⚠️🔞⚠️🔞
Masih pagi, tepatnya pukul 6 lewat sedikit ketika racauan tak jelas sayup-sayup membangunkan lelap seorang perempuan cantik. Ia membuka mata, lelaki di sebelahnya ternyata tengah mengigau. Seperti sedang bercerita, tetapi pelan dan tak cukup berarti. Terkadang bahasa Indonesia, terkadang bahasa Inggris.
Perempuan itu menggenggam pipi kanan sang pria, mengelusnya dengan perasaan. "Sayang, udah pagi, nih. Mimpinya udahan dulu," ucapnya lembut sedikit serak.
Hangat terasa di pipi, racauan pelan lelaki itu pun berhenti. Berganti dengan mata yang ia buka sedikit demi sedikit.
"Pagi, Dante." Perempuan itu menyapa, lengkap dengan senyuman halus, membuat yang baru terjaga pun ikut tersenyum.
Michael beringsut, meraih tubuh yang lebih kecil darinya untuk ia masukkan ke dalam dekapan. Dipanggil 'Dante' selalu terasa asing, tetapi Laras yang usil tetap saja berbuat demikian. Alhasil, Michael pasrah asalkan tidak dipanggil 'Tuan'.
"Mimpi apa?" Laras bertanya kemudian.
Masih sambil memeluk dan terpejam, lelaki itu menjelaskan, "Aku mimpi naik perahu di rawa-rawa. Airnya ijo, terus banyak pohonnya... ada ular, tapi ularnya kayak terbuat dari busa pelastik, lagi berenang. Gak tau... gak jelas..." ujarnya serak dan pelan, sebelum terjadi jeda lama pada kalimat.
Laras menyadari suaminya terdiam. Sepertinya, kembali dibekap kantuk sehingga tak dapat bicara. Melonggarkan pelukan, mendapati Michael tertidur lagi rupanya. Ia tersenyum dan kembali memeluk mesra. Merasakan hangat cinta yang berpadu, menciptakan hawa indah di setiap sudut ruangan.
Dua menit kemudian, Laras ikut kembali tertidur. Terlalu nyaman memeluk dan dipeluk. Begitu memanjakan, membuat rileks raga lantas turut tersapu kantuk.
Dua jam kemudian, pukul 8. Tubuh Michael sedikit pegal karena berpelukan sejak pukul 6. Mungkin ada pergantian gaya, tapi kembali pada posisi berpelukan.
Dua bulan setelah wisuda S1, Michael dan Laras resmi menikah. Mengucapkan janji sehidup semati di depan banyak manusia. Mengundang begitu banyak kerabat dan teman-teman di acara resepsi mewah. Michael ingin membalas backstreet berbulan-bulannya dalam pamer pesta mesra seharian. Mereka pun tinggal di bahtera baru dalam kebersamaan sekarang.
Michael menguap, lantas menatap langit-langit kamar sebentar, sebelum beralih melihat istrinya yang berada dalam dekapan. Sudah 1 bulan membina rumah tangga sebagai pasutri muda, pemandangan pagi Michael selalu indah. Meski mimpi-mimpi mengganggu masih kerap datang di malam hari, ada Laras yang bagai matahari menerangi di pagi harinya.
Tak berselang lama, Laras terbangun juga sebab Michael tak bisa diam. Balik kanan, balik kiri, memeluk, melepas, lalu memeluk lagi. Meski dengan gerakan-gerakan pelan, tetap saja terusik. Laras membuka mata, menatap Michael dengan tatapan setengah sadar. Lantas aneh, Laras merasakan hangat di daerah inti bawahnya.
"Sayang." Laras mengusap pipi suaminya.
Michael tersenyum, tapi sedikit heran juga. Tatapan, suara, dan sentuhan istrinya terasa sensual.
Masih Michael dalam keadaan bingung, Laras malah pergi ke atasnya. Sedikit menindih, lantas mencuri bibir suaminya untuk dijadikan sarapan pagi yang cerah. Alhasil, Michael kaget, tetapi jantungnya jadi berdebar. Ia tak keberatan membalas ciuman Laras yang entah mengapa begitu tiba-tiba dan sarat gairah, bukan ciuman-ciuman ringan sekadar.
Lalu ketika dirasa makin agresif, Michael melepas perlahan. Bukan tidak mau menerima, tetapi ia penasaran. "Kamu kenapa?" tanyanya lembut, menahan heran.
Laras menatap manja, lalu rautnya menyesal. Ia pun kembali merebahkan diri di sebelah suaminya.
"Aku gak marah, Sayang. Aku cuma mau tanya." Michael tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTABLE ✔️
Narrativa generaleTentang Michael yang tampan, sombong, pemarah, kasar, dan kaya. Lalu tentang Laras yang cantik, baik, sabar, lembut, dan miskin. Laras hanya pembantu, sementara Michael adalah majikannya. Sebenarnya, Michael yang kasar hanya seonggok manusia rapuh b...
