S2, 06. Gerbang Pertama.

244 22 6
                                    


Matahari baru mulai menampakkan dirinya, namun Azura dan yang lainnya telah melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk daerah Valentieno udara semakin sejuk, sepertinya musim gugur akan datang lebih cepat tahun ini.

Azura memakan apel hijau yang mereka beli di desa kemarin, ia menatap apel hijau itu, Cloez sangat menyukai apel hijau. Bahkan untuk berbagi dengan saudara kembarnya sendiri pun ia tidak mau, namun Cloez membagi apel itu untuknya saat mengetahui Azura menyukai apel.

Gadis itu menghela nafas berat, ia tidak seharusnya memikirkan hal-hal seperti ini lagi, rencana balas dendam nya sudah di depan mata, ia harus fokus dan tidak boleh terlena oleh kenangan-kenangan yang ada di Crazaxs.

Semakin lama waktu berjalan akhirnya mereka sudah sampai di pintu perbatasan wilayah, untungnya dengan koneksi dari Rouvan mereka bisa masuk dengan lancar tanpa kecurigaan. Akhirnya mereka memasuki wilayah Valentieno.

"Sepertinya sebentar lagi akan musim gugur," ujar Azura merasakan angin yang berhembus.

"Ya, sepertinya begitu. Cukup banyak perbedaan mencolok di tiap wilayah," Rouvan menyetujui perkataan Azura. Ia menatap Azura yang tersenyum tipis, matanya sudah menunjukkan binarnya.

Kereta mereka melewati perbukitan hijau yang luas, di tepi jalan yang ditumbuhi berbagai bunga, seorang gadis muda melambaikan tangan ke arah mereka, terlihat di sampingnya beberapa topi jerami dan buah-buahan segar. Kereta mereka akhirnya berhenti, gadis muda itu tersenyum dengan wajah berseri-seri.

"Berapa harga keranjang satu apel ini, Nona?" Rouvan mengawali percakapan sambil melihat dari atas kereta dagang itu.

"Satu keranjang cuma 30 pei saja, Tuan." Jawab gadis itu dengan senyum yang tak luntur di wajahnya, Rouvan mengangguk lalu meraih kantong koin miliknya.

Sementara itu Azura turun dari kereta dibantu oleh Noelle, gadis itu menatap topi jerami itu.

"Berapa topi ini?" Tanya Azura dengan tanpa ekspresi, gadis muda itu kebingungan dengan dialek bahasa yang digunakan Azura. Rouvan yang menyadari itu tersenyum kecil, ia lalu mengambil satu topi jerami itu.

"Berapa harga topi satu ini, nona. Itu maksud teman ku," ucap Rouvan tersenyum pada gadis muda itu, gadis muda itu tersipu malu entah karena tidak mengerti apa yang Azura ucapkan atau karena melihat senyuma Rouvan.

"Ah, topi itu harganya 72 pei, Tuan. Maaf saya tidak mengerti ucapan anda tadi, Nona." Gadis itu membungkuk sekilas, Azura hanya mengangguk sambil menatap ke arah ladang yang dipenuhi bunga matahari.

Rouvan akhirnya membayar semua yang ia tanya, dan mereka akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan hingga ke gerbang kota. Rouvan memberikan topi jerami itu pada Azura, gadis itu berterimakasih walau tanpa ekspresi apapun di wajahnya, entahlah gadis itu memang sulit di tebak.

Azura mengenakan topi jerami itu, angin membuat rambutnya berkibar dengan indah. Saat sebuah gerbang kota sudah terlihat dari kejauhan tatapannya tampak berbinar bercahaya, senyuman terpatri di bibirnya.

"Apakah kita akan segera sampai?" Tanya gadis itu antusias. Noelle mengangguk, mengiyakan pertanyaan nona-nya itu.

Setelah mereka sampai di pos pemeriksaan, banyak yang menatap kagum ke arah Azura, kulit dan surai putih saljunya adalah hal yang langka di sana, sementara itu gadis itu malah sibuk menatap pasar yang begitu padat di kanan dan kirinya.

Pemeriksaan selesai dengan cepat dan lagi-lagi itu dikarenakan Rouvan, koneksi yang dimiliki oleh tuan muda kedua keluarga Dalizhs. Mereka melanjutkan perjalanan hingga berhenti di sebuah kuil besar, Rouvan menatap Azura dengn senyum hangatnya.

"Baiklah, aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini. Setelah ini mungkin kita akan bertemu lagi dalam waktu yang cukup lama, aku pamit dan jaga dirimu Ri- maksudku Aria." Rouvan mengecup punggung tangan gadis itu sebagai salam perpisahan dan gadis itu mengangguk dengan senyum tipisnya.

Mereka akhirnya berpisah, Noelle di minta oleh Azura atau yang sekarang kita sebut sebagai Aria untuk pergi mencari penginapan.

"Pergilah ke arah kolam, Ar."

Sebuah suara muncul seolah berbisik pada Aria, gadis itu menurutinya. Ia berjalan masuk ke arah kuil dan mencari kolam, hingga akhirnya ia tiba di sebuah kolam dengan air mancur di tengah kolam tersebut, kolam penyucian.

Dengan langkah mantap gadis itu berjalan memasuki kolam itu, ia menceburkan dirinya ke kolam tersebut, seketika air kolam mengeluarkan gelembung-gelembung hitam bersamaan dengan gadis itu muncul ke atas. Manik mata aquamarine miliknya berganti sekejap dengan manik ruby.

Gadis itu tersenyum licik, waktu seolah berhenti dua perempuan dengan gaun yang berbeda seolah melambangkan kehidupan dan kematian terbang di atas gadis itu.

"Aku kembali ... Keluarga-ku tersayang." Sorot mata yang memancarkan dendam mendalam seolah akan mencabik-cabik siapa saja itu menatap ke arah langit yang mendung, hujan akan turun dengan deras disertai petir. Itu lah tanda awal kehancuran Valentieno.

🦋🦋❄️🌓

Yuka & YukiGoddes of Death & Goddes of LifeFrom Neuro Myth

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuka & Yuki
Goddes of Death & Goddes of Life
From Neuro Myth

______________

Story by : Dinda Queenzafa [Zaza]

Holaa semuaa (⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~
Zaza di sini! Ngga terasa waktu berlalu cepat banget, dulu pas zaza nulis cerita ini antara tahun 2018, 2019 atau 2020 zaza lupa tahun sama bulannya cuma ingat tanggalnya ehe. Dari yang dulu pas pertama kali nulis umur zaza aja belum genap 12 tahun, sekarang zaza udah sma, dan cerita ini belum selesai-selesai. Cerita ini sebenernya ga jelas banget kalau di pikir-pikir, tapi tetep zaza lanjutin soalnya seru aja hehehe.

Banyak banget hal yang terjadi selama zaza nulis cerita ini, mulai dari ganti-ganti device buat nulis, mood yang campur aduk, pernah dipinang penerbit tapi zaza belum siap terbit, bingung gimana ngedapetin feel untuk setiap adegan yang mau zaza tulis, masalah pertemanan, masalah keluarga, dan masih banyak hal lagi deh pokoknya.

Zaza bahagia dengan nulis cerita ini karena bisa curhat juga di sini hehehe maklum zaza ngga bisa curhat ke orang yang zaza kenal ataupun kenal zaza. Terimakasih untuk tahun-tahun yang berlalu, terkhususnya untuk pembaca lama zaza yang apakah masih ada? Pokoknya terimakasih kepada semua pembaca zaza yang sabar nungguin cerita satu ini update Love u all (⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥

Psst ... Zaza akhirnya peringkat 2 dan masuk 3 besar di akhir sekolah menengah pertama ini, setelah di semester 1 kelas 9 turun peringkat ke 4. Terus setelah menunggu sekian lama, akhirnya zaza dapet hp baru YEYY!! Zaza semakin semangat update karena tidak nge lag lagi! Zaza happy happy happy (⁠^⁠∇⁠^⁠)⁠ノ⁠♪ buat kalian semua semangat yaa!
Jangan lupa Vote dan Komen
Bye ... Bye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adik Kejam Raja Iblis [The Cruel Stepsister Demon Lord]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang