#18 Putus

28 15 9
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّ حْمٰنِ الرَّ حِيْمِ

"Orang cantik tidak selalu baik tapi orang baik selalu cantik."

_Ali bin Abi Thalib_

••••

Sabtu, 17 Agustus 2019.

Semua murid dari berbagai sekolah berkumpul melaksanakan upacara kemerdekaan di lapangan utama kota. Setelah upacara selesai tak sedikit murid yang berfoto bersama teman beda sekolah mereka.

Berbeda dengan siswa-siswi lain yang sibuk berfoto mengabadikan momen interaksi antar sekolah ini, aku justru sibuk mencari-cari Nazril yang batang hidungnya pun belum terlihat di mataku hari ini.

"Raihana mau foto bareng Alya?" ajak Alya mengangkat ponselnya dan memasang senyum terindah yang dia miliki.

Ckret!

"Wah Raihana cantik sekali, aku mah apa hahaha," keluhnya memasang wajah sedih yang benar-benar tidak aku sukai.

"Jangan gitu, semua wanita itu cantik dimata orang yang tepat."

"Wah kata-katanya bagus~" ejek April berjalan menghampiri kami. "ayo kita foto bertiga!" sambungnya mengambil foto.

Puas dengan hasilnya, April langsung pamit berlari ke arah Adam yang sedang duduk berteduh.

Bersama dengan itu akhirnya mata-ku menangkap sosok Nazril duduk di sebelah Adam dengan wajah lelah sambil memijat-mijat kakinya yang sekarang memakai perban.

"Kok bisa ya orang pada cantik-cantik kecuali aku?" ucap Alya mengalihkan perhatianku.

"Astaghfirullah! Gak boleh ngomong gitu, Allah sudah menciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk apa kamu Insecure!?" 

Mendengar itu Alya terkekeh menatapku dengan ekspresi yang sulit diartikan, membuatku bingung dan tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"JELASKAN DULU ALASANNYA! MANA BISA SEPIHAK BEGITU!" teriak April membuat kami terkejut dan langsung melihat ke arahnya.

Terlihat April sedang berdiri menghadap Adam yang lalu ikut berdiri menatap April dengan tatapan tegasnya.

Adam menghela napas kasar menyadari banyak yang memperhatikannya lalu berkata, "Maaf, hubungan kita sampai sini saja."

"K-kenapa?" lirih April berkaca-kaca. "aku salah apa?"

"Kau gak salah, aku yang salah. Maaf telah membuatmu nyaman dengan hubungan haram ini."

April menatapnya syok, tangisnya pecah sambil memukuli dada bidang Adam yang hanya diam memalingkan wjahanya dari April dengan ekspresi menahan tangis.

"Harus banget pas sayang-sayangnya gini?" tanya April dengan tawa yang di buat-buat.

"Ya, detik ini kita resmi putus," tegas Adam menangkap tangan April berhenti memegangi dadanya lalu berjalan meninggalkan April yang hanya diam dengan tangis tersedu-sedu.

"Kenapa teman kalian tiba-tiba begitu~" lirih April menahan tangisnya menatap Nazril dan Ezra.

"Maaf kami tidak bisa membantu," ucap Ezra menarik lengan Nazril pergi menjauh dari April yang langsung terduduk lemas tidak menyangka akan diputusi Adam di perayaan kemerdekaan.

"April," sapaku mendekati April dan memeluknya erat.

April mengusap kasar air matanya, membalas pelukanku sambil berkata bahwa Adam meminta putus untuk hijrah dan agar mereka tidak terikat dosa lagi.

Bersemi Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang