I'm sick

125 41 101
                                    

Part ini agak alay, jadi hati-hati ahiihi
Happy reading!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

" Katanya hati yang tergores, lebih sakit dari pada tubuh yang terluka. Tapi aku sedang mengalami keduanya, bisakah aku melewatinya?"- Seorang gadis yang menatap kosong hampa ruangnya.

Bruk!

Doyoung kaget mendengar suara seperti benda jatuh diluar. Ia yang sedang asik mengerjakan tugasnya di ruang santai, segera berjalan ke teras.

" Mungkin itu Syera yang menjatuhkan sesuatu, Kenapa gadis sialan itu terus membuat ku kesal?" Batin Doyoung.







Pintu terbuka, Doyoung sempat kaget namun rasa tak peduli tetap menguasai dirinya. Didepannya ada Syera yang pingsan dilantai, dengan tubuh yang basah kuyup.

Diluar hujan, apakah gadis ini pulang tanpa mobilnya? Karena Doyoung tak melihat mobil Syera yang biasanya terparkir disana. Jika iya, Syera berarti pulang sembari diterpa hujan, Bukankah gadis ini tidak bisa terkena hujan?

" Cih, bodoh!" Cerca Doyoung sambil menendang tangan Syera yang tergeletak lemas. Bukannya menolong Syera atau mengangkatnya kedalam, Doyoung malah menatap Syera sambil menampilkan senyum yang tak dapat diartikan.

" Woi! Lo jangan mati disini!" Doyoung berteriak tepat di telinga Syera. Yang diteriaki perlahan menggerakkan matanya.

" Dosa lo masih banyak Syer, gak seru kalo lo mati sekerang, cih!" Bisik Doyoung ditelinga Syera yang setengah sadar, tak lupa senyum smirk terpampang jelas di wajahnya.

" Eughh.." Syera melenguh, dirinya merasakan pusing hebat melanda kepalanya, bahkan badannya seperti mati rasa, pandangannya juga begitu kabur, tapi Syera tidak tuli. Ia bisa mendengar jelas segala cercaan yang Doyoung layangkan padanya tadi.

Biasanya saat orang lain bangun dari pingsan, ia akan ditanya 'apa kamu baik baik saja?'

Sedangkan Syera, hanya hinaan yang ia dapat, rangkaian kalimat yang menyakiti hati. Semua membuat Syera merasa ingin kembali tergeletak, jika bisa untuk selamanya.

Tapi benar yang diucapkan Doyoung, Syera memang bodoh. Dia sangat bodoh hingga seperti orang gila, Syera menyakiti dirinya sendiri. Dia seperti orang sakit, yang benar-benar sakit.
Tubuh, hati dan pikirannya, semuanya sakit.

Jika Syera ingin, Syera bisa membiarkan dirinya tadi tergeletak ditengah jalan, kemudian mati. Maka semua akan baik baik saja, Semuanya akan berakhir.

Dunia ini terlalu kelam untuk Syera, dirinya seperti tenggelam dalam larutan tinta yang pekat, membuatnya buta arah dan tak dapat melihat siapa pun.

Perlahan Syera mencoba bersandar pada pilar teras rumahnya. Melawan kepalanya yang seperti di tusuk-tusuk oleh paku, Syera seperti orang sekarat haha..

Sedikit rasa sesal melanda hati Syera, Kenapa tadi ia terlalu bodoh dan larut kedalam kesedihan sehingga..tak memikirkan akibatnya? Syera tau dia akan sakit jika terkena hujan, tapi Syera malah pulang sambil berjalan kaki, dengan rintik hujan yang menerjangnya.

Sebuah telfon menyadarkan lamunan Syera. Tangannya yang kaku, perlahan merogoh kantung roknya, untung saja handphonenya water proof.






















Jaemin?

Padahal Syera benar-benar mengharapkan Jisung yang menelponnya. Tapi sepertinya, dia tak peduli. Jihye lebih penting! Yah kalimat itu terus menggores hati Syera, menambah luka diantara banyaknya luka lain disana.

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang