Saat ini sudah pukul 11 malam, namun Jimin masih sibuk berkutat dengan laptop silver ios kesayangannya. Ayahnya baru saja mengirimkan email yang berisi tumpukan pekerjaan yang harus ia kerjakan secepatnya, sedangkan tugas sekolah hari ini saja sudah banyak sekali. Rasanya Jimin ingin membelah diri saja.
Tunggu dulu, membelah diri? Bukan ide yang buruk.
"Jelas itu ide yang buruk, bodoh. Kau tahu kan kalau resikonya sangat besar?"
Jimin berjengit kaget. Ia menoleh kebelakang dan melihat Jisung-yang tiba-tiba berada disana—tengah menatapnya tajam dengan lengan yang terlipat di depan dada. Cih, mentang-mentang sudah bisa berteleportasi.
"Apa sih! Bikin kaget, tahu."
"Hei, sudah kubilang jangan sekalipun kau gunakan keahlianmu yang satu itu."
"Kau juga kenapa malah teleportasi kesini tiba-tiba? Jarak dari Korea Selatan ke Indonesia itu tidak dekat."
Yap, mereka tinggal terpisah jauh sekali, entah karena apa. Dan tadi kenapa Jisung bisa tiba-tiba teleport ke tempat Jimin, itu karena pikiran mereka seperti.. terhubung? Yah, semacam itu pokoknya.
"Tentu saja karena aku khawatir!"
"Hhh.. fine, i'll forget it."
Park Jisung. Salah satu member NCT yang tengah naik daun saat ini. Jago menari, jago bernyanyi, dan tentunya juga jago membuat hati para penggemar berdebar dengan tingkah duality nya yang menggemaskan. Bila berada di panggung, dia akan bertingkah seperti hot boyfriend material. Dan jika diluar panggung, kelakuan menggemaskannya akan membuat semua orang merasa gemas. Dan hebatnya lagi, sebenarnya dia memiliki saudari kembar, Park Jimin namanya.
"Hei, bukannya kamu sedang sibuk mempersiapkan world tour? Untuk apa kesini segala? It just waste your time."
"Engga buang-buang waktu juga, sih. Dari pagi Kak Jiyen mulutnya engga capek marah-marah mulu, kuping aku aja capek."
"Jadi maksudnya kesini itu sekalian kabur?"
"Yup, menyelam sambil meminum air. Lagian tadi tuh kamu nekat banget. Kalau kejadian kayak dulu lagi gimana? Bahaya tahu."
"Bentar-bentar, sejak kapan ya seorang Jisung cerewet begini? Wah, jangan-jangan kamu ketularan si Jaemin."
Jisung tak mengindahkan perkataan Jimin.
"Hari ini aku nginep disini ya."
Jisung melepaskan sepatunya dan sudah siap untuk berbaring di kasur king size empuk ber-sprei biru laut milik Jimin. Tapi dengan tak berperikemanusiaan, Jimin menarik lengan baju Jisung kencang dan membuat si empu tertarik dan sedikit terpental.
"Jimin! Kalau aku sampai cedera, penggemar bakal sedih, tahu!"
"Emangnya aku peduli? Lagian kamu ngapain main baring-baring di kasur aku? Ke kamar sendiri sana! Kayak engga punya kamar aja."
"Itu jauh, Jimin. Jaraknya kira-kira 10 langkah lebih darisini. Sudah ya, aku mau tidur. Jangan berisik."
"Dasar gila. Minggir ngga? Mau kena kamaitachi* milikku?"
*angin yang mencabik
"Berisik ah. Udah sini tidur aja disamping aku, masih luas kok."
Akhirnya Jimin terpaksa berbagi kasur dengan kakak kembarnya itu. Sebelum tidur, ia tiba-tiba kembali memikirkan bagaimana cara ia menyelesaikan semua pekerjaannya. Tapi karena sudah mengantuk berat dan juga sudah lama sekali tak ada yang menemaninya tidur, ia pun memejamkan matanya dan mulai terbang ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Fanfictiongimana rasanya punya kembaran idol dengan dirimu sebagai calon CEO agensinya?