"Dia seperti memanfaatkan kepintaran Jihoon."
"Dia hanya modal tampang saja."
"Sebenarnya Jihoon tidak cocok dengannya, lebih cocok dengan Mingyu. Mereka sama-sama pintar, Mingyu juga tidak kalah tampang dengan Soonyoung."
"Bisa-bisanya Jihoon mau pada dia."
Mungkin itu hanyalah segelintir dari sekian banyak cacian yang sering kali Soonyoung dengar. Soonyoung—pria tampan yang begitu terkenal di sekolah dengan kepribadiannya yang ceria dan juga asyik. Bisa dibilang Soonyoung seperti anak-anak pada sesusianya yang nakal-nakal biasa. Berkelahi itu biasa untuk dia. Ya, berkelahi untuk menyelamatkan orang yang ditindak tidak apa-apa, bukan?
Namun—katakanlah para penggemar Jihoon—menganggapnya seperti hama yang hanya merugikan reputasi Jihoon si anak emas. Pada awalnya dia tidak memikirkan omong kosong itu semua, tetapi semakin lama mereka semakin tidak tahu malu. Perkataaan mereka membuat Soonyoung sakit hati kalau terus dibiarkan begitu. Lelaki yang kini tengah melihat kea rah layar ponselnya pun menghela napasnya berat dan menyembunyikan wajahnya ke lipatan tangannya yang ia taruh di atas meja.
"Ada apa?" tanya Jun yang sedang bermain game di ponselnya.
"Apa aku benar-benar tidak cocok dengan Jihoon?" tanya Soonyoung.
"Biasa saja, kenapa?"
Soonyoung pun kembali menghela napasnya. Lelaki itu pun menolehkan kepalanya kea rah jendela kelas yang langsung bisa melihat kea rah lapangan di sampingnya. "Mereka kembali membicarakanku yang tidak-tidak," balas Soonyoung yang kini tengah menatap ke arah kekasihnya yang sedang berbicara dengan Wonwoo di bawah sana.
"Bukankah biasanya juga seperti itu?"
Soonyoung mengangguk atas pertanyaan Jun yang masih fokus pada permainan di ponselnya. "Iya, tapi lama-lama aku muak mendengarnya. Aku juga bisa sakit hati," tuturnya pelan.
"Lalu, kau mau apa?"
Bingung.
Jujur, Soonyoung memang tidak pernah berpikir sampai ke sana. Dia biasanya hanya sebatas kesal saja, tak pernah sampai putus asa seperti ini. "Tidak tahu," katanya sambil mengalihkan pandangannya ketika Jihoon menatap ke arahnya.
Sementara Jihoon yang mendapat perlakuan seperti itu pun mengerutkan dahinya. "Kenapa?" Tanya Wonwoo.
"Tidak biasanya Soonyoung mengalihkan pandangannya dariku seperti itu," jawab Jihoon. Tidak ingin mempermasalahkannya, Jihoon pun hanya mengangkat kedua bahunya dan kembali berjalan bersama Wonwoo.
"Habis pulang sekolah ini kau mau ke mana?" tanya Wonwoo sambil membetulkan kacamatanya yang merosot itu. Merasa tidak mendapatkan jawaban, Wonwoo melihat ke arah Jihoon yang kini sedang melamun.
Sementara Jihoon sendiri baru tersadar dari lamunannya ketika Wonwoo menjentikkan jarinya di depan wajahnya. "Ada apa?" tanya Jihoon yang kebingungan.
Wonwoo yang mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Jihoon pun menghela napasnya. "Justru kau yang ada apa, Lee Jihoon!" geramnya, "Apa yang sedang kau pikirkan, huh?"
Jihoon menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Tidak—" Belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, ia melihat sosok yang sangat ia kenali tengah menarik seorang perempuan hingga perempuan itu menubruk tubuhnya. Sementara lelaki yang menarik paksa pergelangan tangan perempuan itu pun kini malah memeluknya.
Lelaki itu adalah Soonyoung.
Dengan mata kepalanya sendiri Jihoon melihat adegan yang membuat hatinya berasa diremas kuat. Bahkan ketika tatapan mereka bertemu, Soonyoung sama sekali tidak menjauhkan tubuh perempuan itu dan malah mempererat pelukannya. Wonwoo yang juga melihat Soonyoung yang tengah berpelukan dengan perempuan itu tak kalah terkejut dengan Jihoon. Mengambil tindakan cepat, Wonwoo segera menarik tangan Jihoon setelah sebelumnya menatap geram ke arah Soonyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY SHORT CAKE | SoonHoon
FanfictionEdisi duet maut dan lainnya Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama, tempat atau alur cerita, itu adalah...