Banyak orang bilang, masa-masa saat kau duduk di bangku sekolah menengah atas adalah salah satu masa yang paling indah dalam hidupmu. Mungkin sedikit berlebihan, tapi begitulah adanya. Di masa itu kau akan selalu menanggapi segala hal dengan berlebihan. Seperti halnya jatuh cinta.
Omong-omong tentang jatuh cinta, lelaki yang tengah berjalan memasuki gerbang sekolah sambil melonggarkan dasinya dengan rasa malas dan kantuk yang begitu kentara di wajahnya itu juga tengah merasakan perasaan merah muda tersebut. Kwon Soonyoung namanya. Salah satu pangeran sekolah dengan segudang prestasi di bidang tari yang dimilikinya.
Lelaki bermarga Kwon itu menyipitkan mata saat melihat sosok yang sangat familiar di kejauhan. Senyumnya akan langsung merekah dan langkahnya pun akan ringan terayun mendekat, ketika menyadari sosok tersebut adalah benar Lee Jihoon yang dikaguminya.
Lee Jihoon, lelaki berbadan mungil dengan segudang prestasi di bidang akademik maupun musik. Di kelas merupakan seorang ketua kelas yang tegas, sedangkan di klub musik dia memegang posisi sebagai ketua klub yang disegani. Selain terkenal sebagai anak emas, dia juga terkenal karena ketegasannya dalam menegakkan peraturan sekolah.
Pernah sekali waktu Jihoon menyeret dasi seorang berandal sekolah yang ketahuan bolos pelajaran dari lokasi penemuan hingga ke ruang BK untuk kemudian diserahkan pada guru yang berjaga. Dia menyeretnya dengan segenap ketegaan yang dimiliki hingga si berandal itu terbatuk karena sesak.
Sebenarnya, sampai sejauh ini, tidak ada seorang pun yang berani berhadapan langsung dengan Lee Jihoon. Namun, itu dulu, jauh sebelum pemuda sipit bernama Kwon Soonyoung itu datang sebagai murid pindahan sebulan yang lalu.
"Kwon Soonyoung!" Jihoon berseru geram ketika kunci ruang klub musik yang dipegangnya berpindah-paksa ke tangan Soonyoung. Pemuda yang lebih tinggi mengolok dengan menggoyang-goyangkan kunci di tangannya yang jelas-jelas berada atas jangkauan Jihoon, alih-alih memberikannya kembali. "Kembalikan, Soonyoung-ssialan!"
Soonyoung menjulurkan lidahnya. Berseru dengan lantang, "Ambil kalau bisa, Tuan Pendek!" Lantas berlari dengan kencang meninggalkan Jihoon yang masih mematung di depan pintu ruang klub musik.
Napas Jihoon mulai memburu. Dia mulai naik pitam. Ditiupnya rambut yang menutupi sebagian kening, lalu dengan amarah yang telah meledak-ledak, dia bermaksud mengabaikan Soonyoung dengan berjalan mengentak-entak menuju kelas saja.
Sialnya, dia ternyata satu kelas dengan lelaki menyebalkan bernama Kwon Soonyoung itu.
***
Pintu kelas dibuka paksa dari luar. Menimbulkan suara berisik yang mengundang perhatian dari seisi kelas. Lee Jihoon pelakunya. "Di mana Kwon Soonyoung?" tanyanya dengan nada dingin yang membuat seluruh siswa menelan ketakutan dalam diam.
Dengan kompak mereka menggeleng kuat-kuat. Membuat Jihoon menghela napas kasar. Berharap kekesalannya ikut terlontar bersamaan dengan karbon dioksida yang diembuskan. Namun, di saat Jihoon ingin menyerah, ekor matanya menangkap siluet kunci lengkap dengan gantungan gitar yang tersemat di paku bagian tengah papan tulis.
Jihoon kembali mengembuskan napas sebal. Lantas menyeret kursi terdekat untuk dijadikan sebagai pijakan. Walaupun sudah menggunakan kursi, tapi tetap saja Jihoon kesulitan untuk menggapai kunci tersebut.
"Akan kubunuh kau, Kwon Soonyoung," gerutunya dengan tangan yang terjulur dan menggapai-gapai kuncinya.
Sementara itu, dengan langkah berjingkat, Soonyoung mendekat ke arah Jihoon yang tengah berjinjit di atas kursi. Dia terkikik menahan gemas sebelum akhirnya mengagetkan Jihoon dengan sebuah pelukan dari arah belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoon
FanfictionEdisi duet maut dan lainnya Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama, tempat atau alur cerita, itu adalah...