- Temaram

848 69 4
                                    

Terdengar hiperbola, tetapi jika Soonyoung diminta untuk pergi menembus awan untuk mencari Jihoon saat ini, maka ia akan melakukannya. Ternyata kegiatan menunggu dan mencari yang ia lakukan tiga bulan ini terasa begitu mengerikan. Seolah dapat merusak jiwanya yang kini terlihat begitu lemah. Menunggu dan mencari yang tidak berbuah hasil saja sudah melelahkan, apalagi dilengkapi dengan keresahan yang melanda.

Soonyoung dibuat frustrasi.

Pergi ke utara, ke barat, dan tidak tahu ke mana lagi. Lelaki itu sudah kehilangan arah ke mana harus mencari seseorang yang sangat berarti baginya. Bahkan walaupun sudah berbekal daerah yang diberitahukan oleh Jeonghan dan Seungcheol saja tidak cukup baginya untuk menemukan Jihoon. Pasangan itu bilang mereka tidak bisa memberitahukan alamat lengkap tempat tinggal Jihoon karena itu bukan hak mereka untuk memberitahu.

Hal itu membuat Soonyoung nyaris gila. Meskipun si taruna muda itu memohon di kaki Jeonghan dan Seungcheol, tetapi mereka tetap tutup mulut soal keberadaan Jihoon. Bukan hanya satu perasaan yang mereka jaga, melainkan ada atma yang tengah rapuh luar biasa saat ini bersama dengan anak yang berada di kandungannya saat ini.

Seungcheol dan Jeonghan tidak ingin mengambil risiko lebih jauh dengan memberitahu Soonyoung keberadaannya sebab bisa saja justru Jihoon akan kembali menghilang. Mungkin yang lebih parahnya adalah hilang dari mereka semua.

Entah sudah ke berapa kalinya Soonyoung mengitari daerah yang diberikan oleh Jeonghan dan Seungcheol. Kian lama lelah dan frustrasi yang dirasakan Soonyoung pun kian bertambah. Contohnya adalah hari ini. Katakan Soonyoung gila, tetapi setelah pulang kerja hari Jumat kemarin, lelaki itu belum juga pulang sampai hari telah berganti. Ia tidur kelelahan setelah menangisi nasibnya atas perjuangan yang tidak kunjung membuahkan hasil.

Pagi itu, di dalam mobilnya ia terbangun dengan kepalanya yang pening dan tenggorokannya yang kering. Lelaki itu menghela napasnya melihat tampilannya di cermin. Berantakan.

Ia pun beranjak dari mobilnya dan mencari toilet umum untuk membersihkan dirinya yang terlihat berantakan. Sekadar untuk mencuci muka dan mengganti pakaian atasnya yang saat ini masih berbalut kemeja putih. Setelah itu, Soonyoung menyempatkan diri untuk membeli minuman, roti sandwich, dan obat sakit kepala.

Bayang-bayang Jihoon membekas jelas di dalam benaknya membuat kunyahan terakhir dari sandwich yang ia makan melambat. Helaan napas kembali terdengar begitu pasrah dari si empu. Sejenak Soonyoung memandang deretan toko-toko di seberangnya yang terlihat sedang ramai. Hari yang cerah membuat banyak orang memilih untuk keluar rumah untuk sekadar menghirup udara segar atau menikmati pemandangan sekitar.

Pandangannya jatuh ke arah gerai bunga yang terlihat begitu cantik. Bunga-bunga yang dipajang terlihat segar. Tiba-tiba ia teringat kalau selama tiga tahun bersama Jihoon ia tidak pernah membelikan lelaki itu bunga. Ketakutan akan penolakan membuat Soonyoung malah enggan untuk mengambil langkah yang justru semakin membuat Jihoon gerah dan merasa diabaikan.

Ketika pikirannya kembali berlabuh pada sosok mungil yang sedang mengandung anaknya, tiba-tiba terdengar suara keluhan kecil yang datang dari seseorang di depannya. Orang tersebut sedang berhenti sejenak dengan belanjaannya yang ia taruh di sampingnya, mengusap peluh yang meluncur di pelipisnya, lantas mencoba untuk meraih tali sepatunya yang terlepas.

Suara dari keluhan itu, postur tubuh dari orang itu, dan bahkan jemari lentiknya yang menyembul dari balik jaket *oversize* yang dia gunakan benar-benar mengingatkan Soonyoung pada Jihoon. Soonyoung pun mencoba untuk mendekat dan membantu orang itu untuk mengikatkan tali sepatunya yang lepas.

"Biar kubantu."

"Ah, terima kasih. Aku sedang tidak bisa membungkuk," balas orang itu.

Tangannya yang sedang mengaitkan tali sepatu itu berhenti sebentar. Suara itu adalah suara yang sangat Soonyoung rindukan. Dengan sengaja ia memperlambat mengikat sepatu itu sembari menahan rindu yang begitu menyesakan dada.

STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang