24- Ragu?

62 5 23
                                    

Happy reading and enjoy guys!!!
Sorry for typo
.
.
.
.

Setelah kejadian dimana Abi membatalkan kencannya dengan Yesha, Gea semakin gencar mendekati Abi. Membuat Yesha kesal setengah mati. Emang ya, kalo dari orok nya udah jadi ular tetep aja ular. Mau di rubah juga gak bisa, karena gak mungkin dari ular berubah jadi cicak. Oke lupakan.

Seperti saat ini, Gea membuntuti Abi kemana pun cowok itu pergi. Untung saja saat ke kamar mandi, Gea tidak ikut. Kalo iya, pasti bakalan di ajak baku hantam sama Yesha.

"Lo tuh ya, nempelin cowok gue terus! Mau jadi pelakor lo?!" tegur Yesha yang sudah kelewat kesal.

"Lah, serah aku dong. Kan yang punya kaki aku," balas Gea santai seperti tidak memiliki beban sama sekali. Sangat halal untuk di bacok. Canda guys.

"Lo sadar diri kek jadi cewek! Abi udah punya cewek, masih aja ngintilin kek buntut kambing!" sarkas Yesha.

"Kamu nyamain aku sama buntut kambing?!"

"Enggak sih, buntut kambing kebagusan. Lo itu kek moncong babi, upsie!" Yesha berlaga seolah-olah ia keceplosan, padahal mah sengaja.

Wajah Gea sudah memerah menahan kesal. Namun ia berusaha untuk tidak terpancing untuk menjaga image-nya sebagai anak yang kalem. Padahal mah dari tadi udah keliatan kagak kalemnya.

Tepat sebelum Gea membalas ucapan Yesha, Abi keluar dari toilet dan menatap heran keduanya. "Kalian ngapain disini? Ngintipin gue ya?"

"Dia nih, Bi. Ngedorong aku, nuduh kalo aku mau ngintipin kamu," adu Gea yang tentu saja membuat Yesha membelalakkan matanya. Ngedorong apaan dih, nyentuh aja belum.

"HEH! SEKATE-KATE AJA NIH MULUT YA! MANA ADS GUE NYENTUH LO!" Yesha mencomot bibir Gea dengan kencang membuat sang pemiliknya memekik tertahan.

"Emang bener sih yang gue bilang tadi, lo itu kek cungur babi. Najisin!" sarkas Yesha yang sudah tidak bisa lagi peduli dengan kalimatnya. Ya, karena kalo di baikin, malah ngelunjak nih anak.

"Udah udah, napa jadi pada ribut gini," lerai Abi. Tau sendirilah kalo cewek udah adu mulut itu gak akan pernah beres.

"Sekarang kita balik ke kelas, yuk!"

Kedua mata Gea berbinar, menyangka kalau lengan kiri Abi akan merangkul dan berjalan bersamanya menuju kelas. Namun, baru saja ia akan berjalan mendekati Abi, tatapannya berubah menjadi datar. Karena apa? Karena lengan Abi melewati atas kepalanya dan merangkul Yesha, lalu pergi meninggalkannya begitu saja.

"Ihhh! Nyebelin banget sih!" pekik Gea ketika Abi dan Yesha sudah hilang di belokan.

~•~

"Geri! Anterin gue ke gramed yuk!"

Geri yang baru saja akan memasang helm-nya terhenti ketika mendengar suara cempreng milik Beby.

"Males ah," tolak Geri yang kemudian memasang helm-nya.

"Ihhhh!!! Lo mah gitu sama gue! Bentar aja Geriii,"

"Gue pengen tidur, By. Cape banget gue,"

"Sok-sokan cape, dari tadi lo tidur terus ya di kelas!"

Geri meringis dan menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal. Namun tersadar, bahwa ia sedang menggunakan helm saat ini, jadi yang ia garuk hanyalah helm-nya.

"Ck, yaudah buruan! Awas aja kalo lama."

"Oke siap!" Beby langsung hormat patuh dan segera menaiki motor Geri.

Setelah keduanya duduk dengan nyaman, motor itu melesat keluar dari pekarangan sekolah.

Sedangkan di tempat lain, Gea sedang mencari-cari Abi yang tadi pergi ke kamtin katanya. Dan setelah usahanya dalam pencarian cowok itu berhasil, ia segera menghampiri Abi yang sedang menyeruput es teajus nya.

"Abi!"

Sang empu nama tersedak karena pekikan itu. Ya iyalah, lagi enak-enakan minum es eh di kagetin. Ya keselek lah.

"Apaan?"

"Emm.... Aku nebeng sama kamu ya?"

Abi mengangkat sebelah alisnya karena bingung. Ada udang di balik badak nih keknya.

"Boleh ya?" tanya Gea lagi dengan menunjukkan puppy eyes nya.

"Gu--"

"Abi balik sama gue," tukas Yesha yang tiba-tiba muncul entah darimana.

"Kamu siapanya Abi? Majikannya? Sampe apa-apa balik sama Abi terus,"

"Lah gue ceweknya, punya hak. Lah elo siapanya? Temen dia bukan, sok kenal banget jadi cewek!" ketus Yesha yang membuat Gea tentu saja kesal.

"Aku calon pacarnya," balas Gea yang sangat menantang Yesha untuk memotong lidahnya itu.

"Ohhh hhahaha! Calon pacar?" Yesha berjalan mendekati Gea hingga keduanya hanya berjarak beberapa senti saja. "Mau gantiin posisi gue ternyata. Tapi satu yang mau gue tanya, lo mampu gak bos?!"

Setelah mengatakan itu, Yesha segera menarik lengan Abi yang sedari tadi hanya menonton saja.

Yesha menghentikan langkahnya dan memutar kepalanya kembali menghadap Gea yang sedang mengepalkan tangannya. "Abi gak akan suka sama lo, karena muka lo terlalu mirip kek tante girang ketimbang anak sekolahan."

Puas mengatakan itu, Yesha berlalu bersama Abi dengan tangan yang saling menggenggam.

Biarlah dia dikatakan jahat karena ucapannya tidak pernah di saring dulu. Tapi, menghadapi cewek ular macem Gea tuh harus di kasarin. Nanti spesies macam dia nambah banyak di muka bumi ini kalo gak di basmi. Untung aja bukan pake sianida di basminya. Coba aja kalo iya, bisa-bisa Yesha akan terkena kasus seperti yang pernah viral pada masanya.

Selama diperjalanan, mobil yang di tumpangi oleh Abi dan Yesha hanya diiringi oleh kesunyian. Ya, hari ini Abi sengaja membawa mobil karena katanya kasian dikurung terus di garasi.

"Hufft...." Yesha menghembuskan nafasnya membuat Abi melirik sekilas cewek itu.

"Kenapa?" tanyanya.

"Gue punya saingan yang berat keknya."

"Saingan apa?"

"Kek si Gea. Keknya dia beneran suka sama lo,"

Abi mengernyitkan dahinya, karena tidak biasanya Yesha akan mengeluh hanya karena masalah ini. "Tumben banget, ini kek bukan lo."

"Makanya gue juga heran. Tapi... Gue ngerasa, kalo Gea itu keknya saingan yang paling berat dan paling berbahaya. Gue punya firasat, kalo dia bakalan berhasil bikin hubungan kita hancur."

Abi menggenggam tangan kanan Yesha dengan tangan kirinya dan tangan yang lainnya mengendalikan setir mobil.

"Ssst... Kita gak akan pisah, gue janji." Abi mengelus punggung tangan Yesha dengan ibu jarinya, meyakinkan cewek itu.

Namun, entah kenapa Yesha agak sedikit ragu dengan ucapan Abi barusan. Seperti, akan ada sesuatu namun ia tidak tahu apa itu.

Sekali lagi Yesha menghela nafas dan mengeratkan genggamannya sembari menatap keluar jendela dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

Semoga yang lo omongin bener, Bi, batinnya.

Tbc

Halo gaisss, baru ketemu lg nih kita wkwk.
Udh lama bgt ya aku gk update huhu.

Hampura gais hampura, aku tuhdri kemaren gk punya ide buat ngetik, karna aku pake sistem sekali ngetik langsung publish heheh. Di tambah, aku gada mood samsek buat update dri kemaren. Makanya bru bisa skrg. Maaf yaaa...

Tp aku mau ngucapin makasih buat yg masih ttp nunggu cerita absurd aku yg satu ini update. Terhura aku gaisss😭 makasih banyak lohhhh❤️

Selalu ingat yaaa, untuk vote n komen.

Makasih udh dukung aku selama ini🙆❤️

See youu next part gaissss❤️❤️

Couple Gesrek [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang