47

25 1 0
                                    

Biru terkejut ketika melihat Raka berada di depan rumahnya "Ka, lo di sini?"

Raka menoleh dan langsung memeluk Biru. Ia benar-benar merindukan gadis ini "Maafin gue, Bir."

Biru melepas pelukan Raka "Ka, lo kenapa?"

"Bir, gue bakal jujur sama lo." Raka membuang nafasnya kasar "Gue cinta sama lo."

Bola mata Biru membulat "Apaan sih, Ka? Bercanda lo kali ini gak lucu."

"Gue serius, Bir." Biru memerhatikan dengan cermat wajah Raka. Ia tak menemukan kebohongan disana. Mungkin, jika Raka mengatakan ini lebih awal, Biru akan menjadi perempuan yang paling bahagia. Tapi, sekarang perasaannya sudah pusnah. Melihat kebungkaman Biru, Raka meraih tangan Biru "Bir, gue beneran cinta sama lo dan gue juga sadar kalau lo juga cinta sama gue kan? Maafin gue, selama ini pura-pura gak peka. Gue punya alasan, Bir."

Biru menarik tangannya "Gue emang cinta sama lo, Ka. Tapi, itu dulu. Setelah lo tunangan sama Tisa, gue berjuang mati-matian buat lupain lo."

"Gue mohon jangan lupain gue dari hati lo, Bir." terpancar kesedihan di mata Raka

Biru menarik nafas "Ka, gue gak bakal lupain lo. Lo bakal selalu gue anggap sahabat terbaik gue."

"Tapi, gue mau lo tetap cinta sama gue, Bir. Gue gak mau lo cuma anggap gue sahabat."

Biru menggeleng "Gak bisa, Ka. Perasaaan gue ke lo udah hilang. Mending, lo fokus aja sama Tisa, Ka."

"Tapi, gue cintanya sama lo, Bir."

"Terus kenapa lo tunangan sama Tisa?"

"Itu bukan kemauan gue." Raka mengusap wajahnya kasar "Gue pacaran sama Tisa karena gue kesepian sejak lo pindah. Itu cara gue supaya gue bisa lupain lo untuk sementara waktu. Tapi, semua gak berhasil karena lo selalu ada dipikiran gue dan cara ini malah buat gue terjerumus lebih dalam lagi. Saat orang tua gue tau kalau gue pacaran sama Tisa, mereka menjodohkan gue dan mendesak gue untuk segera bertunangan sama Tisa dangan alasan perusahaan berada di ambang kehancuran dan satu-satunya orang yang bisa membantu adalah orang tua Tisa. Jadi, gue terpaksa menerima pertunangan itu. Tapi, gue sadar kalau gue gak bakal bahagia. Gue pernah bilang sama lo kalau gue gak akan nikah kalau bukan sama lo kan? Gue serius, Bir. Gue emang pengecut karena gak berani ngungkapin perasaan gue ke lo dari dulu. Gue hanya gak mau kehilangan lo kalau lo tau perasaan gue yang sebenarnya. Gue juga takut kalau misal kita pacaran sekarang, nanti kita akan putus. Maka dari itu, gue berencana buat langsung melamar lo nanti pas gue udah sukses. Gue mau kita langsung nikah. Tapi, saat gue tau lo udah punya pacar, gue jadi takut semakin kehilangan lo. Lo mau kan Bir, jadi pacar gue? Gue bisa kok relain semuanya, termasuk Tisa."

"Maaf, Ka. Gue gak bisa. Perasaan gue udah milik orang lain. Gue yakin lo bisa ngelupain gue seperti gue yang ngebuang perasaan gue ke lo. Apalagi, sekarang ada Tisa. Gue lihat dia gadis yang baik."

Wajah Raka berubah menjadi sendu "Apa benar-benar gak ada kesempatan buat gue, Bir?"

Biru menggelangkan kepalanya "Maaf, Ka."

Raka mencoba untuk tersenyum. Ia tau bahwa ia terlambat "Gak usah minta maaf, Bir. Gue yang salah." ia menatap lekat Biru "Boleh gue peluk lo, sekali saja?"

Biru mengangguk dan langsung mendapat pelukan hangat dari Raka "Lo bakal jadi sahabat gue selamanya, Ka."

Tanpa mereka berdua sadari, sosok Arka menyaksikan mereka yang sedang berpelukan.

***

Andan menarik Biru menuju lapangan. Di sana, sedang diadakan perayaaan ulang tahun sekolah. Seperti biasa, jika terdapat acara di sekolah, maka B.Tiger akan diminta untuk mengisi acara sebagai hiburan. Andan sangat ingin menonton pujaan hatinya, siapa lagi kalau bukan Tama. Oleh karena itu, ia memaksa Biru untuk ikut dengannya agar ada temannya karena Dewi sedang malas untuk panas-panasan di lapangan "Astaga Bitah, Rangga gue ganteng banget." teriak Andan histeris saat melihat Tama di atas panggung

Biru hanya mengiyakan saja karena ia sebenarnya lagi tak mood untuk melihat B.Tiger tampil. Ia pasti akan sedih melihat Arka. Namun, tak bisa dipungkiri jika Biru diam-diam mencuri pandang pada Arka sekarang.

Saat B.Tiger selesai membawakan sebuah lagu, Diki sang vokalis berkata "Untuk hari ini, kalian mau gak dengerin Arka nyanyi?"

"Mau." teriak penonton

Sedangkan Arka menyenggol lengan Diki "Apaan sih, Dik? Gue gak mau."

"Ayolah, bos. Hitung-hitung ini hadiah dari lo buat hari ulang tahun sekolah." bujuk Diki dan disambut teriakan-teriakan nama Arka dari penonton. Mereka ingin mendengar suara sang most wanted sekolah.

Karena merasa terdesak, akhirnya Arka setuju "Oke. Gue bakal nyanyiin satu lagu aja." penonton bersorak riang karena Arka setuju untuk bernyanyi. Arka mulai menyanyikan lagu dari Dewa 19_Pupus

Aku tak mengerti apa yang kurasa
Rindu yang tak pernah begitu hebatnya
Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu
Meski kau takkan pernah tahuAku persembahkan hidupku untukmu
Telah kurelakan hatiku padamu
Namun kau masih bisu diam seribu bahasa
Dan hati kecilku bicaraBaru kusadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Kau buat remuk seluruh hatiku

Arka menyanyikannya dengan penuh penghayatan. Sampai-sampai membuat penonton terbawa suasana. Saat bernyanyi, Arka hanya fokus pada seorang gadis "Dir, kayaknya Arka bawain lagu itu buat lo deh. Lihat tuh, dari tadi dia lihatin lo terus." opini teman Adira

"Masak sih?" tanya Adira malu-malu

"He'em. Makanya, Dir lo jangan nolak Arka lagi. Mungkin, dia patah hati karena selalu lo tolak."

Biru dan Andan sedari tadi mendengar percakapan Adira dan temannya karena mereka berdua memang berada tepat di belakang Adira. Andan berbisik pada Biru "Bit, gue yakin mereka salah. Arka lihatin lo kok." Biru mencoba untuk tak terlalu percaya diri. Mungkin, benar Arka sedari tadi melihat Adira.

Tepuk tangan dari penonton mulai bersorakan ketika Arka berhasil menyelesaikan lagunya "Wah, wah. Dalam banget lo nyanyinya, Ka. Mending kita suruh naik aja cewek yang udah buat lo patah hati. Mungkin, dia mau nerima lo sekarang." ucap Diki "Yuk, kita suruh dia maju. Adira maju ke depan dong."

Adira menunjuk dirinya sendiri karena masih tak percaya "Gue?"

"Udah sana, maju." suruh teman Adira. Adira pun maju ke atas panggung. Banyak penonton yang iri dan ada juga yang malah mengejek Biru.

"Kayaknya, Bitah cuma ngaku-ngaku jadi pacarnya Arka deh."

"Gue juga mikir gitu. Atau jangan-jangan dia cuma dijadiin pelampiasannya Arka doang ya?"

"Gue yakin, Arka cuma cinta sama Adira bukan Biru."

Kata-kata itulah yang dilontarkan para cewek yang menyaksikan itu.

"Gimana nih, ada yang mau lo omongin gak Dir sama Arka?" tanya Diki

"Emmm, gue mau minta maaf sama lo Ka karena dari dulu udah nyuekin lo. Tapi, sekarang gue mau kok jadi pacar lo." pengakuan Adira membuat semua orang terperangah. Sedangkan, Biru sudah tidak sanggup lagi berada ditempat itu. Ia memilih pergi dengan meneteskan air matanya.

Biru Tengah Malam (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang