"Lo beneran kenal Bitah atau Biru?" Arka kembali memastikan perkataan Dino
Dino mengangguk "Semua orang di sekolah gue, kenal kali sama Biru. Dia kan primadona di SMA Wismaraja. Beruntung banget lo karena Biru pindah ke sekolah lo."
Arka bingung. Ia ragu jika yang diceritakan Dino adalah Bitah. Bitah yang dikenalnya kan si cewek cupu "Lo yakin dia dulu primadona di sekolah lo?"
"Yakin lah. Cewek cantik kayak dia mah pantes banget jadi primadona. Cowok mana sih yang gak naksir sama dia? Tapi sayangnya, dia terlalu cuek sama cowok."
"Kayaknya lo rabun deh. Dia itu kan cupu."
"Cupu? Lo kali yang rabun. Masak iya Biru cupu? Lo punya fotonya gak?"
Arka mengeluarkan handphonenya dari sakunya. Waktu kerja kelompok, Arka diam-diam memotret Biru. Ia memperlihatkan foto itu pada Dino "Nih, kalau lo gak percaya."
Dino melihat foto itu. Ia sedikit terkejut "Iya, ini Biru. Tapi, kenapa di jadi hitam gini? Penampilannya juga beda."
"Apanya yang beda? Dia emang kayak gitu dari awal."
"Enggak Ka. Biru itu cantik banget aslinya. Bentar gue cariin fotonya." Dino mencari nama @smawismaraja di instagramnya. Setelah menemukannya, ia mencari foto Biru di sana "Nih, lihat aja. Ini Biru. Dia itu pernah ikut fashion show di acara wisuda sekolah gue. Sampai di post di instagram milik SMA gue, Ka. Waktu itu, dia sama pasangannya ini sempat jadi perbincangan hangat karena kecocokan mereka. Tuh lihat, mereka cocok banget kan?" foto yang diperlihatkan Dino pada Arka adalah foto Biru dan Raka saat menjadi pasangan fashion show
"Ini yang cowok namanya Raka?" tunjuk Arka pada wajah Raka. Ia mencoba menebaknya karena ia ingat tadi Biru menyebut nama Raka sebelum pergi.
"Iya, Raka. Katanya sih mereka sahabatan. Tapi, gue gak percaya. Kayaknya lebih deh."
"Jadi, dia khawatir sama cowok ini? Apa Bitah cinta sama dia? Kenapa lagi dia pakai nyamar jadi cupu segala? Benar-benar tak bisa ditebak lo, Bit." batin Arka
***
Biru sampai di rumah Raka. Ia sudah ditunggu oleh Sila di depan gerbang. Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah Raka. Dilihatnya, Raka sudah duduk di ruang tamu. Lantas, Biru menghampirinya "Lo gakpapa, Ka?" tanyanya khawatir. Ia melihat perban kecil di atas telinga kanan Raka.
Raka tersenyum "Gakpapa kok, udah kering jahitannya."
"Kalian jahat banget sih sama gue. Kenapa gak kasih tau gue?" Biru tampak berkaca-kaca
Raka membawa Biru dalam pelukannya. Ia paham dengan perasaan gadis itu. Sebenarnya, ia tak bermaksud untuk merahasiakan keadaannya pada Biru. Ia hanya takut Biru khawatir "Maafin gue ya? Ini bukan salah Sila kok. Ini murni kesalahan gue. Gue cuma gak mau lo khawatir."
"Tapi, gak gini caranya. Secara tak langsung, lo udah buat gue jadi orang bodoh yang gak tau apa-apa." Biru menangis
Raka semakin mempererat pelukannya "Iya gue tau, gue salah Bir. Maka dari itu, gue minta maaf."
Biru melepas diri dari pelukan Raka. Ia menatap tajam Raka dan Sila secara bergantian "Kali ini gue maafin kalian, tapi awas kalau diulangi. Gue gak akan mau maafin kalian lagi."
"Iya, kita janji Biru." ucap Sila tersenyum lega
Mereka pun bercanda seperti yang biasa mereka lakukan saat berkumpul bertiga "Bir, abang gak ada pajak jadian nih habis pacaran sama Tisa." ejek Sila
Sesungguhnya, hati Biru sakit saat Sila tiba-tiba membicarakan hal ini. Tapi, ia harus pandai menyembunyikan perasaannya "Cie... Tisa, siapa tuh?"
"Ada Bir, adik kelas." aduh Sila
Raka tampak malas jika digoda oleh dua perempuan ini "Udah lah, jangan bahas itu."
"Gakpapa juga, Ka. Gue juga penasaran sama pacar lo. Yang manaan sih Sil, anaknya?"
Sila tampak mengotak-atik handphonenya. Ia mencari foto Tisa. Saat menemukannya, ia memperlihatkannya pada Biru "Ini nih Bir yang namanya Tisa, pacarnya abang."
"Pantes aja Raka cinta sama cewek ini. Cantik dan modis. Beda banget sama gue." batin Biru miris "Cantik. Pintar banget lo Ka pilih pacar." puji Biru. Raka hanya menampilkan senyum terpaksanya. Ia sungguh tidak nyaman jika terus-terusan di goda. Sedangkan, Biru baru sadar jika dirinya masih mengenakan baju seragam. Saat diperjalanan tadi, ia naik taksi dan hanya sempat menghapus make up hitamnya saja menggunakan tisu basah. Ia juga lupa mengabari bundanya "Gue balik dulu ya. Soalnya, gue tadi pulang sekolah langsung ke sini. Takut bunda gue khawatir."
"Iya udah, gue anter lo pulang Bir." tawar Raka
Biru menolak "Gak usah, gue bisa naik taksi aja. Lo kan masih sakit."
"Benar kata Biru bang. Mending lo istirahat aja. Biru biar gue yang anterin."
"Udah pokoknya gue yang anterin Biru." putus Raka. Kalau seperti ini, baik Biru maupun Sila tak bisa melawan. Percuma, Raka sangat keras kepala.
***
Suasana mobil Raka dipenuhi dengan suara musik milik Virgoun berjudul surat cinta untuk Starla "Gue suka banget sama lagu ini, Bir." curhat Raka
Biru tersenyum "Sama sih, gue juga suka. Dalam banget liriknya. Pasti bahagia banget jadi Starla karena mendapat cinta yang sangat besar."
"Lo suatu saat juga pasti merasa bahagia seperti yang dirasakan Starla, Bir."
"Lo salah, Ka. Bahagia gue ada sama lo. Tapi sekarang, lo udah sama orang lain." gumam Biru dalam hati "Semoga aja, Ka."
"Kenapa lo gak cari pacar aja sih, Bir? Lo masih aja setia sendiri."
"Lo tenang aja, gue bakal cari pacar kok kalau waktunya tepat. Untuk sekarang, gue gak tertarik."
"Gue harap secepatnya ya cari pacar. Gue takut lo gak suka cowok malah suka cewek, hahaha."
Biru menatap Arka dengan tatapan mencekam "Gue jeburin juga lo."
"Ampun, bu." Raka tersenyum "Ngomong-ngomong, lo kenal sama Erine gak, Bir? Katanya sih teman kelas lo."
Biru mengangguk "Iya, Erine teman kelas gue."
"Dia pacaran sama Satria, teman futsal gue."
"Oh iya, waktu itu dia pernah nanya ke gue, kenal lo apa enggak? Katanya, lo teman pacarnya." Biru memang mengingat itu. Sikap Erine yang tiba-tiba baik padanya. Mungkin, agar Biru tak melapor tentang sikap Erine pada Raka.
"Sebenarnya, gue kasihan sama dia. Dia baru seminggu yang lalu putus sama Satria. Tapi, Satria udah punya pacar baru. Lo kasih tau aja Bir sama Erine supaya dia gak berharap lagi sama Satria."
Raka kasihan pada Erine? Padahal, Erine bahkan lebih parah dari Satria. Jika Satria punya pacar baru setelah putus dari Erine, maka berbeda dengan Erine. Ia bahkan di cap playgirl karena sering gonta-ganti pacar bahkan sering selingkuh dibelakang pacarnya "Udah lah, Ka. Gak usah ngurusin urusan mereka. Biar mereka urusin sendiri aja masalahnya."
Raka melirik sejenak Biru. Kemudian, ia kembali menatap lurus ke depan "Gue kasihan aja sih. Tapi, terserah lo sih mau bilang atau enggak. Kalau lo kasihan sama teman lo sendiri, ya bilang. Jika lo gak kasihan, ya gak usah."
Biru tak membalas perkataan Raka. Hatinya tercolek saat Raka berbicara seperti itu padanya. Apa kata Raka? Dia tak kasihan pada Erine? Ia tak tau saja bagaimana sikap Erine pada Biru selama ini. Ia bahkan sering membully Biru terang-terangan. Bohong jika Biru mengatakan kasihan pada Erine, nyatanya ia biasa saja ketika Satria punya pacar baru karena Erine sendiri adalah playgirl. Jadi, apa yang harus Biru kasihani?
Biru turun dari mobil ketika sudah sampai di depan rumahnya. Raka juga ikut turun "Makasih ya, Ka."
Raka tersenyum "Sama-sama." ia mengacak rambut Biru "Gue balik dulu ya, Bir. Dah."
"Hati-hati."
Tanpa mereka sadari, seseorang tak sengaja mengamati interaksi mereka berdua. Orang itu adalah Arka "Itu Bitah?" lirihnya ketika melihat Biru dan Raka keluar dari mobil berwarna merah
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru Tengah Malam (SELESAI)
Ficção Adolescente"Kalian percaya gak, kalau kehidupan kita bakal berubah 180 derajat karena satu hal?" Seorang gadis bernama Biru awalnya tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah karena suatu hal. Hal apa ya kira-kira? Start : 29 Juni 2021 Finish : 7 November...