Edisi duet maut dan lainnya
Disclaimer:
Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada kesamaan nama, tempat atau alur cerita, itu adalah...
Soonyoung itu udah ngincer Jihoon dari lama banget. Jihoon itu bener-bener disukain sama banyak orang, tapi si manis itu sendiri orangnya pendiem. Dia sering banget digodain sama cowok-cowok di kampus, terutama kalau di pelataran fakultas teknik sama fakultas ilmu komunikasi, malu banget Jihoon kalau mesti lewat sana.
Tapi, kalau sekalinya Jihoon murung sama sedih, semua laki-laki yang gemes sama dia itu sudah kaya tameng. Sekali waktu, pernah dia didorong sama kakak tingkat belagu dari jurusan dia—akuntansi. Pokoknya dia iri sama Jihoon. Dia tiba-tiba marah sama Jihoon dan kebetulan hari itu dia lagi bawa tugas buat dikumpulin ke dosen dan sialnya si tugasnya itu diinjek-injek sama mereka.
Sumpah, Jihoon yang biasanya tegar langsung melipir ke toilet buat nangis. Memang masih ada file tugasnya, tinggal dicetak lagi, tapi tetep aja sakit hati bawaannya. Sudah ngerjain tugas sampai malam banget, terus malah diinjek-injek.
Waktu ke luar dari bilik toilet itu ada gerombolan yang suka heboh kalau Jihoon lewat. Mereka gerombolan dari teknik industri. Setahu Jihoon itu anak-anak kelas D, sekelas pokoknya sama Soonyoung. Anak-anak kelas D pada tahu kalau Jihoom gebetan Soonyoung dari lama. Mereka langsung laporan sama bosnya kalau Jihoon matanya sembab dan besoknya mereka ngelabark itu cewek bareng-bareng. Nggak pakai acara berantem, cuma diomongin aja, tapi bisa buat si cewek pada nangis jerit-jerit minta maaf ke Jihoon.
"Nanti kalau ada yang bikin kamu nangis lagi, bilang ke aku, ya." Ini Soonyoung ngomongnya agak nunduk gitu biar sejajar sama Jihoon.
"Ih, jangan dibiasain buat berantem gitu. Nanti kamu jadi banyak yang nggak suka, loh."
"Buat ngebela kamu kok. Di sini 'kan kamu korbannya, jadi aku belain. Mana bisa aku diem aja waktu liat orang yang aku sayang nangis kaya gini."
Jihoon bener-bener dibuat gugup bangetlah sama anak satu ini. Sinting emang ini orang, bisa bikin anak orang gugup kaya orang gila.
"Sekarang mending kita jalan, yuk. Kamu sudah nggak ada kelas 'kan?" tanya Soonyoung.
"Nggak ada."
"Ya sudah, kita ke mall sekalian aku mau cari sesuatu. Temenin aku, ya?"
"Bukannya kamu masih ada satu kelas lagi?"
"Gampang kalau itu. Dosennya baik kok, jadi bisa titip absen, hehehe..."
"Sekali ini aja, ya? Besok-besok aku nggak akan kamu ajak pergi kalau kamu bolos lagi."
"Iya, gemesnya aku..." Ini Soonyoung ngomong sambil pakein Jihoon helm. "Naiknya masih inget?"
"Masih, pegangan dulu ke pundak kamu."
"Ih, anak pinter."
"Aku bukan anak kecil, ya, Soonyoung!"
"Memang bukan, tapi gemesin."
Memang bener-benerlah, jantung Jihoon kalau deket-deket Soonyoung nggak bakal sehat. Bawaannya itu si detak jantungnya kenceng banget kaya mau meledak.
Mereka akhirnya ke mall di tengah-tengah kota. Waktu di jalan Jihoon terus ngerengek buat Soonyoung jangan kenceng-kenceng, soalnya dia takut. Kalau dibonceng sama papahnya nggak pernah sekenceng dibonceng Soonyoung.
Mereka akhirnya turun aja di parkiran. Habis itu mereka jalan buat naik eskalator. Tiba-tiba tangan Soonyoung udah megang tangan Jihoon, makin aja Jihoon salah tingkah.
"Harus banget pegang tangan?"
"Iya, soalnya takut kamunya hilang."
"Aku nggak bakal hilang kok."
"Tetep aja harus antisipasi. Kalau hilang nanti akunya kangen."
"Memangnya kalau kamu kangen kenapa?"
"Kalau aku kangen nanti kamunya kerepotan."
"Loh, kok gitu?"
"Soalnya kalau aku udah kangen, akunya nggak akan mau lepas lagi dari kamu. Memangnya kamu mau aku peluk terus-terusan?"
"M–mau kok," cicit Jihoon pelan banget, tapi masih bisa didenger sama Soonyoung.
Jihoon itu bener-bener gemesin banget. Lama-lama bisa diabetes ini Soonyoungnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.