Sudah berjalan tiga bulan lebih semenjak Jihoon menjalani terapinya dan sekarang ia jauh lebih baik walaupun terkadang masih suka melamun dan belum banyak bicara. Namun, ia sekarang sudah lebih sering tersenyum dan tertawa. Pun ia saat ini jauh lebih menerima Soonyoung dibanding sebelumnya.
Bicara soal status, Soonyoung tidak pernah membahas perihal hubungan mereka. Pun Jihoon tidak pernah menyenggol soal status apa yang menghubungkan mereka sekarang. Soonyoung tidak mau membuat orang yang sangat ia cintai itu tidak nyaman. Menunggu adalah salah satu cara yang bisa ia lakukan sekarang. Segala proses dan hasil yang terlihat sekarang bagi Soonyoung adalah sebuah anugerah Tuhan yang tidak ternilai harganya.
Dahulu, sempat ia berpikir kalau takdirnya tidak terhubungan dengan takdir yang Tuhan lukiskan dalam catatan hidup Jihoon. Alhasil ia pasrah, tetapi perlahan keajaiban mulai muncul. Mulai dari Jihoon yang perlahan mulai menerimanya kembali hingga Jihoon yang saat ini kembali bersedia membagikan kebahagiaannya pada Soonyoung.
Seperti sekarang, sesuai saran yang Dokter Hong sampaikan padanya, Soonyoung akan membawa Jihoon keluar rumah untuk mencari udara segar. Kata Dokter Hong, Jihoon sesekali harus diajak pergi untuk melihat dunia luar. Alhasil, hari ini, sepulang Soonyoung bekerja, lelaki itu datang ke rumah Jihoon untuk membawanya sekadar jalan-jalan sore.
"Apa kau sudah—oh, sudah siap ternyata," cicitnya di akhir kalimat ketika melihat Jihoon yang menggunakan celana coklat muda dengan kaos putih dan sweater coklat tua yang terlihat kebesaran di tubuhnya. Soonyoung terdiam ketika melihat Jihoon yang berdiri di depannya.
Jihoon begitu memukau.
Melihat Soonyoung yang memandangnya tanpa kedip itu membuat Jihoon bingung sendiri. "Kenapa?" tanya Jihoon pelan.
Mendengar suara lembut itu menyapa indera pendengarnnya, Soonyoung seketika tersadar dari lamunannya. "Tidak apa-apa, hanya saja..." Terdapat jeda antara kalimatnya yang membuat Jihoon mengerutkan dahinya. "Kau terlihat... manis," ucapnya pelan.
Pujian yang diucapkan oleh Soonyoung barusan dapat membuat rona merah di pipi Jihoon timbul dengan cantiknya. Lelaki itu menunduk sambil menggigiti bibirnya dan memainkan ujung sweater yang dipakainya.
"Terima kasih," balas Jihoon terhadap pujian yang diterimanya.
Entah kenapa jantung Soonyoung tiba-tiba berdegup kencang ketika melihat lelaki di depannya itu salah tingkah dan malu-malu akibat pujiannya. Soonyoung senang sekali melihat respon baik dari Jihoon.
"Eum, ayo kita keluar sekarang?" ajak Soonyoung sambil mengulurkan tangannya.
Jihoon menatap ke arah uluran tangan itu lama. Kembali ia meragu. Beberapa kali ia memandangi tangan Soonyoung dan tangannya bergantian. Tangannya pun terlihat sedikit gemetar dan gerakannya ragu-ragu. Jihoon mendadak gelisah.
Soonyoung sadar akan itu pun tidak memaksa Jihoon untuk menerima uluran tangannya. Soonyoung hanya ingin membuat Jihoon nyaman tanpa beban selama bersama dengannya. Tak kunjung menerima uluran tangannya, Soonyoung pun perlahan menarik kembali tangannya yang mulai terasa pegal.
Namun, siapa sangka, belum sempat Soonyoung menurunkan tangannya, Jihoon terlebih dahulu menaruh telapak tangannya di atas telapak tangan Soonyoung. Lelaki yang masih berpakaian kantor itu dapat merasakan dingin dari tangan Jihoon yang menempel di telapak tangannya. Lelaki di hadapannya itu menggenggam tangannya dengan perlahan.
"Ayo, Soonyoung," katanya pelan tanpa berani menatap ke arah netra Soonyoung.
Senyum seketika mengembang di wajahnya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, ia balas genggaman itu dan menuntu si mungil untuk berjalan mengikutinya. Bukan hanya Soonyoung yang berjalan sambil tersenyum, tetapi juga Jihoon yang kini diam-diam melirik-lirik ke arah tangannya yang digenggam erat oleh Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoon
FanfictionEdisi duet maut dan lainnya Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama, tempat atau alur cerita, itu adalah...