[Engga ada scane tentang Azrazel, Hersa, duo CC, ataupun yang lain karena ni scane dokus ke arah Ariel dengan ingatannya.]
Azura kini tengah duduk di samping seorang perempuan bersurai hijau yang tak lain dan tam bukan ialah Arula.
(Ketemu camer gays :v)
Arula terus tersenyum menatap Azura yang kini agak risih dengan tatapannya. Gadis itu menengok ke segala arah tidak ada orang lain selain mereka berdua.
'Lah biasanya kalau dinovelkan ketemu ma pemilik asli ni tubuh napa gw malah ketemu tante bidadari njir?!'
Azura kini menatap bingung pada Arula yang masih tersenyum sambil menutup kedua matanya seperti bulan sabit.
"Azura.." panggil Arula ia lalu mengelus surai hitam itu dengan lembut, dan Azura menuruti apa yang dilakukan Arula layaknya boneka.
"Emm.. anu.. ini dimana?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Azura itu membuat Arula terkekeh
'Jangan-jangan ini ada di alam bawah sadar gw njir, kan biasanya gitu, terus gw ini rupanya reinkarnasi Azura sendiri biasanya gitu ye kan thor?'
(Serah gw lah gw yang nulis)
"Ini ada di dalam ingatan Azura." Arula mengatakan hal itu sambil menatap lurus padang rumput yang kosong itu
"Maksudnya?!" Azura tak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Arula"Ariel, kehidupan Azura memang benar, ia terbunuh oleh kakak kandungnya sendiri."
Skakmat!
'Seperti yang gw dugong, terus gw pasti renikarnasi Azu-' batinan Azura terpotong dengan kalimat yang diucapkan oleh Arula
"Kau bukanlah Azura." Mata Azura atau saat ini kita panggil Ariel melotot menatap tak percaya pada Arula
"Dirimu adalah Ariel, tapi sekarang aku mohon jadilah Azura tapi jangan melupakan ingatan tentang dirimu sebagai Ariel, Azura." Arula menatap sendu sambil mengelus kedua pipi tembam Ariel.
"Jaga baik-baik Azrazel dan sampaikan permohonan maaf ku serta terimakasih dariku. Sampai jumpa putriku..." setelah mengucapkan itu Arula berubah menjadi butiran bunga Calendula
Angin dingin berhembus tapi Azura terlihat dilindungi oleh kehangatan, senandung merdu yamg berasal dari Arula seperti mengisyaratkan
'Aku selalu ada disampingmu, melindungimu, dan menjadi keluh kesahmu.'
Tanpa Ariel sendiri sadari kini ia tengah menitikan air mata kala merasakan kehangatan yang sudah lama tak ia rasakan, pelukan hangat seorang ibu untuk anaknya.
Ariel kini mengingat ibunya, ia ingin tahu apakah keluarganya sedih karena ia tidak bersama mereka atau hanya biasa saja?
Ariel menutup matanya, air mata mengalir dari kedua matanya, ia menggigit bibirnya agar ia tak mengeluarkan suara
Ia membuka matanya menatap sekeliling kini ia berada di sebuah kamar berwarna putih hanya saja dirinya seperti tembus
Ia menatap gadis yang tengah terbaring kaku di ranjang miliknya saat ia hidup sebagai Ariel, ya gadis yang tengah terbaring kaku dengan tubuh dipenuhi alat medis itu adalah tubuhnya tubuh seorang Ariel Yuriana.
Ia kembali mengingat saat dirinya berada di rumah sakit akibat sakit diare makan tahu mentah, dan tempe mentah.
(Ini diambil dari pengalaman Zaza sendiri yang masuk rumah sakit sekitar umur 2-3 tahun karena muntah terus alhasil dirawat di rumah sakit benteng.)
Saat dirinya yang menjadi cucu, ponakan tersayang dari keluarga sebelah mama nya, Ariel tersenyum mengingat momen itu walau samar-samar ia masih ingat bagaimana ia menolak diperiksa dan bagaimana awalnya sebelum masuk rumah sakit dirinya dicek di klinik.Ia masih ingat saat dirinya merasakan sakit karena perawat klinik itu tak bisa menemukan aliran darah nya agar bisa diinfus, tanganya ditusuk di banyak tempat membuat ngilu keluarganya dan dirinya yang menangis kesakitan
Alhasil dirinya dibawa ke rumah sakit dan dengan cepat ditangani, sungguh kenangan yang indah, Ariel tak henti tersenyum.
Ia merindukan keluarganya, ia merindukan dirinya sebagai Ariel Yuriana, hanya saja suara tangisan seseorang seakan memeluknya dari belakang agar tidak pergi menuju kehidupannya sebagai Ariel.
Ariel kini berada di tengah-tengah dilema yang berat, di satu sisi jikalau ia maju ia akan menjadi Ariel dan bersama keluarganya tapi kembali merasakan kehampaaan, sementara disisi lain ada Azrazel yang tengah memeluk dirinya, serta Hersa yang menangis tak ingin ia pergi Cloez dan Cloraz juga menatap sendu Ariel.
Gadis itu maju selangkah dan wujudnya menjadi gadia berumur 12 tahun dengan wajah miliknya. Azrazel tetap memandang wajah Ariel ia air matanya masih mengalir.
Gadis itu tengah dilema apa yang harus ia pilih? Akankah kebahagiaan dengan identitas orang lain ataukah kebahagian tak nyata dengan keluarga yang bersama dengan ingatan dan identitas dirinya? Apa yang harus ia pilih, menjadi Azura atau Ariel?
🦋🦋
_________________
Story by : DindaQueenza [Zaza]
Jawab ya menurut kalian kalau di posisi sang MC kita apa yang kalian pilih?
Jawaban kalian bisa nentuin ni cerita juga loh Zaza bisa bikin sad ending, happy ending, ataupun menggantung sesuai komen dan mood Zaza jadi silahkan dijawab
¯\_(ツ)_/¯Jangan lupa Vote dan Komen
Bye..Bye..( ˘ ³˘)♥︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kejam Raja Iblis [The Cruel Stepsister Demon Lord]
Fantasy[Jangan Lupa Follow Zaza ya!] [Alur cerita lambat!] [Tulisan Amburadul/acakan] [Tidak di Revisi!] [Agak ga jelas] "Aku terbangun, tapi ini dimana bukankah aku tadi dari kamar mandi kenapa bisa....?" Ariel seorang gadis berusia 12 tahun yang barusan...