going to mall

1.9K 160 1
                                    

"Kakak, kalau lelah istirahat dulu. Jangan asal tempel koyo terus malah lanjut latihan. Ini sampai biru-biru gitu."

Tadi Mark sedang ganti baju di dalam kamarnya, namun tiba-tiba Jimin masuk untuk memberitahu bahwa makan malam sudah siap. Mark pun buru-buru menutupi area punggungnya dan itu malah membuat Jimin curiga. Jimin masuk dan menarik paksa kaos Mark dan terlihatlah memar-memar di bagian punggungnya. Jimin sampai meringis membayangkan betapa sakitnya memar itu.

"Engga apa-apa kok~ udah sering juga jadi biasa aja."

"Ayo turun, kita makan dulu," ucap Jimin sambil tersenyum. Padahal tadi Mark sudah bersiaga kalau-kalau Jimin marah.

"Kamu.. engga marah?"

"Loh? Kenapa marah?"

"Kan biasanya kamu galak."

Sebenarnya Jimin mau banget marah-marah, tapi melihat memar yang begitu banyak tercetak jelas di punggung Mark, dia jadi tak tega.

Mereka sudah tiba di meja makan. Disana sudah ada Jisung dengan baju piyama merah Mqueen kesayangannya. Kelihatannya dia sudah lapar dan ingin cepat-cepat makan. Tapi kalau dia malah makan duluan, sudah dipastikan akan terkena amukan Jimin.

"Kalian lama sekali.. aku sudah lapar banget tahu."

"Ya maaf. Salahin Kak Mark tuh."

"Kok jadi kakak?"

"Emang Kak Mark ngapain?"

"Engga ngapa-ngapain. Ayo makan. Nanti supnya dingin."

Mereka pun menyantap makanan mereka.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kalian bisa kesini? Sudah izin?"

Yang awalnya santai menyantap makanan, Jisung dan Mark langsung menghentikan kegiatannya. Jisung menendang kaki Mark pelan memberinya kode agar ia bicara. Tapi gagal, Mark malah mengaduh kesakitan.
"Jisung, itu sakit! Kau menendang tulang keringku!"

"Apa sih? Aku saja sedang anteng makan sup buatan Bibi Junshin tercinta."

"Jadi, kalian memilih cara kekerasan?"

Jisung buru-buru angkat suara," Tapi kau jangan marah ya. Nanti aku belikan Chatime kesukaanmu yang ukuran large tiga gelas."

Jimin mengangguk. Lagipula itu tawaran yang sangat menggiurkan!

"Kami kabur."

"Hah? Coba ulang ucapanmu."

"Err.. kami kabur. Yah, hanya itu."

Jimin menatap kedua kakaknya tidak percaya, matanya yang sipit itu sampai melotot kaget. Yang ditatap sudah harap-harap cemas, takut Jimin mengamuk sampai ekor sembilannya muncul. Engga, bercanda kok.

"Kalian—!"

"Huaa maafkan kami.." ucap Mark dan Jisung barengan sambil mengatupkan kedua tangan dan menundukkan kepala.

"Ngapain minta maaf?"

Loh? Hari ini Jimin kesambet apa sih? Kok jadi baik?

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang