"Ck, lagi-lagi mereka dapat porsi lebih besar. Ngga adil banget, menyebalkan."
"Heh, itu kan karena mereka anak kesayangan donatur panti ini. Kalau terjadi sesuatu terhadap mereka, masalah pasti muncul."
"Cih, tetap saja bagiku itu sangat menyebalkan. Ya kan, Raffi?"
Seorang bocah yang diyakini bernama Raffi itu menoleh, lalu hanya mengangguk mengiyakan perkataan temannya itu. Pikirannya sedang tak fokus dengan pembicaraan teman-temannya, dia sedang fokus dengan seorang bocah perempuan-salah satu yang menjadi bahan gosip kawannya.
"Lihat? Bahkan Raffi saja setuju."
"Pfft, bodoh. Itu karena dia tidak mau berurusan denganmu lebih lama."
"Sialan. Bicara sekali lagi, kupukul kau."
Raffi yang mendengar seluruh perkataan kasar yang keluar dari mulut teman-temannya itu merasa tak nyaman. Mereka bahkan masih duduk di bangku SD kelas 4. Menyedihkan sekali. Ia bangkit dari duduknya lalu pergi menuju tempat dua anak yang menjadi bahan perbincangan temannya.
"Hei, aku boleh duduk disini?"
Salah satu dari dua bocah itu-yang laki-laki, menoleh. Awalnya ia terlihat kaget. Ekspresinya seperti tak menyangka akan ada anak lain yang menghampiri mereka berdua. Si bocah perempuan nampak tidak senang dengan kedatangan Raffi, tapi hal itu tak Raffi indahkan. Ia malah merasa senang dapat bergabung dengan dua bocah itu.
"Kalau boleh tahu, siapa nama kalian?"
"Untuk apa kau tahu? Lebih baik kau kembali dengan gerombolan sampahmu itu. Masih bocah bau kencur tapi kata-katanya kasar sekali. Bahkan kau ini kelas 1 bukan? Ck, benar-benar tak tahu diri," ucap si bocah perempuan ketus.
Dalam hati Raffi membatin, 'Bahkan kau masih duduk di bangku kelas 2'
"Jimin, ngga sopan," peringat si bocah laki-laki.
"Heh Jisung, kau pikir aku peduli? Tiap hari gerombolan mereka membicarakan hal-hal yang membuatku kesal. Kalau boleh, aku ingin sekali memotong lidah mereka dengan pisau es milikku."
Jisung dan Jimin-jadi itulah nama kedua anak yang akhir-akhir ini menjadi trending topic di kalangan panti asuhan.
"Ah, jadi nama kalian Jisung dan Jimin? Nama yang bagus," ucap Raffi memuji sambil tersenyum manis, membuat si bocah perempuan sedikit merona.
•••
"Hey, Park Jimin!"
Jimin tersentak dari lamunannya karena Karin memanggilnya.
Saat ini mereka tengah berada di kamar Jimin, menyelesaikan tugas kelompok mengenai makhluk mitologi. Awal Karin masuk ke kediaman Jimin, gadis itu benar-benar tak percaya bahwa sahabatnya memiliki rumah bak istana megah. Lebih terkejut lagi, ternyata dalam rumah itu ada tujuh pemuda yang tak asing bagi Karin. Yap, member NCT Dream.
"Kenapa aku jadi teringat dengan pertemuan pertamaku dengan si kampret itu?" gumam Jimin pelan.
"Pertemuan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS
Fiksi Penggemargimana rasanya punya kembaran idol dengan dirimu sebagai calon CEO agensinya?