"Aku akan pergi dari sini cukup lama," ujar Azura secara tiba-tiba, membuat mereka bertiga menatap ke arah Azura dengan tatapan berbeda-beda.
Azrazel berhenti menulis, Cloraz menutup bukunya dan meletakkannya dengan keras, lalu Cloez yang baru datang terkejut dengan pernyataan gadis kecil itu. Sementara Hersa membelalakkan matanya tak percaya Azura akan pergi, di saat mereka semua memancarkan aura yang kuat terhadap pernyataan Azura, gadis itu sendiri dengan santai meminum teh mawar kesukaannya.
"K-kau akan pergi ke mana, Azura?" Hersa bertanya dengan nada bergetar, matanya berkaca-kaca menahan tangis. Gadis bermanik mata biru langit itu takut Azura pergi dan tak kembali lagi, dibanding ditinggal ibu dan kakak kandungnya, ia lebih takut Azura mencampakkannya dan meninggalkannya.
Azura meletakkan cangkir tehnya di meja, lalu tersenyum menatap Hersa. "Aku hanya pergi sebentar untuk mengurus urusanku kak, setelah itu aku berjanji kita akan berkumpul kembali." Jelas Azura, gadis itu menepuk-nepuk Hersa pelan.
Namun gadis itu tak dapat menahan tangisnya, Hersa menangis sejadi-jadinya hingga membuat gaun yang dikenakan Azura basah. Azura mengelus surai merah muda milik Hersa dengan pelan, ia tahu hal ini pasti akan menjadi perdebatan.
"Apa maksudmu, Azura? tanya Cloraz dengan dingin.
"Bukankah sudah kubilang kakak, aku akan pergi ke wilayah pendosa besar itu." Jelas Azura sambil kembali mengambil cangkir tehnya, ia menyeruput tehnya dengan santai.
"Kau tidak pergi sendirian kan, Azura?" Hersa mendongak sembari bertanya pada Azura, Azura menatap Hersa dengan senyum manis di wajahnya.
"Tentu aku tidak pergi sendiri kak Hersa, aku kan pergi bersama Noelle." Azura tersenyum cerah.
"Kau tidak mengajak kami?" Cloez menatap Azura setelah pemuda itu sadar dari keterkejutannya.
"Tentu saja .... tidak." Jawab Azura dengan senyuman lebarnya yang terkesan polos.
"Siapa yang mengizinkanmu pergi, Azura?" pertanyaan itu lebih terkesan sebuah pernyataan daripada pernyataan, Azrazel melirik tajam ke arah Azura yang mengerutkan kening tidak setuju pada pertanyaan 'kakak'nya itu.
"Diriku sendiri." ketus gadis kecil itu, mencoba tetap tenang selagi menghadapi aura dingin yang mulai memenuhi ruangan itu.
"Azura, begini kau masih kecil dan juga kau tidak bisa keluar tanp- ...." belum selesai Cloez berkata, Azura sudah memotongnya.
"BIbi Yurien sudah mengizinkanku." Azura berdiri dari duduknya.
Mereka semua bungkam, karena mau bagaimanapun wali sah Azura saat ini adalah ibu dari Cloez dan Cloraz yang tak lain dan tak bukan adalah Yurien Lacotta, Yurien akan terus menjadi wali sah Azura hingga Azrazel genap berusia 16 tahun. Dalam batinnya Azura tersenyum dan bersorak gembira karena tak akan ada yang bisa membantahnya jika dirinya sudah mendapat izin dari walinya.
"Baiklah cukup sampai di sini, aku ingin beristirahat dulu sambil mengemasi barangku. sampai jumpa lagi kakak-kakak semua," ujar Azura beranjak pergi dari ruangan itu.
"Kapan kau akan pergi?" tanya Cloraz menatap punggung gadis itu yang berniat membuka pintu.
"Sekitar tiga hari lagi," jawab Azura, tanpa berbalik gadis itu berjalan pergi.
Azura kembali ke kamarnya, ia menatap kamar yang selama ini ia tempati. Banyak kisah yang terjadi di kamar ini, sedari pertama dia dibawa ke kediaman ini sampai hari ini, banyak sekali kenangan yang terjadi, hari-hari yang ia lewati di kediaman Crazaxs ini masih tersimpan dengan baik di ingatannya.
Gadis itu tersenyum, tak terasa ia sudah nyaman dengan kediaman yang membuat mentalnya cukup terganggu, ingat bahwa dirinya saat pertama kali masuk ke dunia ini ketika ia berumur 12 tahun, baru masuk dia sudah akan di bunuh. Setelah itu ia selamat karena diculik, lalu penculiknya malah bunuh diri di hadapannya dan menimbulkan kesalah pahaman yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kejam Raja Iblis [The Cruel Stepsister Demon Lord]
Fantasy[Jangan Lupa Follow Zaza ya!] [Alur cerita lambat!] [Tulisan Amburadul/acakan] [Tidak di Revisi!] [Agak ga jelas] "Aku terbangun, tapi ini dimana bukankah aku tadi dari kamar mandi kenapa bisa....?" Ariel seorang gadis berusia 12 tahun yang barusan...