Ini double up, ya. Soalnya babnya kepanjangan karena aku nambahin adegan dan dialog. Jangan lupa cek bab sebelumnya kalau ragu, takutnya kamu kelewat. Happy reading!😘🤗
.
.
.
[Sebelumnya] "Hah?!" Kaisar merespons tidak santai.
Laras meletakkan telunjuk di bibir. "Mas, jangan berisik!" ucapnya dengan volume suara hampir 0.
"Iya, iya. Lupa," balas Kaisar pelan pula, lalu kembali serius. "Maksudnya tadi apa? Pengin ikutan di sini gimana?"
"Ya gitu, Mas... saya pengin ikutan tidur di mobil juga. Kayaknya seru, hehe," ujar Laras terlalu apa adanya.
"Ya Tuhan, Laras... buat apa?" Kaisar tak habis pikir.
"Saya mau jagain Tuan...," Laras menatap Michael, teringat kebaikan pemuda itu yang segitu membela dirinya karena dijahati oleh Jayson, "biar gak digigit nyamuk."
Kaisar menggosok wajahnya sendiri akibat jawaban Laras yang menurutnya tak masuk akal. Tidak tahu Laras menyembunyikan maksud sesungguhnyaㅡjujur, gadis itu juga tak terlalu paham, ia hanya seperti... punya dorongan balas budi pada Michael.
"Laras. Kamu kok aneh sih kayak Tuan?" Sudah tidak tahu lagi harus berkomentar apa si Kaisar.
Laras yang lebih muda 2 tahun dari Kaisar itu pun melebarkan mata, menunjuk dengan telunjuknya. "Wah, Mas Kaisar ngatain Tuan aneh. Ntar saya laporin, lho," ancamnya dengan nada main-main.
Kaisar berdecak. "Ah, resek kamu, Ras! Terserah kamu lah kalau emang mau di sini juga," ujarnya pasrah. Dahinya berkerut samar, tetapi Laras tersenyum saja.
Kaisar pun sudah akan masuk ke bagian kursi pengemudi untuk menjaga Michael. Namun, sesuatu membuatnya sadar yang lantas menghentikan gerakan. Ia kembali keluar, lalu menoleh dan menatap Laras.
"Laras."
"Ya?"
"Kamu pernah naik mobil ini, kan?"
Laras mengangguk. Sedetik kemudian, maniknya melebar. "Oh, iya! Mobil ini kursinya cuma dua," ujarnya dengan volume suara 1.
Kaisar mengangguk. "Betul. Berarti kamu gak bisa masuk ke mobil ini juga."
"Suit!" cetus Laras.
"Huh?" Kaisar lagi-lagi dibikin bingung.
"Suit, Mas. Yang menang, dia jagain Tuan." Laras tersenyum lebar penuh keyakinan.
Astaga, Kaisar makin pusing.
"Laras. Kamu, tuh... Tuan itu cowok lho, kamu gak takut?" Kaisar bertanya serius.
Laras menghela napas tenang. "Tuan bilang, saya ini cuma pembantu, Mas. Saya bukan seleranya," ungkapnya sederhana.
Kaisar mencerna sejenak. Ah, pasti Michael sempat mengatakan sesuatu yang ofensif pada Laras. Tahu sendiri mulut sang Tuan yang sering galak pada ART, kecuali pada Kaisar dan ibunya, Bu Susi.
Akhirnya, Kaisar pun setuju untuk melakukan suit. Toh, di parkiran ini terdapat sejumlah CCTV. Bahkan, ada satu yang tepat menghadap ke mobil Michael. Jadi sepertinya, akan aman-aman saja. Lagi pula, Kaisar tahu Michael. Walau tampak brengsek, ia tidak sebrengsek kelihatannya.
Keduanya pun mulai melakukan suit. Tiga kali. Hasilnya, Laras menang dua kali. Kaisar pun memaksakan diri untuk ikhlas dan sportif, membiarkan Laras yang akan menjaga sang Tuan di sini.
Tapi satu pesan Kaisar, "Kalau kamu denger Tuan ngigau, langsung dibangunin, ya. Dia sering mimpi buruk."
....
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSTABLE ✔️
Fiksi UmumTentang Michael yang tampan, sombong, pemarah, kasar, dan kaya. Lalu tentang Laras yang cantik, baik, sabar, lembut, dan miskin. Laras hanya pembantu, sementara Michael adalah majikannya. Sebenarnya, Michael yang kasar hanya seonggok manusia rapuh b...
