14. Broken Glass

3.6K 410 256
                                        

Bukan Michael Dante Naderanputra namanya jika tidak bermimpi di kala lelap. Meskipun dapat tertidur nyenyak malam ini, ketika jam 4 pagi tiba, sebuah mimpi sialan datang mengusik ketenangan.

Bermimpi berada di depan rumahnya bersama wanita tak dikenal. Wanita bertudung putih transparan dengan senyuman datar dan aneh, membawa-bawa bola lampu berwarna putih terang di tangan. Michael menatap wanita itu dengan heran, melihat ke samping wanita itu, ternyata ada beberapa wanita lagi dengan gaya yang sama. Namun meski aneh dan seram, Michael tidak merasa takut pada gabungan wanita tersebut.

Kemudian, Michael menatap ke arah depan. Banyak orang sedang berlewatan. Entah siapa saja, entah mau kemana mereka.

Michael mulai melangkah, ingin pergi dari suasana aneh itu. Namun saat berlari ke pintu samping, seorang pria tak dikenal berumur 40 tahunan memecahkan botol kaca-mirip botol saus atau kecap yang besar. Berbunyi nyaring di telinga.

Bagian bawah botol sudah pecah, menyisakan bagian tajam pada badan botol. Pria misterius itu memegang leher botol yang sudah pecah setengah tersebut, sembari berjalan mendekati Michael dengan langkah kaku dan patah-patah.

Michael menyadari ia dalam bahaya, lalu berusaha menghindar dan berlari dari sana. Namun, kakinya sukar melangkah, seolah ada batu besar yang memberatkan.

Orang itu semakin dekat. Dengan mata yang entah mengapa berubah merah menyala, pria misterius itu mengayunkan botol pecah ke leher Michael dengan gaya menikam. Ingin merobek leher Michael dengan badan botol yang sudah pecah dan tajam.

Nahas, entah mengapa, Michael tak dapat berteriak, tak dapat juga melangkah. Sehingga ia hanya pasrah, menutup mata, bersiap menahan apa yang akan segera ia rasakan.

Namun, ia terbangun sebelum pria misterius itu berhasil merobek lehernya di alam mimpi.

Manik Michael terbelalak seketika. Jantungnya berdebar, kaku dan lemas seluruh badan. Ingin bergerak, tetapi lunglai di badan masih merajalela. Ingin minum sebab kehausan, tetapi tak ada air minum di dekatnya.

Michael berusaha mengatur napas. Menghela dan mengembuskannya dengan teratur supaya jantung dapat berhenti berdebar. Sebab debarannya amat kuat, menimbulkan sedikit nyeri di dada. Kakinya kesemutan, lemas, sulit digerakkan.

"Laras mana.." Batinnya berucap.

Bersyukur hanya mimpi. Tidak kaget dirinya dengan mimpi-mimpi semacam ini. Namun sungguh, sensasi yang ditimbulkan begitu gila sebab semuanya terasa sungguh nyata. Vivid Dream.

Semenit kemudian, Michael menyeka dahi dan leher berkeringatnya dengan tangan. Kini, sudah dapat bergerak pelan-pelan. Menatap jam dinding, sudah jam 5 subuh ternyata. Tidak apa, ini pun sudah lumayan. Tidur malam selama 5 jam sudah sangat berarti baginya.

"Pantes Laras udah gak ada... kirain masih jam 12," katanya sendirian. "Sialan. Serem banget..." gumamnya lagi.

Jika sudah dibangunkan mimpi buruk begini, Michael tidak akan bisa tidur lagi. Kantuknya langsung hilang sebab pikiran masih akan terus berkutat pada keseraman mimpi. Beberapa menit, semuanya butuh proses.

Ia lantas mengambil ponsel. Membuka seluruh akun sosial medianya secara bergantian, lalu membalas chat-chat yang belum ia balas karena malas. Semua ia lakukan dalam keadaan merebah. Kemudian, terasa kerongkongannya makin kering. Ia pun pergi ke grup Whatsapp para ART.

Ada dua grup berbeda: yang satu, berisi para 20 ART saja, dibuat oleh Mbak Teni, salah satu ART berusia 40 tahunan. Yang satu lagi, yang ingin Michael kirimi pesan kini, berisi 20 ART plus diri Michael sendiri sebagai pembuat dan adminnya.

Kenapa ia membuat grup itu? Supaya mudah jika ingin menyuruh-nyuruh.

______________________

UNSTABLE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang