Berlalu

64 23 7
                                    


Makasih banyak buat para readers yang udah support dan dukung book ini. Aku sangat terharu. Dan aku akan semangat buat bikin ceritanya. Jadi kalian jangan bosen-bosen ya..hehhe

Hari-hari berlalu, tak terasa sekarang Syera duduk di bangku kelas 2 SMA. Hidupnya masih sama, membosankan. Bagi Syera ia hanya perlu hidup dan hidup, hingga kebebasan tanpa rasa itu datang. Sungguh kelabu..

Doyoung lulus dengan nilai memuaskan, masuk di universitas ternama dan mulai magang di kantor cabang Papah. Tentang Papah, pria itu semakin jarang pulang. Doyoung melewati masa orientasinya tanpa dampingan Papah, tapi itu sudah biasa bagi Doyoung dan Syera.
Ah tidak juga, terkadang Doyoung dijemput oleh bawahan Papah untuk bertemu dengannya atau berlibur bersama. Syera? Mungkin ia hanya di anggap sebagai manekin hidup.

Sejak saat itu hidup Syera berlalu tanpa adanya teman. Sebenernya belum bisa disebut dengan sebutan teman.. tapi mari kita sebut begitu.

Syera seperti anak yang terkucilkan sekarang..tanpa teman, keluarga, dan apa itu kekasih?
Seandainya uang dapat berbicara, pasti dunianya tak sesepi ini. Tapi itu mustahil, tentu saja.

Kalian masih ingat Jaemin? Pria yang menyatakan perasaannya kepada Syera. Syera seakan paham atas apa yang telah ia lakukan. Kini Jaemin sedikit menjauhi Syera, lebih tepatnya banyak haha.

Masih banyak hal yang ingin Syera ceritakan tentang dirinya, tapi kalau untuk saat ini mari berlanjut ke kejadian hari ini..yaa, hari ini.

Bagaimana rasanya terbangun dalam rumah yang kosong tanpa adanya seorangpun keluarga. Hampa, tapi Syera anggap itu sebagai suatu kebebasan. Tak ada makian dari kak Doyoung dan tak ada sorot mata tajam Papah yang penuh kebencian.

Syera menuruni tangga dengan rasa malas, menyeret langkahnya yang berat sambil membawa tas kecil dipunggungnya.

Kak Doyoung masih tidak ada di meja makan hari ini. Syera memilih untuk melewati meja makan dan menyeret langkah kakinya menuju garasi, tak peduli pegawai ART yang meneriaki Syera untuk sarapan.

Doyoung tak pulang sejak Minggu kemarin. Syera tahu betul kakaknya itu ada dimana, di Melbourne bersama Papah. Sungguh liburan keluarga yang harmonis. Itu lebih baik, dari pada Syera harus ikut dan menjadi benalu disana.

Tapi Syera lapar, perutnya belum terisi sejak kemarin malam. Kakinya yang jenjang melangkah tanpa memperdulikan pandangan orang lain menuju kantin sekolah. Dan roti coklat kesukaannya ada disana.Tanpa basa basi Syera membelinya dan berlalu.. Syera benci keramaian untuk saat ini.

Sementara itu..

" Bentar lagi, ultahnya dia kan?" Somi menunjuk Syera dengan garpunya. Mereka sedang berada dikantin, dan kebetulan Syera berjalan santai dihadapan mereka.

" Dih, inget lo?" Yeji tak habis pikir.

" Inget lah! ultah dia yang pertama, Kita kan nyewa kapal pesiar bareng sama dia. Hahh.. anjirlah, gue dah gak bisa ngerasain itu gegara dia sok sok an jadi anak alim." Ujar Somi penuh kebencian.

" Kerjain kuy!" Celetuk Jisu. Yeji dan Somi melongo, tumben banget Jisu ada niat jahil.

"........."

".........."

"................"

" Ide bagus!" Mereka bertiga bertos bersama.

" Hari ini tanggal berapa anak anak?"

" 17 bu!"

" Hah? Tanggal 17, bentar lagi ulang tahun gue." Syera diam-diam tersenyum.

Ia berencana untuk mengundang semua murid sekolah. Mereka tak akan melewatkan makanan gratis. Dasar pengemis◉‿◉

Keesokan paginya Syera membawa kartu undangan ulang tahun miliknya. Desainnya simple, hanya dengan pita dan bingkai emas di setiap sisinya. Syera malas membagikannya sendiri. Ia memutuskan untuk memberikannya ke Sunghoon, ketua kelas sekaligus anggota osis sekolahnya. Sstt.. jangan beritahu siapa-siapa, Sunghoon adalah salah satu penggemar rahasia Syera.

Selepas itu, Syera hanya perlu duduk manis dan memesan Berbagai perlengkapan pesta ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tidak perlu jauh-jauh..halaman rumahnya yang luas sudah cukup untuk menampung semua murid.

Lagi pula Syera tak ingin pesta yang terlalu mewah seperti pesta Jihye tahun kemarin. Hah.. kenangan yang buruk. Syera hanya ingin orang datang dan mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, entah itu benar-benar ucapan dari hati atau tidak.

Syera berjalan sambil membawa sebuah undangan di tangannya. Langkah kakinya tiba di ambang pintu markas dream. Tanpa basa basi Syera memanggil nama pria itu, pria yang ingin ia beri undangan ulang tahunnya secara langsung.

" Jaem!" Syera menghiraukan tatapan dari anak dream yang lain. Jangan heran, Syera sudah tak mendatangi markas dream semenjak hal yang ia lakukan kepada Jisung hari itu.

" Lo manggil gue?" Tatapan yang dulu hangat kini berubah dingin, untuk Syera..hanya untuk Syera.

" Hm, Gue mau ngasih ini ke lo. Setidaknya, lo pernah jadi temen gue...dulu, jadi gue pengen lo dateng." Syera tersenyum simpul sebelum kembali melangkah keluar. Tatapan matanya tak luput dari pasangan kekasih yang juga memandang kedatangannya.

Syera juga tersenyum simpul ke arah Jisung. Ia mengucapkan dua kata tak bersuara " lo juga.." Bisik Syera lalu benar-benar pergi.

"Aku tersenyum untuk bahagia, bukan bahagia lalu aku tersenyum. Sesimpel itu caraku tuk bertahan."







HAHA, DIKIT BANGET
TAPI AKU UP 2 CAPT...TENANG :')

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang