"Kakak! Jangan main ponsel sambil menyetir! Mall nya terlewat tuh!"
Mobil berhenti mendadak, membuat Jimin yang tak mengenakan seat belt terbentur kursi penumpang depan yang ditempati Jisung. Suara klakson terdengar bersahutan dibelakang mobil yang Mark kendarai. Mark buru-buru turun dari mobil dan membungkukkan badan sambil minta maaf.
"Untung disini orang-orangnya engga segalak di Korea.." ucap Mark saat ia sudah masuk kembali ke dalam mobil.
"Halah, sama aja kok."
"Ih, serius. Kalau kita lagi di Korea, pasti udah dikata-katain dan unjung-ujungnya baku hantam. Apalagi kalau ada orang mabuk. Hhh.. aku mau tinggal disini aja,ataau balik ke Kanada juga boleh."
"Apaan sih, jangan ngarang. Buruan putar balik."
Mark pun memutar arah mobil.
"Hei, Jimin. Bukannya hari ini seharusnya kau pergi sekolah?" tanya Jisung tiba-tiba.
"Hngg.. aku malas. Lagipula sudah kubilang semua pelajaran itu sudah kukuasai sejak umur 10 tahun."
"Yey! Kita sudah sampai! Kalian langsung turun saja, nanti aku menyusul," ucap Mark tiba-tiba.
"Memangnya kakak tahu tempat parkirnya?"
"Kan aku bisa bertanya."
"Bisa bahasa Indonesia?"
"Aku bisa bahasa Inggris."
Jimin memasang wajah meledek andalannya lalu keluar dari mobil. Kalau Jisung, dia sudah turun sejak tadi dengan earphone kesayangannya yang sudah tersumpal di telinga. Hilih, padahal itu buat gaya-gayaan doang. Aslinya mah tidak ada musik yang sedang ia dengarkan.
"Hei Jisung, lepas earphone nya. Engga usah gaya-gayaan. Kamu tinggi kayak tiang listrik terus pake baju kayak gitu juga udah keren kok."
"Engga ah, biar tambah keren."
"Hih."
Jimin menarik paksa earphone itu. Otomatis, Jisung marah-marah dan sebentar lagi pasti akan terjadi keributan. Jimin berlari untuk menghindari Jisung yang terus mengejarnya. Coba kalian bayangkan, mereka sedang berada di lobi mall dan malah kejar-kejaran layaknya anak kecil. Perhatian orang-orang pun beralih kearah mereka tanpa perlu diminta.
Mark, cepatlah datang.
Jimin berhenti karena lelah. Jisung yang masih berlari dengan kecepatan penuh akhirnya menabrak gadis itu.
"Aw! Lihat-lihat dong!"
"Kamu sih berhenti mendadak."
"Siapa suruh kejar."
"Siapa suruh narik-narik earphone aku."
"Lagian kamu gaya-gayaan gitu. Aneh."
"Sembarangan."
"Stop! Astaga, kalian daritadi jadi pusat perhatian, tahu?"
Akhirnya Mark datang. Jisung dan Jimin melihat ke sekeliling. Benar saja, orang-orang sedang memperhatikan mereka. Duh, jadi malu.
"Ayo ke Chatime. Jisung udah janji kemarin."
"Oke."
Jimin berjalan ditengah sambil memegangi tangan kedua kakaknya untuk menuntun mereka yang tidak tahu sama sekali rute mall ini.
Dan lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian. Salah satu dari mereka memiliki badan super tinggi, dan Jimin yang menggandeng tangan kakaknya yang malah terlihat seperti anak TK pulang sekolah. Mark yang menyadari itu, berbisik ke Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Fanfictiongimana rasanya punya kembaran idol dengan dirimu sebagai calon CEO agensinya?