28

19 3 0
                                    

B.Tiger tengah tampil di aula SMA Trisatya sebagai pengisi di acara sekolah. Tama dengan ketipungnya, Ainur dengan gitarnya, Arka dengan gitar bassnya dan Diki sebagai vokalis. Mereka membawakan dua lagu, yaitu lagu milik Fourtwnty yang berjudul fana merah jambu dan lagu sayang milik Via Vallen. Mereka berempat banyak mengundang kekaguman dari murid SMA Trisatya, terutama kaum perempuan. Nama B.Tiger sendiri sudah eksis di sekolah itu sejak anggota B.Tiger kelas X.

Sorak teriak dari banyak kaum perempuan dilantunkan di aula itu. Mereka berteriak menyebut nama-nama anggota B.Tiger. Nama Arka paling banyak di sebut oleh para perempuan yang ada di sana. Bagaimana tidak, Arka yang memiliki pembawaan dingin begitu memesona ketika berada di atas panggung. Jika kebanyakan band, vokalis yang akan memiliki banyak penggemar, maka berbeda dengan B.Tiger. Pemain gitar bass merekalah yang paling banyak memiliki penggemar. Arka yang begitu di idam-idamkan oleh kaum perempuan karena cocok dibilang cowok badboy yang mempunyai aura keren bagi kebanyakan cewek SMA.

"Arka, Arka." teriak beberapa perempuan termasuk Dewi

Andan meyikut lengan Dewi "Apaan sih Dew, lo pakai ikut-ikutan teriakin nama Arka?"

"Astaga Andan, Arka ganteng banget." Dewi menjawab namun fokusnya masih pada Arka yang berdiri di tengah panggung aula

Andan kesal. Bisa-bisanya Dewi bicara seperti itu "Ganteng dari mana sih? Dia..."

"Udahlah, Dan. Biarin aja." lerai Biru. Ia tak ingin teman-temannya berdebat di tengah keramaian "Mending lo fokus teriakin nama Tama aja, iya kan?"

Andan merasa apa yang diucapkan Biru benar juga. Mending dia fokus pada Tama dan tak menghiraukan hal lainnya "Iya udah deh. Gue mau fokus ke Rangganya gue."

Setelah penampilan B.Tiger selesai, mereka berempat turun dari panggung. Arka tak sengaja melihat Adira di sana. Lantas, ia menghampiri Adira "Kamu juga disini?" tanya Arka tersenyum. Ia bersikap manis pada Adira. Banyak perempuan yang merasa iri pada Adira.

Adira tersenyum "Iya, gue ikut teman-teman, Ka. Iya udah, gue balik duluan ya."

Arka mengacak pelan rambut Adira dan tersenyum "Iya, hati-hati." Adira yang dielus kepalanya, tapi para perempuan yang ada di aula yang berteriak histeris. Banyak dari mereka yang ingin berada di posisi Adira. Mereka sampai greget pada Adira karena tak menerima cinta Arka. Dia menolak Arka yang notabenya most wanted di sekolah SMA Trisatya.

Arka kembali menghampiri teman-temannya setelah Adira pergi "Masih aja deketin Adira, njing." tegur Diki pada Arka. Pasalnya, udah hampir setahun Arka mendekati Adira, namun, Adira tak pernah membalas perasaan Arka.

Tama malah mengejek Arka "Tau tuh, bucin banget lo, Ka. Padahal, banyak cewek yang tergila-gila sama lo."

"Gak tau juga gue, njing. Kayaknya cuma Adira yang narik perhatian gue." Jawab Arka santai

Ainur menahan tawanya "Move-on bro, move-on."

***

Pagi ini, Bu Nina masuk ke kelas XII-IPS 2. Ia memberi materi akuntansi. Namun, hanya sebagian murid yang mengerti akan penjelasannya. Akibatnya, ia berencana membuat kelompok bagi murid-muridnya "Baiklah anak-anak. Untuk memudahkan kalian memahami materi, ibu akan membagi kelompok-kelompok. Murid yang mengerti tentang materi yang ibu jelaskan tadi akan ibu pasangkan dengan yang tak mengerti supaya yang mengerti bisa mengajari yang tak mengerti."

Semua murid hanya mendengarkan perkataan Bu Nina. Sedangkan Bu Nina, mulai membagi kelompok-kelompok yang terdiri dari dua orang "Tama satu kelompok dengan Andan." Tentu, Andan merasa bahagia karena satu kelompok dengan Tama. Namun, ia juga merasa khawatir karena takut grogi jika berada di dekat Tama.

Kemudian, Bu Nina melanjutkan ucapannya "Selanjutnya, Arka sama Bitah." Biru membulatkan matanya lebar. Ia tak menyangka jika ia satu kelompok dengan Arka. Sedangkan Arka, ia samar-samar menarik sudut bibirnya ke atas. Ada perasaan senang karena ia satu kelompok dengan Biru. "Baiklah. Sudah kebagian kelompok semua. Saya mau, kalian yang mengerti mengajari teman kelompok kalian yang tidak mengerti. Untuk yang tidak mengerti, kalian harus benar-benar belajar karena akan saya tes minggu depan."

Lalu, bel istirahat pertama berbunyi. Tama menghampiri Andan "Andan, kita satu kelompok."

"I-ya, Tam." balas Andan gugup seperti biasa ketika berhadapan dengan Tama

"Kita mau kelompok dimana? Rumah lo apa rumah gue?"

"Ter-terserah."

Tama tampak bingung dengan nada bicara Andan "Lo kenapa sih, kok gugup gitu?"

Andan merasa malu. Ia menggelengkan kepalanya "Gak-papa."

"Iya udah. Di rumah lo aja ya?" Andan mengangguk, tak masalah dengan saran Tama untuk berkelompok di rumahnya "Oke. Alamat rumah lo dimana?"

"Ja-jalan Melati No.43"

Tama sedikit kaget "Beneran, rumah lo di Jalan Melati?"

Lagi-lagi, Andan menganggukkan kepalanya "I-ya."

"Kok gue gak pernah lihat lo ya? Padahal, rumah gue juga di Jalan Melati. Lo SD-nya sekolah dimana?"

"SD Melati I."

Tama semakin terkejut "Lah, berarti lo teman SD gue dong? Kok gue baru tau ya? Lo tau gak kalau gue teman SD lo?"

"Tau lah."

Tama tiba-tiba tertawa "Hahaha, bodoh banget gue gak kenal sama teman SD gue."

Andan terpanah melihat raut wajah Tama ketika tertawa "Astaga Tama, lo ganteng banget." batinnya

***

Setelah pulang sekolah, Biru berjalan menuju halte. Sebuah motor harley berwarna hitam berhenti di depannya. Biru tak bisa mengenali orang itu karena dia memakai helm yang kaca hitamnya sengaja ditutup. Pengendara motor itu membuka helmnya dan melirik ke arah Biru "Ayo, naik." ucapnya tiba-tiba. Biru terkejut mengetahui siapa pengendara motor itu. Ia adalah Arka. Tumben Arka mengajaknya pulang bersama? Melihat Biru yang bungkam, Arka kembali membuka suara "Malah bengong. Cepat naik!" ia menjeda ucapannya "Tapi, lo gak usah geer. Gue ngajak lo pulang bareng karena gue gak mau lo telat datang ke rumah gue." mereka memang akan berkelompok di rumah Arka

"Gue bisa naik angkot kok. Gue gak bakal telat datang ke rumah lo, janji."

"Udah, ayo." paksa Arka

"Beneran gak usah. Gue gak bawa helm. Nanti gimana kalau ada polisi dan di tilang?" Biru beneran takut di tilang

Diam-diam Arka tersenyum "Polos banget sih nih cewek." gumamnya dalam hati. Arka meraih tangan Biru dan menyuruhnya untuk naik ke motornya "Mau naik sendiri apa gue yang paksa?"

Biru yang mendapat tatapan tajam dari Arka, memilih untuk naik ke motor Arka. Sejak Biru naik ke motor itu, tak ada percakapan diantara keduanya. Mereka sama-sama bungkam. Setelah beberapa menit, mereka tiba di depan rumah Biru. Kemudian, Biru turun dari motor Arka "Makasih."

"Hmm." balas Arka

Saat Biru hendak masuk ke dalam rumahnya, Ia dikagetkan dengan Arka yang juga turun dari motornya. Arka mengekor di belakang Biru. Biru menoleh pada Arka "Lo, kenapa ngikutin gue?"








Biru Tengah Malam (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang