Happy reading and enjoy-!
.
.
.
.Waktu telah terlewati dengan cepat. Saat ini Yesha, Abi dan teman-temannya sudah menduduki kelas akhir. Selama beberapa bulan ini tidak ada masalah serius yang mengganggu mereka semua. Kecuali ada satu masalah yang membuat Yesha jengkel.
Selama beberapa bulan ini pula, Gea semakin gencar mendekati Abi bahkan secara terang-terangan mencoba untuk merebut Abi dengan wajah sok lugunya itu. Dan tentu saja Yesha di buat kesal bukan main.
Seperti saat ini contohnya. Padahal ini weekend, waktu yang sangat pas untuk berkencan dengan pasangan tercinta. Namun, segala bayangan indah yang Yesha pikirkan selama bersama Abi harus pupus.
Kencan mereka di ganggu oleh Gea! Catat itu baik-baik!
Dengan tak berdosanya, cewek itu duduk di tengah-tengah antara Abi dan Yesha yang sedang makan siang bersama di sebuah kafe dekat dengan taman kota.
"Lo ngapain sih disini?! Ganggu mulu hidup lo!" semprot Yesha ketika melihat Gea dengan wajah tak berdosanya.
"Aku juga mau makan kali," balas Gea dengan santai.
Dan, selama beberapa bulan ini pun Yesha semakin melihat sifat asli dari seorang Gea. Yang pada awalnya ia kira cewek di depannya ini adalah gadis baik-baik dan lugu, namun ternyata semua itu hanyalah topeng saja. Dan tentu, hanya Yesha saja yang menyadarinya. Tidak tahu yang lainnya.
"Terus ngapain duduk di sini?"
"Loh, ini kan tempat umum. Bebas dong aku mau duduk dimana aja." Gea berucap tanpa menyadari bahwa seseorang di seberangnya itu sudah siap untuk menunjukkan tanduknya. Kesal sekali bung!
Yesha menghela nafas panjang guna meredakan emosi yang muncul barusan. Nafsu makannya sudah hilang entah kemana setelah kedatangan Gea. Lalu, tanpa peduli ia bangkit dari duduknya dan tentu membuat atensi Abi teralihkan dari piring makanannya. Karena sedari tadi ia hanya diam memperhatikan, tidak ingin ikut campur. Namun, jika sudah genting barulah ia akan turun tangan.
"Mau kemana?" tanya cowok itu.
"Pulang!" ketus Yesha lalu meraih tasnya dan pergi dari sana.
Abi yang melihat itu segera menyusul Yesha. Untung saja makanan mereka sudah di bayar sedari tadi.
"Cha! Tunggu!"
Gea yang melihat itu mendengus kesal. Gagal lagi ia untuk mendapatkan hati Abi.
"Sial!"
~♡~
Yesha memasuki rumahnya dengan menghentakkan kakinya ke lantai. Ia sungguh kesal, amat kesal. Ingin rasanya cewek itu mencakar wajah sok cantik Gea, yang sayangnya masih cantikan dirinya.
Abi menyusul Yesha yang berjalan memasuki kamarnya. Ia tahu, cewek itu pasti kesal lantaran kencan mereka untuk yang kesekian kalinya di gagalkan oleh Gea.
Dengan langkah besarnya, Abi sampai di depan kamar Yesha. Cowok itu mengetuk pintunya berkali-kali, berusaha untuk membujuk Yesha yang lagi ngambek.
Beruntungnya Abi, karena saat ini kedua orang tua Yesha sedang tidak ada di rumah. Jadi, dia tidak akan di interogasi yang nantinya akan membuatnya kesulitan untuk menghadapi Baron.
"Cha... Buka pintunya, sayang!"
Tidak ada sahutan sama sekali dari dalam kamar. Membuat Abi menghela nafas panjang lalu pergi dari depan pintu menuju rumahnya.
Tak berselang lama, Abi kembali dengan kunci cadangan kamar Yesha.
Bagaimana ia memilikinya? Karena, ia berantisipasi dari lama jika suatu waktu akan di butuhkan. Seperti sekarang.
Cklek-!
Pintu itu di dorong dan Abi mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar Yesha. Dan yang ia dapati adalah kegelapan. Membuat Abi harus meraba-raba di tembok untuk menemukan saklar lampu.
Klik
Lampu menyala, dan matanya langsung tertuju pada seonggok manusia sedang bergelut selimut di atas ranjang besar itu. Cowok itu menghela nafas lalu berjalan menghampiri cewek yang sedang tidur itu.
Duduk di tepi ranjang, lalu sedikit merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik milik Yesha.
Dan pandangan Abi menangkap sesuatu pada wajah cewek itu. Kedua mata sedikit sembab dengan hidung yang memerah, dan jangan lupakan terdapat bekas air mata di pipi tembamnya.
Rasa bersalah kembali menyeruak dalam rongga dada Abi. Karena, untuk yang kesekian kalinya ia membuat orang yang ia cintai menangis.
Tangan Abi terulur untuk mengusap lembut rambut Yesha, terkadang beralih ke pipi. Tersenyum tipis melihat wajah Yesha yang sedang tidur. Begitu polos dan menggemaskan. Ingin sekali ia mengecup bibir pink yang menggoda itu, atau bahkan melumatnya dengan lembut. Namun, ia segera tepiskan fantasi liarnya itu karena tidak ingin membuat gadisnya itu marah.
"Maafin gue untuk yang... Gak tau udah keberapa kalinya. Tapi gue beneran gak tau kalo Gea bakalan kesana dan kacauin rencana kita. Gue janji, ini untuk yang terakhir kalinya dia bisa gangguin waktu kita," lirih Abi dengan tangan yang masih bertengger di kepala Yesha.
Setelah setengah jam ia berada di posisi seperti itu, akhirnya Abi beranjak dari duduknya karena sekarang sudah sore.
Menundukkan tubuhnya lalu mengecup seluruh wajah Yesha dengan lembut, dan berakhir memberikan lumatan singkat di bibir Yesha. Maafkan Abi yang khilaf barusan.
Kembali mengecup kening Yesha, namun kali ini terlihat sedikit lama seolah sedang menyalurkan rasa sayangnya pada cewek yang sedang tertidur pulas itu.
"Selamat tidur.... Dan maaf."
Setelahnya, Abi keluar dari kamar Yesha untuk pulang ke rumah, sekedar membersihkan diri dan meminta izin kepada orangtuanya untuk menginap malam ini di rumah Yesha, menemani cewek itu.
Tbc
N O T E -!!
Halo, apa kabar?
Aku lama bgt ya gk up cerita ini T_T
Sekalinya up, dikitnya gk tertolong T_TAda bbrp faktor yg buat aku gk up:
Pertama, mendadak gada ide.
Kedua, udh kelas akhir, jd makin bnyk kegiatan dan lg persiapan buat ujian² yg akan mendatang
Ketiga, mood nulis aku hilang gtu aja dri kemarin².
Makanya, maafkan aku yg gk konsisten ini huhu 😭
Insyaallah, doain aja ya gaiss. Semoga, aku bisa luangin sedikit waktu buat lanjutin ini cerita smpe tamat besok². Karna, aku jg greget pengen tamatin ini cerita, cmn ya itu. Kendalanya yg tiga di atas.
Sekali lg, aku minta maaf yaaa🙏
Terimakasih atas pengertiannya 🙏
See you-!
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Gesrek [On Going]
Teen FictionPunya pasangan yang romantis tentu menjadi impian siapa saja. Tapi pernah mikir gak sih, kalo punya pasangan yang bobrok, gila, sedikit akhlak, dan sangat menyebalkan? Itu sama sekali bukan impian Yesha dan Abi. Tapi, takdir menyatukan mereka lewat...