"Ikut ke dalam lah." jawab Arka santai
Biru menaikkan satu alisnya ke atas "Hah? Buat apa?"
"Buat ngawasin lo biar gak lama ke rumah guenya." Biru malas meladeni Arka yang tak jelas. Biru kesal karena Arka menganggapnya seperti seorang tahanan yang perlu di awasi. Biru lantas memasuki rumahnya dengan tetap diikuti oleh Arka.
"Assalamualaikum." ucap Biru ketika membuka rumah
Bunda Kiya berjalan untuk menghampiri anaknya "Walaikumsalam, sayang. Udah pulang?"
Biru mencium tangan bundanya "Udah, bun."
Pandangan Bunda Kiya jatuh pada Arka yang berdiri di samping Arka "Siapa ini, nak? Teman kamu?"
Biru juga melirik Arka "Iya, bunda. Anaknya Tante Wulan, tetangga kita."
Melihat Bunda Kiya sedang memerhatikannya, Arka menghampirinya dan mencium tangannya "Perkenalkan tante, saya Arka."
"Lo, tunggu dulu di sini. Gue mau ganti baju doang kok." ujar Biru pada Arka. Setelah itu, ia berjalan menuju kamarnya.
Bunda Kiya mempersilahkan Arka untuk duduk. Ia juga menemani Arka saat Biru masih berganti baju "Kalian mau kemana, Arka?" tanyanya
"Mau kerja kelompok di rumah saya, tan." jawab Arka
"Oh. Ngomong-ngomong, tante baru tau kalau kamu yang namanya Arka. Mama kamu sempat cerita soal kamu waktu kami tak sengaja bertemu di depan rumah." Dalam hati Arka menggerutu. Buat apa mama tirinya itu bercerita mengenai dirinya pada orang lain?
Setelah beberapa saat, Biru selesai mengganti baju seragamnya dengan kaos hitam polos lengan panjang dan celana levis yang juga berwarna hitam. Ia menghampiri Arka dan bundanya "Bunda, aku ke rumah dia dulu ya."
Bunda Biru mengangguk. Kemudian, Biru dan Arka kembali mencium tangan Bunda Kiya sebelum pergi. Bunda Kiya tersenyum "Titip Biru ya, Arka."
"Tante tenang aja, Arka bakal selalu jagain Bitah, tante." Bunda Kiya hanya tersenyum. Sedangkan, Arka dan Biru berjalan keluar.
"Eh, mau kemana lo?" tanya Arka saat Biru terus berjalan melewati motornya
Biru memutar matanya jengah "Mau ke rumah lo lah, kemana lagi?"
"Kok gak naik ke motor gue?"
Biru kesal pada Arka "Kan cuma beberapa langkah doang ke rumah lo. Ngapain gue naik ke motor lo? Mending gue jalan aja." ia pun berjalan menuju rumah Arka
Arka juga terkekeh mendengar penuturan Biru. Benar juga yang dikatakan perempuan itu. Rumahnya kan dekat, ngapain dia naik motor? Sungguh, Arka tak menyangka dirinya akan bersikap sebodoh ini saat berhadapan dengan cewek yang dia anggap cupu. Sedikit pun, hal seperti ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Sekarang, mereka berdua sudah berada di dalam rumah Arka "Kita belajar di kamar gue aja ya." Arka memberi saran
Biru langsung menolak saran dari Arka "Gak mau."
"Kenapa?"
Sungguh Biru tak habis pikir dengan cowok dihadapannya ini. Bisa-bisanya dia bertanya kenapa dengan santai. Cewek dan cowok berduaan di dalam kamar itu sungguh tak baik "Iya, pokoknya gak mau."
Melihat raut wajah Biru yang risih, Arka mulai mengerti maksud Biru "Lo takut gue apa-apain? Jangan kegeeran deh. Gak mungkin juga gue ngapa-ngapain cewek macam lo."
"Dih, pokoknya kita belajar di tempat lain. Bukan kamar lo, titik." putus Biru
"Iya udah deh. Kita belajar di dekat kolam aja ya. Disana suasananya sejuk." Biru mengangguk, terserah mau dimana saja yang terpenting bukan kamar Arka "Oke, gue ganti baju dulu. Lo tunggu sini, jangan kemana-mana." Arka beranjak menuju kamarnya
Saat Arka pergi, kucing Arka mendekati Biru. Karena merasa gemas dengan kucing itu, akhirnya Biru menggendongnya dan mengelus lembut kepalanya "Halo, Jimmy. Imut banget sih kamu. Masih ingat gak sama aku?"
Biru terus saja mengajak Miki berbicara meskipun tak pernah mendapat balasan dari Miki. Sampai-sampai, ia tak sadar jika Arka sudah turun dari tangga dan menghampirinya "Ngapain lo pegang-pegang kucing gue?" Arka merebut Miki dari tangan Biru
"Apaan sih? Pelit banget. Orang cuma pinjam Jimmy sebentar doang udah marah. Lagian, tadi dia yang nyamperin gue." gerutu Biru
Arka menatap tajam Biru "Udah gak usah ngebantah. Ayo, ke kolam."
Mereka duduk di gazebo yang ada dipinggir kolam. Arka memanggil Bi Ijah yang Biru yakini adalah pembantu di rumah itu. Sebenarnya, Biru takjub dengan rumah Arka yang sangat besar dan mewah "Bi Ijah, buatin Arka jus alpukat sama bawain cemilan ya." ucap Arka setelah yang dipanggil Bu Ijah itu datang. Ia kemudian menoleh pada Biru "Lo mau minum apa?"
"Jus jeruk aja." balas Biru tersenyum
"Sama jus jeruk juga ya bi." tambah Arka
Bi Ijah mengangguk "Baik, den."
Biru mulai menjelaskan materi akuntansi pada Arka. Sedangkan, Arka begitu bosan mendengar penjelasan Biru. Sungguh ia membenci pelajaran akuntansi dan ia yakin jika penjelasan Biru tidak akan masuk ke otaknya "Udah cukup, gue pusing dengerin penjelasan lo cewek cupu." tegur Arka. Ia benar-benar tak mengerti pelajaran akuntansi.
"Tapi, lo harus belajar. Lo tau kan kalau Bu Nina bakal ngetes lo? Kalau lo gagal, gue bakal ikut dihukum karena satu kelompok sama lo."
"Gak mau tau. Udah-udah." Arka mulai menutup buku-buku yang ada dihadapannya
Biru menghela nafas. Ia kemudian menggerutu pelan "Payah lo, masak kalah sama Tama?"
"Apa lo bilang? Gue kalah sama Tama? Ck, gak akan." Arka tiba-tiba emosi karena Biru menyebut nama cowok lain saat bersamanya, apalagi cowok itu adalah Tama.
Biru merasa pancingannya berhasil karena Arka tampak tak terima dibanding-bandingkan dengan orang lain "Iya udah, kalau lo emang gak kalah, dengerin penjelasan gue."
"Oke." tantang Arka. Lalu, Arka benar-benar mendengarkan penjelasan Biru dengan serius. Ia sesekali mengamati wajah Biru. Memang bukan tipe idealnya, namun kenapa wajah itu candu baginya? Bibir tipisnya, mata bulatnya dan bulu mata lentiknya sungguh indah. Hanya satu kekurangan Biru, kulitnya yang hitam. Tapi kenapa Arka tetap tertarik dengan wajah itu?
"Ngerti gak?" tanya Biru seusai menjelaskan sedikit materi. Ia sengaja hanya menjelaskan sedikit saja pada Arka agar Arka bisa mengerti
"Ternyata segampang itu ya akuntansi." Arka terkesan meremehkan
Biru tampak mengangkat satu alisnya "Kalau gampang, nih kerjain." Ia menyodorkan selembar kertas yang sudah berisi latihan soal pada Arka
"Oke, siapa takut." Arka mengambil lembaran itu dengan santai. Kemudian, ia mulai mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Biru membiarkan Arka yang sibuk mengerjakan soal. Ia berdiri dan duduk dipinggir kolam. Ia melipat celana panjangnya agak ke atas. Lalu, ia masukkan kakinya ke air untuk merasakan dinginnya air.
Setelah berutak-atik dengan soal, Arka berhasil menyelesaikan soal itu. Ia sejenak meminum jus alpukat yang tadi sudah diantarkan oleh Bi Ijah. Ia baru sadar jika dari tadi Biru sudah tak ada di hadapannya. Ia menoleh dan menemukan gadis itu tengah duduk dan memejamkan matanya di pinggir kolam dengan kaki yang dimasukkan ke kolam "Apa yang dia lakukan di situ?" tanyanya dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Tengah Malam (SELESAI)
Teen Fiction"Kalian percaya gak, kalau kehidupan kita bakal berubah 180 derajat karena satu hal?" Seorang gadis bernama Biru awalnya tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah karena suatu hal. Hal apa ya kira-kira? Start : 29 Juni 2021 Finish : 7 November...