#5 Menjaganya

114 66 28
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

“Seorang pria yang mencintai seorang wanita, maka ia akan menghormatinya. Ia akan mengagungkan perintah Allah dalam bersikap kepadanya, dia tidak akan pernah duduk berduaan dengannya, dia tidak akan tega menyentuhnya sebelum ia halal baginya."

-Habib Ali Al-Jufri-

•••••

Brum-brum!

Kendaraan yang aku tunggangi bersama Adam melesat cepat di tengah jalan raya.

“Nazril apa kita tidak terlalu cepat?” teriak Adam tepat di telingaku.

“Tenanglah, ini baru 80 km/jam,” balasku fokus ke perjalanan sambil menahan senyum.

“Buset! Ini jalan raya Nazril, aku belum ingin mati!” teriak Adam panik dan terus mengoceh.

Sudah beberapa kali dia melayangkan pukulan ke pundak ku meminta di turunkan namun aku tidak menuruti kemauannya.

Otak jahilku beraksi, aku mulai terpikir untuk menakutinya. Saat itu juga aku langsung mempercepat laju kendaraan kami dan membalap hampir semua mobil dan motor yang ada di depan kami dengan gesit.

*Adegan berbahaya jangan di tiru.

“NAZRIL!! HATI-HATI ******! BIAR AKU SAJA YANG BAWA!” Teriaknya meremas bahuku.

“AKH! TIDAK APA-APA ADAM! AKU PROFESIONAL!”

Tenaga Adam sangat kuat hingga membuatku kesakitan saat dia meremas bahuku.

“OKE, KAMU PROFESIONAL TAPI MASALAHNYA JANTUNGKU TIDAK!! BIAR AKU SAJA YANG BAWA!”

“TIDAK MAU! PERJALANANNYA JAUH! KITA HARUS CEPAT HAHAHA!” Aku tak bisa menahan tawa lagi dan terus terbahak-bahak sepanjang perjalanan layaknya orang gila.

“Nazril kalau kamu begini karena ada dendam padaku aku minta maaf deh, tapi kalau kamu sedang bercanda maka ini tidak lucu!”

“ADAM! UNTUK JAGA-JAGA AYO BERDOA KEPADA ALLAH! UCAP SYAHADAT DAN BERTASBIH ADAM! OH IYA JANGAN LUPA SHALAWAT!”

“KAU GILA NAZRIL!!” Adam mulai kumat-kamit meminta perlindungan kepada Allah.

“Astagfirullahaladzim 33× Ya Allah ampuni dosa-dosa hambamu ini.”

"HAHAHAHA!!" Tawaku pecah seketika mendengar kata-katanya.

Adam terus melontarkan kalimat syahadat, istighfar dan juga zikir sepanjang perjalanan hingga kami sampai dengan selamat. Dengan terhuyung-huyung dia turun dari motor dan membungkuk, tangannya bergetar hebat dan rambutnya jadi acak-acakan.

“Kamu kenapa Dam?” ledekku tersenyum miring padanya.

“Hah~ jantungku rasanya bisa copot, aku pikir aku akan mati,” ucapnya lemas.

Aku pun tertawa puas. “Alhamdulillah ya kita selamat.”

“Alhamdulillah ya Allah, terima kasih banyak ya Allah, Engkau telah menyelamatkan hambamu yang penuh dosa ini.” *khusyuk

“Hehehe.” Aku terkekeh kecil hingga membuat kekhusyukannya hilang.

“Kamu tertawa!? Nazril apa kamu psikopat?”

“Apa maksudnya? Aku normal kok.”

“Dasar gila! Kalau mau mati jangan ngajak-ngajak dong! Untung aku tidak jantungan!” Adam berkacak pinggang.

Bersemi Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang