juga."
"Masih suka nyinyir emang?" Sekar yang daritadi menyimak pun melontar tanya.
Devi berdecak. "Duh, emak-emak tuh sekalinya nyinyir tetep bakal nyinyir nggak sih? Apa iya langsung bisa tobat gitu aja?" ucapnya, disusul dengkusan sebal.
![](https://img.wattpad.com/cover/274568604-288-k873649.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It Called Love
RomanceJudul awal; What? Married?! REMAKE VERSION - FOLLOW SEBELUM MEMBACA. *** Nggak pernah sekalipun terlintas di benak Ghea, jika dia akan menikah di usia muda. Namun perjodohan menyeretnya pada sebuah pernikahan tak diinginkan bersama seorang pria be...