Sudah beberapa bulan sejak tragedi itu terjadi, Azura kini tengah menikmati kedamaiannya di kediaman Crazaxs bersama kakak-kakak tersayangnya juga Yurien dan Noelle yang menetap di kediaman itu. Yurien memilih menetap karena ia tidak punya tempat yang ingin ia kunjungi sementara ini, selain itu Azura dan Azrazel masih membutuhkan seorang wali.Setelah bersantai dengan menyeruput teh mawar kesukaannya, Azura kini berjalan menuju tempat berkumpulnya Azrazel, Hersa, Cloez dan Cloraz. Dengan riang gembira ia berjalan, namun tiba-tiba Azura terhenti. Gadis itu termenung memikirkan langkah besar yang menjadi awal balas dendam nya akan dimulai.
Azura tahu bahwa keinginannya untuk keluar dari kediaman Crazaxs ini pasti akan ditentang keras oleh Azrazel yang overprotectiv pada dirinya itu. Azura berbelok arah menuju ke arah kediaman di mana Yurien tinggal.
Sesampainya di kediaman Yurien, Azura masuk ke area itu setelah ketokan pintunya tidak di balas. "Bibi Yurien?" panggil Azura namun tidak ada sahutan dari Yurien.
Hingga berapa lama Azura menunggu kehadiran Yurien, saat ingin berbalik tiba-tiba sekitar Azura dipenuhi asap. Wangi lemon menyeruak ke penciuman Azura, gadis itu spontan menutup hidungnya. Surai pirang keemasan dengan perhiasan berwarna emas, gaun putih panjang hingga menyentuh lantai tidak lupa dengan corak bulu merak yang menghiasi. Dia, Yurien Laccota telah kembali.
"Oh astaga, Azura-ku tersayang rupanya mengunjungi diriku ini." ujar Yurien dengan kegirangan. Azura hanya menatap Yurien dengan ekspresi datarnya itu.
"Karena aku sedang malas berbasa-basi yang ujungnya hanya akan basi, aku akan menjelaskan kedatanganku kemari, bibi Yurien.'' Azura duduk di kursi taman dengan santai.
"Aku membutuhkan izinmu, bibi. Izin untuk pergi ke wilayah Valentieno." lanjut Azura, tatapannya berubah serius. Manik matanya bercahaya layaknya darah yang kental disinari api yang begitu besar. Saat menatap mata itu Yurien sempat bergidik namun merasakan deja vu yang amat besar.
"Kau ingin pergi ke mana Azura?" tanya Yurien sekilas matanya bercahaya sama seperti Azura, namun dengan warna zamrud yang indah.
"Valentieno." Jawab gadis itu dengan tenang, namun mampu membuat Yurien layaknya tersambar petir di siang bolong. Yurien menatap gadis itu dengan tangannya yang bergetar, pupil matanya membulat sempurna.
"Ramalannya sungguh terjadi .." batin Yurien yang masih syok akan kemana gadis kecil itu pergi.
"Baiklah Azura. Aku akan memberimu izin, namun kau juga harus tetap pamit dengan yang lainnya .." Yurien berusaha menutupi keterkejutannya dengan senyuman yang ia tampilkan.
Azura menatap Yurien, merasa ada sesuatu yang janggal. Tetapi gadis itu tetap membalas senyum Yurien sambil berterimakasih karena telah memberikannya izin untuk pergi. Perempuan cantik bersurai pirang keemasan itu membuat sebuah segel di dahi Azura yang berguna untuk keluar dari perbatasan Crazaxs tanpa adanya halangan.
Setelah mendapatkan izin dari Yurien yang menjadi walinya dan Azrazel, Azura pergi menuju tempat Azrazel dan yang lain berada. Namun sebelum itu Azura ingin mengambil beberapa camilan agar ia bisa tetap santai untuk menjelaskan kepergiannya ke luar Crazaxs.
Sebuah pai cokelat dengan isi marshmallow yang ia buat sendiri terhidang di piring besar setelah beberapa jam ia membuatnya. Noelle yang senantiasa membantu nona-nya tersebut pun ikut membuat teh kesukaan Azura dan yang lainnya. Dengan rasa bahagia karena ia sukses membuat pai coklatnya dengan sempurna, Azura menyenandungkan sebuah lagu yang sering ia senandungkan. 'Isabella Lullaby' suara merdu gadis itu dengan hati gembira menyenandungkan lagu tersebut, namun jika gadis itu yang menyanyikannya sudah pasti akan berakhir buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kejam Raja Iblis [The Cruel Stepsister Demon Lord]
Fantasy[Jangan Lupa Follow Zaza ya!] [Alur cerita lambat!] [Tulisan Amburadul/acakan] [Tidak di Revisi!] [Agak ga jelas] "Aku terbangun, tapi ini dimana bukankah aku tadi dari kamar mandi kenapa bisa....?" Ariel seorang gadis berusia 12 tahun yang barusan...