sangat disarankan sebelum baca chap ini baca chap sebelum-sebelumnya agar tidak lupa dengan jalan cerita dikarenakan author nya pun lupa dengan jalan cerita karya nya sendiri, sekian :)
Dua orang di depannya ini benar-benar membuat Raffi pusing. Jika yang satu teriak, maka yang satu lagi akan teriak lebih kencang. Apa ini yang disebut perang antar saudara?
"Jimin! Untuk apa kau mengobati penguntit seperti dia?!"
"Karena kamu membuatnya terluka bodoh! Kalau ketahuan Mama Sarang bisa-bisa kita dituduh melakukan penganiyaan!"
"Lebay! Lagipula dia terluka karena jatuh! Bukan karena aku!"
Setelah hampir 30 menit mendengar segala macam ocehan yang keluar dari mulut sepasang kembar ini, Raffi memberanikan diri untuk berbicara.
"H-hei, bisakah kalian berhenti bertengkar?"
Jisung dan Jimin berhenti. Mereka saling bertatapan sebentar, lalu kompak menoleh Raffi.
"A-apa ada yang salah dengan wajahku?" tanya Raffi karena ia merasa tak nyaman diperhatikan lama-lama seperti ini.
"Tuh kan! Kau sudah membuat Raffi takut! Sudah kubilang tak perlu obati dia! Kekuatanmu akan terbuang sia-sia!"
"Apa maksudmu? Kekuatan apa?"
Sepasang kembar itu tersentak.
'Park Jisung bodohhh!! Kenapa kau malah keceplosan gitu hah?!!'
'Ya mana kutahu?!'
'Tanggung jawab bodoh! Apa yang harus kita katakan sekarang??!'
"E-ehm ehm bukan kekuatan supranatutal seperti yang kau bayangkan Raffi ohhoho. Apalagi kalau sampai kau berpikir Jimin ini punya elemen air, angin, dan es hohoho. Oh ya, jangan sampai berpikir kau ini bisa sembuh dengan kekuatan manipulasi Jimin yang bisa mempercepat regenenasi luka ya. Dia ini benar-benar gadis normal hoho."
'Park Jisung bodoh.'
"A-apa maksud kalian—"
Triingg!
Tiba-tiba saja kedua bola mata Raffi berubah warna menjadi putih total. Mulutnya menganga dan terlihat benerapa kerutan di wajahnya. Dari diri Raffi keluar cahaya putih terang yang sangat menyilaukan mata. Dan juga, entah sejak kapan tiba-tiba angin di sekitaran mereka bertiup kencang.
"Hei Raffi apa yang terjadi padamu?!!— Jimin, sebenarnya apa yang terjadi dengannya??!"
"J-jisung, dia..."
"Dia kenapa?!"
Angin kembali bertiup normal dan cahaya putih itu hilang. Raffi menunduk seperti orang yang habis kehilangan banyak energi.
"Dia adalah Lee Jihoon."
"H-hah?! Kau tidak berbohong kan Jim? Lee Jihoon tun-"
"Ya, dia Lee Jihoon. Tunanganku," jawab Jimin serius sambil menatap Raffi dekat.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan terhadapnya?"
"Aku..." Jimin bingung. Lee Jihoon adalah kekasihnya, tunangannya, salah seorang yang sangat ia cintai. Ia mati karena serangan dari lelaki misterius di dunia tempat mereka berasal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Fanfictiongimana rasanya punya kembaran idol dengan dirimu sebagai calon CEO agensinya?