07- Seblak

180 82 41
                                    

Happy reading and enjoy!

Sesuai dengan perkataan Abi, kini mereka berdua sudah nangkring di salah satu kafe penjual seblak. Disana, terdapat banyak varian seblak dan juga beberapa minuman sebagai pendamping. Tentu, para betina pecinta seblak akan sangat menyukai tempat itu, karena lengkap dan tentu tak banyak menguras kantong.

Yesha dan Abi duduk di salah satu meja bundar yang terletak dekat jendela, salah satu spot yang sangat disukai cewek itu. Yesha sudah memesan seblak campur dan milkshake strawberry, sedangkan Abi hanya memesan cappucino cincau.

"Makasih ya. Gak papa deh gak jadi malem mingguan, yang penting bisa makan seblak!" ucap Yesha memecah keheningan. "Seneng banget! Udah lama banget gak makan seblak."

Abi hanya menggeleng ketika melihat ekspresi Yesha yang sangat kegirangan. Padahal baru di bawa ke tempat ini, gimana kalau dikasih hadiah yang benar-benar wah?

Emang ya, cara nyenengin cewek itu gampang dan sesederhana itu. Abi gak habis pikir sama yang ngatain para cewek matre dan banyak mau nya. Itu mah, cowoknya aja yang gak mau modal, makanya ngomong kek gitu. Ckckck.

"Permisi, ini pesanannya," ucap seorang pelayan yang datang dengan membawa nampan berisi pesanan mereka.

Yesha yang melihat pesanannya sudah tiba pun berbinar dan bersorak kegirangan, membuat Abi menggelengkan kepala karena gemas.

"Terimakasih, mbak." Pelayan itu pun hanya mengangguk lantas pergi meninggalkan meja mereka.

Yesha tersenyum lebar melihat makanan didepannya, sangat menggugah selera. Seblaknya sangat lengkap, terdapat kerupuk, mie, makaroni, otak-otak dan bakso yang di potong kecil-kecil, sayuran hijau, dan terakhir terdapat ceker ayam. Ah, Yesha sangat tidak sabar untuk mencicipinya.

Senyum Yesha semakin mengembang setelah mencicipi kuah merah itu, rasanya sangat enak. Ah, tempat ini sepertinya akan menjadi tempat favoritnya. Dia akan sering-sering mengajak Abi atau kedua temannya kesini.

Abi sendiri hanya bergidik ngeri melihat cara makan Yesha, ditambah lagi kuah seblak yang sangat merah itu, membuat perutnya terasa sakit padahal ia tidak memakannya.

"Lambungnya kambuh lagi jangan nyalahin gue ya," ucap Abi.

"Gak akan. Udah jangan bawel!"

Abi mendengus, lalu menyeruput minumannya dan memperhatikan Yesha yang sangat fokus dengan makanannya.

Beberapa menit kemudian, Yesha menyelesaikan acara makannya dengan penampilan yang berantakan.

Wajah yang memerah dan dibanjiri oleh air mata, mulut yang sangat merah, keringat bercucuran deras, dan rambut yang sudah acak-acakan. Abi yang melihat itu menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya karena memakan seblak pacarnya itu berubah menjadi gembel.

"Pedes banget gila! Hah...." Yesha meminum minumannya dengan tergesa-gesa sembari tangannya yang mengipasi wajahnya.

"Ck, makanya gak usah pedes-pedes!" semprot Abi yang kini membantu Yesha mengelap wajahnya dengan tisu.

"Ish! Pedes Abi tolong!" rengek Yesha yang tak tahan dengan pedasnya. Pasalnya, minumannya sudah habis, dan ia masih kepedasan.

Abi yang tidak tega segera menyodorkan minumannya yang tinggal setengah, dan diterima dengan baik oleh cewek itu. Sekalian, Abi meminta pelayan membawakan air putih yang sedikit panas.

Yesha masih ribut dengan kepedasannya, sesekali merapikan penampilannya yang sangat jauh dari kata rapi.

"Ini terakhir kalinya lo makan seblak sampe pedes banget gini! Gue gak akan izinin lo makan pedes lagi!" Abi memarahi Yesha seperti seorang ayah yang mengomeli anaknya.

Pelayan mengantarkan air pesanan Abi, lalu setelah mendapat ucapan terimakasih, pelayan itu undur diri kembali ke belakang.

"Nih minum." Abi menyodorkan air putih ditangannya dan Yesha meminum air itu.

"Awh.. panas ih!"

"Gak terlalu panas, lagian lebih cepet ilang pedesnya ketimbang minum es," ucap Abi.

Yesha mengangguk lalu menyeruput pelan-pelan air itu, hingga rasa pesanya berkurang.

"Gimana? Masih pedes?" tanya Abi.

"Udah enggak."

Hening beberapa saat, lalu Abi membuka suaranya.

"Mau langsung pulang?"

"Jangan pulang dulu dong! Gue pengen main," rengek Yesha.

Abi menghela nafas, "mau kemana dulu?"

Yesha berpikir sejenak lalu tersenyum lebar ketika terlintas tempat yang ingin dia  kunjungi.

"Gimana kalau ke jembatan biru aja?" Abi mengangguk, lalu keduanya segera beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju kasir untuk membayar.

Setelah keluar dari kafe tersebut, Yesha dan Abi berjalan bergandengan menuju mobil yang terparkir rapi. Abi sengaja memilih mobil karena malam ini cuacanya sedikit dingin.

~•~

Sesampainya di jembatan biru sesuai dengan keinginan tuan putri, mereka turun dari mobil dan duduk disalah satu bangku kayu yang memang sudah disediakan disana.

Cuaca malam ini sedikit berangin, tetapi Yesha kekeh ingin ke tempat ini. Katanya, ia sedang ingin melihat danau di tempat ini. Apalagi malam ini langitnya sangat mendukung, karena bintang-bintang bertaburan dan terdapat bulan purnama yang bersinar terang. Memantulkan cahayanya pada air danau, membuat siapa saja yang melihatnya akan berdecak kagum, seperti Yesha.

"Bagus banget sih," decak Yesha dengan mata yang berbinar.

Sudah lama Yesha tidak kesini, karena kesibukannya dengan sekolah. Ditambah, Abi yang selalu melarang karena angin di sini selalu berhembus kencang, takut masuk angin katanya.

Sedangkan Abi hanya tersenyum tipis melihat binar bahagia yang terpancar di mata Yesha. Cowok itu merasa bangga menjadi seorang lelaki karena mampu membahagiakan gadisnya, walau hal kecil sekalipun.

Karena hawa dingin yang semakin menusuk kulit, Abi beranjak dari duduknya dan berjalan menuju mobil untuk mengambil jaket yang selalu tersedia, untuk berjaga-jaga. Yesha sendiri hanya terdiam tanpa peduli dengan yang dilakukan Abi.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Abi kembali menghampiri Yesha dan menyampirkan jaket tebal milik Yesha di bahu cewek itu. Yesha tersenyum, lalu semakin mengeratkan jaketnya pada tubuhnya.

"Pulang yuk, makin dingin," ajak Abi.

"Bentar lagi." Yesha hanya menjawab singkat membuat Abi mendengus.

Terjadi keheningan diantara keduanya, saling menikmati suasana malam hari yang begitu indah. Hingga rintihan Yesha membuyarkan lamunan Abi dan menatap cemas cewek disampingnya.

"Lo kenapa?" tanya Abi panik.

"Awsh... Pe-rut.. gu-e..." Yesha mencengkeram perutnya yang terasa sakit.

"Ini pasti gara-gara makan seblak tadi," decak Abi lalu memapah Yesha untuk menghampiri mobilnya.

Setelah keduanya masuk kedalam mobil, Abi melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat, karena ia takut terjadi sesuatu pada Yesha seperti waktu lalu.

"Shh... Sakit banget Abi..." rintih Yesha dengan kedua pipi yang sudah basah oleh air mata.

Abi yang melihatnya segera menginjak pedal gas agar cepat sampai rumah sakit, apalagi melihat raut kesakitan Yesha, semakin membuatnya kalang kabut.

"Tahan bentar, bentar lagi sampe rumah sakit."

Mobil Abi melaku semakin kencang memcah jalan raya, tak mempedulikan kendaraan lain yang protes karena menjadi korban salip mobilnya.

Tbc

Masih ada yg melek gk ya wkwk

Biasakan untuk vote n komen yaaa, jgn lupa jg follow akun aku mweheheh

Makasih ❤️

Couple Gesrek [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang