Azura mengambil cangkir teh itu dan meminumnya dengan anggun setelah meletakan cangkir itu Azura mulai membuka mulut."Bantu aku menyingkirkan Kepala Keluarga saat ini.." Semua menatap Azura sengit kecuali Hersa yang tenang sama tenangnya dengan Azura saat ini.
"Apa imbalan yang kami dapatkan..?" Pertanyaan dari Erish membuat Azura tersenyum.
"Kebebasan, ketenangan, dan.." Azura menjeda kalimatnya menatap tajam pada cangkir teh miliknya.
"Dan..?" Ulang Ella yang kini menatap datar Azura.
"Kehidupan.." Azura tersenyum setelah mengatakan itu sorot matanya berubah dingin dan penuh ambisi. Layaknya laut tenang sebelum datangnya ombak besar.
"Jadi kau ingin bekerjasama dengan kami.." Victoria meletakan kipas tangan yang biasa dibawanya lalu memandang serius pada Azura yang masih tersenyum.
"Lebih tepat kami ingin mendapat dukungan dari kalian.." bukan Azura yang menjawab tapi Hersa, sorot matanya dingin tak tersentuh.
"Ahahahahah.. kita hanya bercanda bukan.." kekeh Azura sambil berisyarat menunjuk seseorang dengan matanya semua mengerti isyarat itu dan mulai memainkan drama.
Ronald berada di sana sambil menatap Azura yang berpura-pura makan roti isi blueberry itu.
Setelah Ronald hampir seisi ruangan itu menghembuskan nafas kecuali beberapa orang yang memang hanya diam saja.
"Jadi kalian ingin mendapatkan dukungan dari kami..?" Yurien bertanya dengan memakan buah yang mirip dengan jeruk hanya saja rasanya lebih manis.
Hersa dan Azura mengangguk, lalu Azura menatap Hersa dan dipahami oleh Hersa.
Mereka menjelaskan rencana dan apa yang harus dilakukan, Hersa juga menggunakan kekuatan air miliknya untuk membuat sebuah peta mereka cukup takjub karena peta itu membentuk bangunan kediaman Crazaxs dengan mirip sekali.
Azura mulai menjelaskan semua ruangan itu dan memberitahu apa yang harus dilakukan dan kapan misi itu akan dilakukan.
"2 tahun lagi, saat aku berumur 5 tahun dan tepat peringatan kematian pada saat bulan darah terjadi kediaman ini akan mengalami pertumpahan darah." Jelas Azura sorot matanya saat ini sangat tegas, tajam, dan dingin, sangat berbeda dengan umurnya saat ini.
"Peringatan kematian siapa..?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Elvia, membuat Hersa mengalihkan pandangan dari Azura.
"Kematian ibuku, Arula Van Ivronne." Jawaban dingin Azura membuat Elvia menyesali pertanyaan yang dirinya lontarkan pada Azura.
Senyap itulah yang terjadi mereka menatap iba gadis kecil dihadapannya mereka berpikir gadis yang sebenarnya kuat ini rupanya adalah gadis yang sangat rapuh.
"Berhenti menatapku seperti itu aku bukan gadis lemah, ingatlah yang terlihat lemah belum tentu lemah mungkin ia lebih kuat dari yang kalian bayangkan." Ucapan Azura itu membuat banyak orang tersenyum menatapnya karena dirinya mengembungkan pipi gembulnya membuatnya mirip tupai yang sedang merajuk.
"Aaa.. kau seperti kucing imut sekali.." Elle gemas dengan Azura ditambah Hersa yang terkekeh menyaksikan gadis kecil yang jenius itu.
Semuanya bersenang-senang setelah adanya rapat dadakan tadi mereka bersenda gurau dan menikmati pesta tehnya.
Sementara itu ada yang memperhatikan dari jauh dengan kesal.
Suara dentuman besar membuat mereka mengalihkan pandangan ke asal suara itu yang seperti berasal dari peternakan.
Tupai Azura menghampiri dirinya seperti ingin melindungi tuannya itu begitu juga dengan beberapa hewan peliharaan milik orang yang ada di dalam ruangan itu.
Muncul seekor ular raksasa dengan 3 kepala yang menghancurkan kaca pelindung party tea milik Victoria itu.
'Apakah ular dari india itu masuk ke dunia novel ini...?' Batin Azura dengan mimik muka terkejutnya.
🦋🦋
____________
Story by : DindaQueenza [Zaza]
Udah ye dadah Azura mau makan dulu..
Bye..bye..
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kejam Raja Iblis [The Cruel Stepsister Demon Lord]
Fantasy[Jangan Lupa Follow Zaza ya!] [Alur cerita lambat!] [Tulisan Amburadul/acakan] [Tidak di Revisi!] [Agak ga jelas] "Aku terbangun, tapi ini dimana bukankah aku tadi dari kamar mandi kenapa bisa....?" Ariel seorang gadis berusia 12 tahun yang barusan...