⚠️ Some of the scenes in this fanfic may be described—not in detail—that may trigger you. (There is no scene of physical violence.)
———
Hari itu, pada hari Minggu yang sangat cerah, Jihoon dan Soonyoung berada di gymnasium kukkiwon untuk menghadiri latihan gabungan untuk para pelatih yang akan membina kenaikan sabuk periode selanjutnya.
Seperti biasa juga Jihoon menemani Soonyoung saat ini. Soonyoung tidak berbohong ketika ia berucap kalau pacaran mereka akan banyak di GOR dan sekarang Jihoon sudah tidak tahu lagi sudah ke berapa kalinya dia diajak untuk dating di GOR.
Soonyoung sekarang lagi latihan bersama pelatihan yang lain. Baik laki-laki maupun perempuan diberikan jenis latihan yang sama sekaligus ada pemaparan soal ujian sabuk yang akan dilaksanakan.
Jihoon bisa melihat Soonyoung yang sekarang sedang duduk sila di tengah lapangan sambil mata yang tertuju pada layar proyektor. Di sana ketua panitia sedang memaparkan terkait apa-apa saja yang harus dilakukan dan disusun untuk ujian sabuk nanti.
Sementara Jihoon sendiri sekarang lagi duduk di ujung tribun sendirian sambil memainkan ponselnya. Sudah hampir tiga jam dia duduk di sana dan sebentar lagi waktunya pulang.
Suara riuh tepuk tangan pun terdengar nyaring hingga membuat Jihoon yang tadinya asyik dengan ponselnya pun mendongak penasaran.
Ternyata pemberian materi sudah selesai.
Jihoon akhirnya tersenyum lega. Ia melihat Soonyoung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke arahnya. Namun, belum ada setengah jalan, dia dicegat oleh segerombolan wanita.
Jihoon mengerutkan alisnya bingung. Setelah ia lihat-lihat ternyata para wanita itu ingin meminta foto bersama Soonyoung.
Tapi, ada satu hal yang membuat Jihoon panas hati. Wanita yang berada di sisi kiri dan kanan Soonyoung memeluk pinggang kekasihnya itu dan Soonyoung juga yang belagak akrab dengan merangkul kedua wanita itu.
Jihoon kesal melihatnya. Alhasil bibirnya menekuk ke bawah melihat adegan di bawah sana.
Ketika Soonyoung datang menghampiri dengan senyum lebarnya, Jihoon tidak mau melihat ke arah wajah Soonyoung. Ia pun hanya membalas seadaanya saat Soonyoung bertanya ini itu.
“Kamu bosen enggak nunggu aku?” tanya Soonyoung sambil mengelap keringatnya.
Dan Jihoon hanya menggeleng pelan sambil menunduk melihat ke arah jari-jari kakinya.
“Kamu lapar, enggak?”
Lagi-lagi Jihoon menggeleng pelan.
“Tapi, akunya lapar,” keluh Soonyoung.
“Ingin pulang,” cicit Jihoon yang masih enggan untuk menatap ke arah Soonyoung.
Soonyoung mengerutkan alisnya. “Eh, tumben banget mau pulang. Enggak mau makan dulu? Kamu kemarin mau jjangmyeon, 'kan? Ayo, aku belikan untukmu.”
“Sudah enggak mau,” cicit Jihoon lagi dengan begitu pelan sambil terus menatap ke arah jari-jari kakinya.
“Kamu kenapa, Sayang?” tanya Soonyoung sambil mengusap rambut Jihoon yang benar-benar halus sekali. Wangi pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoon
FanfictionEdisi duet maut dan lainnya Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama, tempat atau alur cerita, itu adalah...