arrived at seoul

274 32 1
                                    

Bandara internasional Incheon nampak begitu ramai. Cahaya flash kamera dimana-mana, dan suara teriakan yang didominasi kaum wanita terdengar begitu riuh. Para bodyguard sigap menjaga member dari terjangan fans yang selalu tak terduga.

Jimin melihat itu semua dengan wajah biasa saja. Ia sedikit heran dengan para wanita yang dengan ganas mendekati para member itu. Memangnya harus ya bersikap seperti itu?

"Jimin!"

Karin mendekat kearah Jimin dengan satu koper besar di tangan kanannya, juga satu tas kecil di punggung. Penampilannya nampak seperti siswi SMA biasa. Tidak akan ada yang mengira kalau sebenarnya Karin ini seorang penyihir hebat.

"Kamu udah disini dari jam berapa?"

"Sekitar... 30 menit yang lalu? Aku harus menyiapkan banyak hal gara-gara mereka," ucap Jimin sambil menunjuk member Dream yang masih dikelilingi penggemar.

"Wow, pantas saja daritadi ramai. Btw, adik kelas itu juga ada disana."

"Apa?"

Diantara kerubungan wanita itu, ternyata ada sebagian kecil pria yang ikut 'mengantar' NCT Dream di bandara. Salah satunya Raffi.

"HEII! SEDANG APA KAU?!"

Jimin meneriaki Raffi begitu keras hingga ia menjadi pusat perhatian. Karin yang ada di sampingnya hanya bisa menunduk malu.

•••

Rona merah tercetak jelas di wajah Jimin. Ia menunduk malu mengingat perbuatannya beberapa menit yang lalu. Jika bisa, Jimin ingin sekali menghilang dari permukaan bumi.

"HAHAHHAH!"

"Jimin benar-benar gila! Hei, kau tak punya malu ya?" ledek Chenle.

"Guys, hentikan. Kasihan Jimin," Mark mengingatkan anggotanya.

"Ayolah kak. Ini momen yang begitu langka. Kapan lagi kita bisa membuat seorang Jimin merasa seperti ini?" ucap Jaemin.

"Mulai sekarang, kita panggil Jimin dengan 'Fluster Girl'. Setuju nggak?" Jeno iseng membuat panggilan aneh untuk Jimin. Satu detik kemudian langsung dibalas tatapan maut Jimin. Rupanya Jimin sudah kembali.

"KEMARI KALIANN!!"

Aksi kejar-kejaran di pesawat bagian kelas eksklusif pun tak dapat dihindari. Jimin dengan segala kekuasaannya sengaja memesan kelas eksklusif untuknya, para member, Karin, dan juga Raffi. Sedangkan staff, Jimin tak peduli dengan mereka.

Raffi baru saja keluar dari kamar mandi. Jaemin-yang saat ini berstatus sebagai target Jimin-melihat kesempatan itu dan langsung masuk ke kamar mandi sebagai tempat aman. Raffi sedikit terkejut dengan terobosan mendadak itu. Namun, ia lebih terkejut dengan Jimin yang dengan kecepatan penuh berlari menuju dirinya-lebih tepatnya menuju Jaemin yang bersembunyi, sih.

Bruk!

"Aw, sialan... menghalangi saja! Dasar-"

Ucapan Jimin terhenti begitu melihat Raffi tepat di hadapan wajah nya. Gadis itu jatuh menimpa Raffi, menyebabkan keduanya berada di posisi aneh.

"Kak, terlalu dekat..." Raffi salah tingkah.

Jimin tetap di posisinya, tak berkutik selalipun. Pikirannya sedang berkelana entah kemana. Ia tak bisa berpikir rasional sekarang.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang