Ada aturan dalam klan Asura yaitu dilarang terlalu mencintai seseorang karena kutukan akan terjadi pada orang yang dicintainya. Begitulah yang terjadi pasa Raja Asura ke-8, ia yang jatuh cinta pada seorang utusan malaikat sangㅡ ksatria suci.Saat itu Raja Asura ke-8 masih berstatus putra mahkota, ia tinggal sementara di dunia manusia untuk mempelajari apa saja tentang manusia. Namun hal yang paling menarik perhatiannya adalah dia, seorang perempuan bersurai putih dengan mata hijau layaknya batu emerald yang bersinar di bawah sinar matahari.
Kecantikan gadis itu sangat tidak manusiawi, karena rasa penasarannya. Sang pangeran membuntuti kemanapun gadis itu pergi, hingga gadis itu merasa risih dan kesal.
"Permisi tuan, apakah anda membutuhkan sesuatu dari saya?" Tanya gadis itu tanpa menoleh ke belakang.
"Kau Dewi, ya?" Bukannya jawaban, sang pangeran malah bertanya balik, yang pertanyaannya sukses membuat pipi gadis itu bersemu merah merona karena merasa tersanjung disandingkan dengan seorang Dewi.
"A-apa maksud anda? Saya hanya pengantar pesan," jawab gadis itu masih enggan berbalik.
"Begitukah? Tapi kau sangat cantik, nona," sang pangeran perlahan keluar dari persembunyiannya dan mendekat ke arah gadis itu.
"Baumu sangat harum," ujar sang pangeran, gadis itu berbalik dan seketika ia terdiam menatap sang pangeran yang menatap gadis itu sedari tadi. Kedua mata mereka bertemu, dan pipi gadis itu kembali bersemu, ia tak menyangka ada sesosok yang begitu rupawan di dunia manusia ini, selama ini ia hanya melihat para Malaikat dan Dewa-Dewi dari dunia atas yang begitu rupawan. Namun ketampanan pemuda yang berdiri di depannya ini sungguh memancarkan aura yang berbeda.
"Ya?" Tanya gadis itu masih dalam keadaan setengah sadar.
"Boleh ku tahu namamu, nona?" Sang pangeran kembali bertanya.
"A-ah.. Rui. Namaku Rui," ucap gadis itu sambil tersenyum. Sang pangeran terpesona.
"Salam kenal nona Rui, maaf atas kelancangan saya. Perkanalkan saya Aslan Demionnè," Aslan mundur sebentar lalu menunduk sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Rui, dan satu tangannya ke belakang. Itu adalah salam dari klan Asura.
"Ah, tidak apa tuan Aslan. Saya hanya terkejut dengan anda yang membuntuti saya," ujar Rui sambil meraih uluran tangan Aslan.
Aslan mengecup sekilas tangan Rui membuat gadis itu kembali merona, walaupun itu adalah salam penghormatan, selama ini ia tidak pernah mendapatkannya. Mereka lalu bercakap-cakap hingga tak terasa hari sudah menjelang sore dan sebentar lagi matahari akan terbenam.
"A-ano.. Aslan, aku harus kembali hari sudah gelap," ucap gadis itu dengan keraguan di kalimatnya.
"Ah, kau benar Rui. Apakah besok kita masih bisa bertemu?" Tanya Aslan, telinganya memerah.
"Rumahku di atas bukit, aku tinggal sendirian, aku akan sering pergi ke taman di lereng, kalau kau bisa kita bisa berte-.." belum selesai Rui berbicara, Aslan menggenggam tangan Rui dan mengangguk dengan cepat.
"Ayo kita bertemu di sana." Kalimat itu keluar dari mulut Aslan dengan sangat cepat.
Sesaat mereka berdua terdiam, lalu saat sadar wajah mereka berdua merah padam, Aslan melepaskan genggaman tangannya, sementara Rui berbalik membelakangi Aslan.
"Ma-maaf, aku tidak sengaja." Gumam Aslan ia canggung.
"Ti-tidak apa-apa kok... haha.. ha.." ucap Rui sambil tertawa kikuk.
Lalu berwal dari pertemuan itu mereka semakin dekat, Aslan jatuh cinta pada Rui karena sikap gadis itu yang baik dan manis, namun juga bisa tegas dan anggun. Begitu juga sebaliknya Rui juga jatuh cinta pada Aslan karena pemuda itu begitu berbeda dari pemuda lainnya, hingga akhirnya mereka nekat melanggar aturan agung dari kedua belah pihak karena rasa cinta mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kejam Raja Iblis [The Cruel Stepsister Demon Lord]
Fantasy[Jangan Lupa Follow Zaza ya!] [Alur cerita lambat!] [Tulisan Amburadul/acakan] [Tidak di Revisi!] [Agak ga jelas] "Aku terbangun, tapi ini dimana bukankah aku tadi dari kamar mandi kenapa bisa....?" Ariel seorang gadis berusia 12 tahun yang barusan...