Jisung sudah tidak kuat lagi, ia berlari menuju ruang ganti, dan lansung duduk di sofa yang sudah tersedia disana. Dia menangis, matanya sembap dan hidungnya pun merah. Yah, sebenarnya dia malu harus menangis layaknya anak kecil seperti itu, tapi mau bagaimana lagi? Jisung kan memang cengeng.
"Jisung, kenapa nangis?" Mark menghampirinya.
"E-engga tahu.. hiks..."
Dan dalam sekejap, Jisung sudah dikelilingi para member NCT Dream lainnya.
"Loh, kamu kenapa nangis? HAHAHAH JISUNG CENGENG BANGET SIHH, JADI GEMESS," ledek Haechan, terus Chenle malah ikut ketawa bareng Renjun.
"Jisung my lovely kamu kenapa?? Ada yang sakit? Kaki kamu baik-baik aja kan? Tidak terkilir atau apapun?? Atau kamu lapar? Mau aku masakkin sesuatu???" Jaemin malah heboh sendiri.
Kalau Jeno beda lagi, dia malah diam saja sambil berpikir apa yang sebaiknya ia lakukan. Ia tidak mungkin ikut tertawa bersama Chenle dan Renjun kan?
"Jimin..." lirih Jisung disela-sela tangisnya.
"Mau aku panggilin Jimin kesini?" tanya Jeno. Akhirnya dia punya sesuatu untuk dilakukan.
Jisung mengangguk.
Jeno mengambil ponselnya, dan mulai mencari kontak Jimin.
•••
Sedangkan disisi lain, Jimin merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya, ia meminta izin ke toilet kepada teman-temannya.
Jimin berlari menuju backstage dimana Jisung dan yang lainnya berada.
BRAK!!
Jimin membuka pintu kasar, dan melihat Jisung tengah menangis sambil dikelilingi para member Dream lainnya. Bukannya membantu menenangkan Jisung yang masih terisak, Jimin malah sweatdrop di tengah pintu.
Ya masalahnya mereka menghiburnya ngga ada yang benar. Jaemin malah ambil mainan bayi yang kalau digoyangkan, akan berbunyi krincing krincing-ngga tau deh dia dapat darimana. Renjun sama Haechan malah bikin wajah lucu di hadapan Jisung, agar Jisung berhenti menangis-dan yang seperti kalian pikirkan, Jisung malah tambah nangis. Chenle dan Jeno sibuk dengan ponselnya, terlihat seperti ingin menghubungi seseorang. Mark? Dia diam saja sambil mengusap-usap pundak Jisung. Yah, Mark paling mending deh.
"Jisung kenapa?"
Semua yang ada disana menengok kearah Jimin-bak Jimin adalah seorang malaikat tak bersayap. Lebay ah.
"JIMINN AKHIRNYA KAMU DATANG JUGAA HUHUHU," teriak mereka-minus Jisung.
"Yeah, i'm here now. What's wrong? Kenapa Jisung nangis? Gara-gara Haechan ya?"
"IH SEMBARANGAN." nyolot Haechan.
"Ya kan biasanya kamu."
"Anu, tadi selesai perform, ngga tau kenapa Jisung tiba-tiba langsung lari terus nangis," jelas Mark.
Jimin menghampiri Jisung yang masih saja menangis. Dia duduk di samping Jisung lalu menepuk pelan bahunya. Jisung menoleh, lalu tanpa babibu langsung memeluk Jimin.
"S-sakit..."
"Jisung, kamu kenapa?"
Semua yang ada disana panik, apalagi setelah mendengar Jisung mengatakan sakit sambil menunjuk area dadanya.
"E-engga tahu... rasanya sakit banget.. kayak ditusuk-tusuk..."
Jimin makin panik, dia mau mengeluarkan kemampuannya sekarang juga, tapi ada banyak orang disini. Jimin melirik Mark, mengirim kode agar dia menyuruh teman-temannya keluar. Dan huft, untung Mark peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Fanfictiongimana rasanya punya kembaran idol dengan dirimu sebagai calon CEO agensinya?