continuing the story

233 28 0
                                    

vote sama comment nya jangan lupa kakak :)





08.30 malam

Malam ini sang rembulan tengah dalam bentuk sempurnanya. Sinarnya lembut dan cantik menyinari Eimurdock. Kilau lampu dari rumah penduduk pun nampak indah. Suara binatang malam menambah kesan menenangkan untuk malam ini.

Saat ini suasana istana tengah ramai akan suara tawa. Baru saja Lee Jihoon melontarkan lelucon konyol khas dirinya. Ia diundang malam malam bersama keluarga kerajaan. Yah, sebentar lagi pun dia akan menjadi bagian keluarga kerajaan.

"Semuanya tertawa melulu ya? Kayaknya saya tidak melawak deh? Banyak tertawa memang bagus, karena ada yang bilang tertawa itu obat. Tapi kalau kebanyakan tertawa berarti butuh obat."

"Wah, berarti kau pikir kami ini gila?"

Jisung yang sejak pertama kali bertemu dengan Jihoon sudah mengibarkan bendera permusuhan, merasa jengkel dengan lelucon yang baru saja dilontarkan. Bukan permusuhan yang serius. Biasalah, hanya perdebatan kecil layaknya pertengkaran adik-kakak.

"Aduh, aduh. Calon kakak ipar jangan marah dong. Kalau marah nanti cepat tua," canda Jihoon.

"Hahahahaha! Jihoon, kamu ini lucu sekali sih. Saya hampir tersedak."

"Yaampun Yang mulia. Kalau sampai anda tersedak dan menghembuskan nafas terakhir, bisa-bisa saya mendekam di penjara seumur hidup karena tuduhan membunuh."

Semuanya pun tertawa.

"Sering-seringlah kamu kesini. Suasana istana selalu tegang dan serius. Kami butuh pencair suasana."

"Terimakasih atas undangannya, Yang mulia. Saya akan usahakan sering berkunjung ke istana."

Sang raja tersenyum. Berharap dalam hati suasana seperti hangat seperti ini akan terus berlangsung. Namun, tiba-tiba sang kegelapan menyerang. Seluruh cahaya yang menyinari Eimurdock mendakak hilang. Angin bertiup begitu kencang, menerbangkan benda-benda. Suara gemuruh menggema di seluruh pelosok kerajaan. Diantara banyaknya kilatan petir, muncul satu sosok gelap yang begitu rupawan. Raja sangat terkejut ketika melihatnya.

"K-kau.. LUCIFER!"

Surai sehitam malam juga jubah hitam yang tertiup angin. Terlihat kontras dengan warna kulitnya begitu putih dan matanya yang berwarna silver terang. Badan ideal dengan kaki yang jenjang. Ia menatap dingin kepada seluruh penghuni meja makan kala itu. Kemudian tatapannya berhenti ketika melihat Jihoon.

"Yi Ang..." ucapnya.

Ya, itulah Lucifer.

•••

now

"Tunggu, jadi nama orang yang menyerang kita dulu adalah Lucifer? Lalu, kenapa dia menyebut Jihoon dengan nama lain kala itu?" tanya Jimin.

Renjun menggeleng tak tahu, lalu melanjutkan ceritanya.

"Lucifer adalah salah satu dari dua pendiri Kerajaan Eimurdock. Lalu, ia mengkhianati Raja Gabrielle, raja pertama—dan menyerang habis-habisan Eimurdock. Entah apa penyebab dari pengkhianatan itu."

"Kupikir ada alasan dibaliknya."

Mark yang sejak tadi berada disana namun tak bersuara sama sekali, akhirnya membuka suaranya. Bahkan Renjun hampir lupa kalau Mark sejak tadi duduk di sampingnya.

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Emm begini. Tak ada api bila tak ada pemantik. Jadi, kupikir there's something made him triggered. Apa tak ada hal lain lagi tentang dirinya?"

THE TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang