#9 Masa lalunya

73 45 19
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

"Allah mendatangkan perasaan cinta kepada hambanya sebelum tiba waktunya jodoh di Lauhul Mahfudznya datang untuk menguji apakah dia lebih mencintai-Nya atau mencintai ciptaan-Nya."

-Raihana Maulidia Putri-


••••

"Raihana kenapa diam?" ucap Kak Rayyan berbalik melihatku yang bengong di ambang pintu perpustakaan.

"Aku rindu sekali dengan suasana ini, bau harum ini, rak-rak buku yang tinggi ini, orang-orang yang membaca dan-"

"Oke ... ayo kita duduk di sana," ajaknya berjalan menuju meja kecil khusus dua orang yang berada di antara rak-rak buku.

Aku duduk diam melihat dia sibuk memilih-milih buku hadist yang ada di rak buku sekitar kami.

"Kakak sedang mencari buku seperti apa?" Tampaknya dia begitu sibuk mencari buku hingga tidak mendengar kata-kataku.

"Kamu tunggu di sini dulu ya, aku mau menanyakan soal buku ke pengurus perpustakaan dulu."

"Baiklah tapi jangan lama-lama."

Kak Rayyan mengangguk lalu pergi dengan langkahnya yang lebar, sambil menunggunya aku mengambil salah satu buku di sekitarku dan membacanya.

••••

Brak!

Kak Rayyan datang membawa lima buku tebal bertema cinta Islami.

"Huh! Berat sekali," keluhnya terduduk kelelahan.

"Untuk apa buku sebanyak ini?"

"Kamu coba baca deh biar paham bagaimana etika dalam bercinta," sahutnya tampak sangat serius.

Aku kurang mengerti bagaimana cara kerja otak kaum Adam satu ini, tanpa banyak bicara aku memilih-milih buku mana yang ingin aku baca.

Dari judul-judul buku yang dibawanya ada dua buku yang cukup menarik yaitu ; "Layla Majnun" dan  "Kisah Cinta Fatimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib"

Siapa yang tidak kenal tokoh-tokoh dalam dua buku ini, pertama kisah cinta yang memilukan antara Layla dan Qais lalu yang kedua kisah cinta yang sangat indah antara Fatimah putri Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib.

Kakakku merebut buku Layla Majnun di tanganku sambil berkata "Buku ini kurang cocok untukmu, kamu baca buku Sayyidina Ali dan Sayyidah Fathimah saja."

"Kenapa?"

"Kisah mereka berdua indah."

"Apasih kak," ucapku terkekeh dan membuka buku kisah cinta Fatimah Az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib.

••••

Aku kagum dengan rasa malu dan diamnya Sayyidah Fatimah ketika mencintai Sayyidina Ali.

Dalam hatiku terlintas bisakah aku menjadi Sayyidah Fatimah yang mencintai Sayyidina Ali dalam diam.

Sosok mereka berdua begitu menginspirasi hingga aku berharap kisah cintaku akan menjadi versi masa kini dari kisah cinta mereka berdua.

Tanpa sadar aku tersenyum malu dengan pipi merona, dipikiranku terbayang sosokku yang sudah dewasa menikah dengan seorang pria dan hidup bahagia.

"Rai!? Kenapa tersenyum seperti itu?" tanya Kak Rayyan berhasil menghentikan imajinasi ku.

Bersemi Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang