2. Dicuekin

3.6K 325 62
                                    

"Soonyoung," panggil Jihoon seraya mengoyang-goyangkan bahu Soonyoung yang kini tengah asyik mengerjakan tugas kuliahnya.

"Hm?" balas Soonyoung yang hanya berupa sebuah dehaman.

"Soonyoung, aku mau cerita."

"Nanti, ya... aku sedang mengerjakan laporan praktikumku dulu," jawabnya yang menimbulkan erangan tak terima dari kekasih mungilnya.

"Cih, sudah aku bilang dari lama, cicil tugasnya. Setiap aku kasih tahu, selalu saja mengeyel, giliran sudah deadline pusing sendiri. Rasakan!"

Selepasnya Jihoon pergi meninggalkan kamar mereka dan duduk di sofa ruang tengah sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Jangan lupakan juga bibirnya tipisnya yang mencebik begitu lucunya.

Soonyoung hanya bisa menghela napas mendengar kekasihnya yang sudah mengomel. Memang dasar Soonyoung setiap diberitahu pasti membangkang. Begitu lagi, begitu lagi. Bahkan Jihoon sampai lelah sendiri memberitahunya.

Tiga puluh menit berlalu belum ada tanda-tanda Soonyoung akan keluar dari kamar mereka. Hal itu membuat Jihoon semakin uring-uringan. Mendumal seorang diri dengan kaki yang menghentak-hentak ke lantai.

"Ih, menyebalkan!" Kembali ia merutuki sang kekasih.

Soonyoung sebenarnya melihat kekasihnya itu sedang merutuki dirinya sebab ia sudah keluar dari kamar mereka. Ia tersenyum ketika melihat kekasihnya yang menggemaskan itu merajuk dengan tangan yang melipat di dada dan kaki yang menghentak-hentakkan ke lantai.

"Jangan merajuk terus, nanti manisnya hilang," bujuknya sambil melingkarkan tangannya ke tubuh Jihoon.

Iya, Soonyoung memeluknya dari belakang.

"Kalau kamu merajuk, lalu manisnya hilang, bagaimana?"

"Iya, biarkan saja. Lagipula aku tidak manis!" seru Jihoon yang masih saja mempertahankan egonya walaupun sebenarnya ia ingin berbalik dan memeluk lelakinya.

"Tadi, Jihoonie mau cerita apa padaku, hm?" tanya lelaki yang lebih tinggi seraya menyisir helaian rambut Jihoon yang begitu halus.

"Tidak jadi."

"Kok tidak jadi?"

"Iya, tidak jadi saja."

"Kalau merajuk jangan lama-lama. Kamu tahu tidak kalau merajuk lama-lama nanti uangku bisa habis?"

Kening Jihoon mengerut atas kalimat yang baru saja Soonyoung utarakan. "Hubungannya?"

"Baik-baik saja," celetuk Soonyoung yang menuai geraman dari kekasih mungilnya. "Maksudku apa hubungannya?! Dasar bodoh!"

Soonyoung terkekeh melihat kekasihnya yang kembali mencebikkan bibirnya yang bagi Soonyoung terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

"Kalau kamunya terus marah, akunya harus membujuk pakai makanan. 'Kan kalau beli makanan harus pakai uang," jelas Soonyoung yang menuai senyuman dari Jihoon.

"Hehehe..." Kini Jihoon terkekeh mendengar perkataan Soonyoung.

Lelaki bermata sipit searah jarum jam yang menunjukkan sepuluh lebih sepuluh itu melangkah ke arah sang kekasih guna mendudukkan dirinya di sebelah Jihoon. Telapak tangannya yang tergolong lebih besar daripada Jihoon itu menangkup sebelah pipi kekasihnya.

"Kamu mau makan apa?"

"Apa saja," jawab Jihoon seadanya.

Satu kecupan ringan Soonyoung daratkan di bibir Jihoon. "Tadi kamu mau cerita apa, hm?" Kini tangannya beralih ke surai Jihoon guna menyisir halus helaian rambutnya yang halus dan wangi.

STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang