Sesampainya di gerbang panti, Jisung, Jimin, dan Yanshen turun dari mobil. Yanshen menekan bel, dan selang lima menit seorang wanita baya muncul membukakan gerbang.
"Oh? Ada yang bisa saya bantu?"
Yanshen bingung harus bersikap sepertinya apa. Sebelumnya dia tak pernah menitipkan anak ke sebuah panti. Bahkan, dia saja tak punya anak.
'Apa yang harus kukatakan? Bu, saya disuruh tuan saya menitipkan dua anak aneh ini kesini. Masa begitu??!'
Jimin yang tahu apa yang dipikirkan Yanshen berdecak. Payah sekali paman satu ini, pikirnya.
"Bu, kami tersesat dan tidak tahu orangtua kami dimana. Paman ini menemukan kami dan hendak menitipkan kami kesini," ucap Jimin lugas.
"Jimin, apa maksudmu mengatakan itu?" bisik Yanshen pelan.
"Diamlah, aku ini sedang membantu paman, tahu?"
"Ah, jadi tuan ingin menitipkan dua anak ini? Mari silakan masuk dulu."
Jisung, Jimin, dan Paman Yanshen memasuki pekarangan panti. Di benak mereka bertiga, panti harmonis nampak nyaman ditinggali, namun yang ada di depan mereka saat ini adalah panti terburuk yang pernah mereka lihat. Terbuat dari kayu, halaman yang tidak terurus, dan banyak sekali bekas rayap di bangunan ini.
'Apa-apaan panti ini?'
Yanshen tak mau berlama-lama di tempat ini. Ia pamit dengan perempuan yang diduga pemilik panti ini.
"Maaf kami tak sempat menjamu anda, Tuan Jang."
"Ah, tak apa. Lagipula saya tak mau membuat anda repot Nyonya Kim.
Dan akhirnya, Yanshen pun tancap gas mobil meninggalkan Jisung dan Jimin.
"Nah, bagaimana kalau kita perkenalan terlebih dahulu? Nama saya Kim Sarang, tapi panggil saja mama Sarang, oke?" ucap mama Sarang lembut.
Respon Jisung dan Jimin hanya mengangguk.
"Ngomong-ngomong, kalian belum beritahu nama kalian."
"S-aya Park Jisung, bi-eh mama. Kalau ini adik kembar saya, namanya Park Jimin."
"Wahhh ternyata kembar ya? Pantas wajah kalian mirip sekali satu sama lain."
"Mamaaa! Kak Suho sama Kak Seojun berantem lagii!"
Tiba-tiba muncul seorang anak kecil lelaki yang sepertinya sepantaran si kembar. Ada yang berantem katanya?
"Aduh, pasti berantem gara-gara rebutan Jukyung."
"Iya, tadi Kak Jukyung ngajak main Kak Suho terus ngga tahu kenapa Kak Seojun malah marah."
"Yaudah Raffi, antar mama ke mereka ya. Jisung sama Jimin, kalian ikut mama dulu ya."
"Iya ma."
'Anak kecil kok diajak lihat orang berantem? Bibi ini aneh.'
•••
"Suho, Seojun! Duh, kalian ini kenapa berantem terus? Jukyung juga nih, sudah tahu mereka ini sepaket, kalau mau main ajak mereka berdua langsung, mengerti?"
Jisung dan Jimin malah jadi melihat mama Sarang yang marah-marah. Yang anehnya, mama Sarang justru terlihat sedang memarahi si Jukyung itu. Padahal jelas-jelas yang berkelahi tadi si hmm... siapa tadi namanya? Ah, Suho dan Seojun. Kok namanya tidak asing ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Fanfictiongimana rasanya punya kembaran idol dengan dirimu sebagai calon CEO agensinya?