"Lihat, lihat siapa yang datang..."
Riuhnya suara dapat Jihoon dengar ketika memasuki rumah sakit tempatnya bekerja. Para dokter yang sedang mengobrol di ruang tunggu bersama dengan petugas di bagian administrasi itu langsung bersorak ramai melihat Jihoon datang berkunjung.
"Dokter Lee!" seru mereka bersamaan.
Jihoon sendiri menerbitkan senyum manisnya melihat tingkah teman-teman kantornya itu beramai-ramai menghampiri dirinya.
"Kalian sehat?" tanya Jihoon yang sekarang dikerubungi oleh teman-temannya.
"Bukankah kami yang harusnya bertanya begitu?" Cuitan dari suara yang tidak asing di telinganya itu membuat Jihoon memperlebar senyumannya.
"Wonwoo–ya!"
"Aigoo... jangan berlari," tegur Wonwoo. Disambutnya teman seperjuangannya itu ke dalam pelukan hangat. "Bagaimana kabarmu?" tanya Wonwoo.
"Baik. Kau sendiri bagaimana?"
"Aku juga baik, Dokter Lee!" jawab Wonwoo sambil mengapit hidung Jihoon dan ditariknya pelan sampai si empu mengerang sebal. "Apa itu?" tanya temannya.
"Oh, iya. Ini untuk kalian semua, aku membelinya saat kemari tadi. Untukmu yang ini." Jihoon mengeluarkan satu bungkus makanan yang berbeda untuk Wonwoo. "Untukmu yang besar," bisik Jihoon yang membuat Wonwoo terkekeh.
"Lihat, teman-teman, Dokter Lee mentraktir kita Subway!" teriak Wonwoo dan menaruh bungkusan besar itu di atas meja administrasi yang membuat dokter dan staf yang sedang santai kembali bersorak gembira.
"Pelankan suara kalian, ini rumah sakit," tegur Jihoon main-main. Hari ini pasien terlihat lebih sedikit. Jadi, mereka bisa lebih santai dari biasanya.
"Dokter Lee, sini duduk!" Seorang staf administrasi berseru sambil menepuk-nepuk bangkunya yang kosong dan meminta Jihoon untuk duduk di sana.
Jihoon menggeleng pelan. "Tidak usah repot-repot, Hyerin–ah."
"Tidak, tidak!" tuai perempuan berambut sepundak itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya yang membuat rambutnya itu bergerak-gerak. "Kau harus duduk, Dokter Lee."
"Aku akan langsung ke atas saja menemui Soonyoung."
"Dokter Kwon masih ada tamu, masih ada setengah jam lagi," tutur Dokter Kim yang satu profesi dengan suaminya. "Jadi, duduklah dulu, Dokter Lee. Kasian itu yang di dalam perut."
"Paksa saja, Dokter Kim," imbuh Wonwoo yang meminta Dokter Kim Mingyu untuk membawanya duduk. Jihoon itu kadang suka keras kepala. Sementara, Wonwoo sendiri sedang asyik memakan makanan miliknya.
"Kalian ini memang cocok jadi pasangan. Sama-sama menyebalkan!" erang Jihoon sambil mendecak kesal. Sedangkan, Wonwoo dan Mingyu sendiri kini bersikap tak acuh atas ucapan Jihoon dan lanjut memakan makanan mereka.
Melihat dua insan yang tengah bermadu kasih dengan saling membersihkan sisa roti di ujung bibir mereka itu membuat Jihoon berpura-pura muntah melihat mereka yang justru membuat mereka tertawa atas reaksi berlebihan Jihoon.
"Seperti dengan Soonyoung tidak pernah saja," celetuk Mingyu, "Hei, bahkan kalian sudah melakukan yang lebih dari kami!" sindir Mingyu lagi.
Wonwoo dengan santai mengangguk sambil mengunyah sandwich miliknya. "Benar itu, kalian bahkan sudah melakukan yang lebih dari kami. Kalau perlu bukti, lihat saja perutmu," ucapnya enteng yang membuat semua orang yang sedang berkumpul di meja administrasi itu menahan tawa mereka.
Geram campur malu menjadi satu. Kalau dia tidak sedang hamil mungkin sudah dilemparnya mulut Wonwoo dan Mingyu dengan stetoskop. Namun, yang ia lakukan justru kini hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengusap perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoon
FanfictionEdisi duet maut dan lainnya Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama, tempat atau alur cerita, itu adalah...