- Ready to Love

1K 108 19
                                    

"Kalau kau tunggu dahulu di sini apa tidak apa-apa?"

Pria yang memakai kaos dan kemeja yang dibiarkan seluruh kancingnya terbuka itu tengah menyisir lembut surai hitam sosok menggemaskan di depannya yang kini benar-benar terlihat menggemaskan.

Pria yang menggunakan kaos oversize berwarna biru muda yang dipadukan dengan jeans yang sama cerahnya dengan warna bajunya itu tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, kau masuklah dahulu. Itu teman-teman himpunanmu sudah menunggu."

"Sebentar, ya? Hanya lima belas menit saja, aku janji." Soonyoung menjatuhkan kecupan singkat di bibir tipis Jihoon setelah sebelumnya ia memeriksa keadaan terlebih dahulu.

Sementara yang dicium wajahnya langsung memerah. Sebelum melayangkan protesnya, si sekretaris dari himpunan itu sudah kabur dan masuk ke ruangan di mana rapat itu diadakan.

Sudah terhitung tiga bulan mereka menjadi sepasang kekasih. Para penggemar kemanisan pasangan ini ketika mendengar kabar kalau mereka sudah menjadi sepasang kekasih itu langsung beramai-ramai mengucapkan selamat di media sosial Jihoon dan Soonyoung.

Walaupun banyak yang memang sudah tahu kalau mereka sepasang kekasih, tapi pasti ada yang memang belum mengetahui itu.

Seperti sekarang.

Ketika Jihoon sedang asyik mendengarkan lagu dari ponselnya, seseorang duduk di sebelahnya. Selain itu, lelaki itu juga tersenyum ke arahnya. Dari tatapan dan gesture tubuh pria di hadapannya terlihat seperti ini mengajaknya berbicara, alhasil Jihoon melepas earphone yang ia pakai dan membalas senyuman itu.

"Bolehkah aku ikut duduk di sini?"

Jihoon menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Iya, boleh."

"Sedang menunggu seseorang?"

"Iya," jawab Jihoon sambil meremat ponselnya dengan menggunakan kedua tangannya.

"Oh, iya, sampai lupa." Pria itu menjulurkan tangannya ke arah Jihoon. "Aku Park Dohyun, kalau kau?"

"Lee Jihoon." Jabatan tangan Dohyun pun dibalas oleh Jihoon.

"Dari fakultas hukum?" tanya Dohyun seraya mendekatkan dirinya pada Jihoon.

"Bukan, dari Psikologi."

"Oh, jadi temannya yang ditunggu itu beda fakultas?"

Jihoon mengangguk sambil tertawa canggung. "Iya," ujarnya.

"Kalau anak psikologi, berarti aku bisa curhat padamu sesekali, ya?"

Sumpah, Jihoon entah harus menjawab seperti apa dan rasanya ia ingin kabur atau ingin segera Soonyoung keluar dan membawanya pergi dari pria bernama Dohyun itu.

Alhasil, Jihoon pun kembali tertawa canggung dan menjawab seadannya. "Iya, bisa aja ...," jawabnya dengan pelan.

"Kalau begitu, aku curhatnya harus ke mana, ya? Lewat sosial media milikmu, apa bisa? Atau aku akan menghubungimu via telepon? Mungkin juga kita bisa bicara di suatu tempat, sambil jalan-jalan." Dohyun yang sangat berapi-api ketika bicara itu sudah menyiapkan ponselnya untuk meminta kontak Jihoon.

Namun, belum sempat Jihoon memberikannya, lelaki itu dapat merasakan usapan lembut di bahunya. Betapa senangnya ia ketika melihat bahwa itu Soonyoung.

"Soonyoung," serunya tanpa sadar. Bahkan ia tidak mampu lagi menahan senyumannya ketika melihat Soonyoung sudah ada di sampingnya. Ia merasa kalau Soonyoung datang seperti penyelemat.

"Hai ...," jawab Soonyoung tak kalah lembut melihat raut wajah kekasihnya yang terlihat gembira ketika melihatnya.

Manis, batin Soonyoung.

STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang