starting to revealed

341 30 1
                                    

Aura hitam dimana-mana. Jisung dan Mark yang beberapa menit lalu sedang bersantai bersama member NCT Dream lainnya, mendadak kaku dan tegang. Tidak, tidak... jangan kalian samakan aura kelam ini dengan saat Lee Hyongjae datang berkunjung. Kali ini, aura gelap ini lebih menusuk.

"H-hei, Jiminie. Ada apa? Wajahmu seram banget," tanya Jaemin. Sebenarnya butuh seribu effort untuk melakukannya.

"SERAM KATAMU??!!"

Ehm, saat ini Jimin memang sedang dalam mode sensitif. Aura gelap nan kelam yang sejak tadi member Dream rasakan berasal dari gadis ini. Kalau perempuan sudah marah itu sangat menyeramkan.

"Maksud Jaemin, wajahmu sangat pucat seperti hantu," koreksi Haechan.

"LIKE A GHOST?!"

Bukannya membaik, Jimin malah semakin marah.

"Hah... kalian tak bisa diandalkan," Mark melanjutkan kalimatnya, "Jimin, ada apa? I'm sure that something is going wrong?"

"Huh, sebentar lagi aku ke Korea."

"APAAA??!!"

Kompak, Mark dan Jisung serta member Dream lainnya terkejut. Setelah belasan tahun, akhirnya Jimin kembali ke Korea Selatan. Itu berita yang sangat menggemparkan.

"K-kenapa tiba-tiba?"

"Aku dikirim kesana sebagai perwakilan pertukaran pelajar, bersama Karin dan Raffi juga. Meskipun itu keputusan kepala sekolah dan guru-guru, aku yakin Hyongjae juga campur tangan. Dia kan donatur terbesar di sekolah, jadi pendapat darinya tak mungkin diacuhkan begitu saja. Tadi juga aku sempat mengintip dokumen-dokumen, dan ternyata dia juga yang memberikan sponsor untuk kami bertiga, hmph."

"Tapi... kalau tujuannya memang untuk itu, kenapa Karin dan emm siapa tadi namanya?" ucap Renjun berhipotesis.

"Raffi."

"Nah iya itu. Susah sekali sih namanya," Renjun malah ngomel sendiri. "Untuk apa mereka berdua juga disponsori? Kan yang Hyongjae butuhkan hanya Jimin. Mensponsori tiga siswa hanya membuang-buang uangnya."

Jimin baru sadar. Untuk apa seseorang seperti Hyongjae melakukan hal tak berguna begitu? Hyongjae adalah tipe orang yang hanya akan melakukan hal yang menguntungkan dirinya. Apakah menghamburkan uang untuk mensponsori dua orang yang tak ada hubungannya sama sekali dengannya adalah tindakan yang menguntungkan?

Eh, tunggu dulu. Betulkah Hyongjae dan dua orang itu tak ada hubungannya?

"Karin dan Raffi... jangan-jangan mereka ada sesuatu?" Wah, insting Mark tajam juga ya.

Jisung otomatis melirik Jimin— dan itu kentara sekali seakan berkata, 'Hey, jangan-jangan yang dimaksud itu Raffi saat kita masih di panti asuhan?'

Jika kalian ingin kabur dari kelas saat jam pelajaran, maka jangan sekalipun mengajak Jisung. Alasan pertama, dia ini lemot di pikiran, dan lamban di fisik. Bisa dipastikan ribuan persen kalian akan tertangkap guru atau penjaga sekolah. Alasan kedua, dan ini adalah alasan yang kuat bahwa jangan nekat mengajak Jisung bolos. Jisung itu sangat tidak mahir dalam hal berbohong, sama seperti tokoh Kamado Tanjirou di serial anime 'Kimetsu no Yaiba'.

"Jisung, kenapa kamu lirik Jimin? Kalian menyembunyikan sesuatu?"

Tuh kan! Auto ketahuan!

"Raffi sempat berada di panti yang sama denganku dan Jisung."

'Apa aku perlu mengatakan bahwa Raffi itu Lee Jihoon yang dibangkitkan oleh Hyongjae?' pikir Jimin.

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang