" Permisi om," Jisung di landa cemas saat memasuki ruangan megah bernuansa hitam itu. Tangannya bergetar hebat, menunggu kesialan yang akan segera menghampirinya.
JUNG JAEHYUN
Papa Jihye, sekaligus bos besar dari Tante Seulgi dan Om Suho. Bisa di bilang, ia orang terkaya yang pernah Jisung kenal.Bukankah seharusnya Jisung senang? Dirinya akan mengobrol bersama calon mertuanya (?)
Tidak. Saat dirinya dipanggil, itu berarti sebuah masalah akan menghampirinya.
" Hai Jisung!" Jaehyun berbalik dan menyapa Jisung layaknya anak-anak. Sungguh psycho gila.
" Ada apa om manggil saya?" Jisung hanya berdiri kaku tak berani memandang wajah pria dihadapannya.
" Om denger, kamu bentak Jihye? Iya?" Jaehyun tiba-tiba memunculkan wajahnya di depan anak umur 17 tahun itu.
" Saya minta maaf om, saya gak sengaja. Saya juga udah minta maaf sama Jihye." Jelas Jisung berusaha mengangkat kepalanya.
Jaehyun sangat overprotektif kepada anak perempuan satu-satunya, Jihye. Oleh karena itu, seseorang yang membuat Jihye bersedih akan langsung berhadapan dengannya.
" Tapi saya gak maafin kamu. Gimana dong?" Kemudian Jaehyun mencengkram dagu Jisung yang sudah tau dengan jelas arah pembicaraan dan-mungkin.. penganiyaan ini.
" Kamu ingat kan, ucapan saya? Buat apa otak ini ha?!" Jaehyun mulai menunjukkan sifat aslinya, menoyor kening Jisung hingga tersentak kebelakang. Jisung hanya diam menunduk enggan melawan, jelas tidak ada gunanya dan memperkeruh keadaan.
" Om, saya bentak Jihye karena dia tidak bisa berterimakasih kepada orang yang udah nolongin Jihye om." Jisung mulai melawan, setidaknya ia membela diri.
" Kamu gak berhak didik anak saya! Saya bisa kasih uang buat orang itu, tidak perlu Jihye yang berterimakasih! Kamu mengerti?!" Jaehyun benar-benar memiliki kesombongan tingkat dewa.
" Syera gak butuh uang dari om!" Bagiamana om om iblis ini berani merendahkan Syera dihadapan Jisung.
" Jadi nama dia Syera? Kamu suka dia kan?" Jaehyun bertatap netra dengan Jisung, mulutnya mengeluarkan seringai yang bisa membungkam lawan bicaranya.
" Om saya mohon, Jangan.Ganggu.Syera! Dia gak ada hubungannya dengan saya." Jisung berani meninggikan suaranya kali ini.
" Berani kamu membentak saya?!" Jaehyun menampar Jisung dengan telapak tangannya, namun tanpa di duga dijari tengahnya terdapat cincin dengan jarum tajam berukuran 0,5 cm. Tentu saja hal itu membuat luka gores seukuran 5 cm menganga di pipi kiri Jisung.
" Ah!" Jisung memegang pipi kirinya yang mulai mengalirkan darah.
Bukankah Pria tua ini sudah berjanji padanya untuk tidak melukai Jisung di area yang terlihat?
" Om! Om sudah janji sama saya buat tidak melukai saya di area terbuka. Terserah om mau pukul perut saya, tendang dada saya. Saya tidak masalah! Jangan muka saya om!" Jisung meluapkan emosinya yang tertahan sejak tadi.
" Karena saya sudah muak sama kamu. Saya sudah kasi kamu banyak kesempatan tapi kamu tetap buat saya tidak senang!" Jaehyun mengoleskan darah yang mengalir dari pipi Jisung ke pipi yang satunya. Benar-benar gila!
" KAMU TAHU KAN APA YANG AKAN TERJADI JIKA KAMU TIDAK MENURUT!" Jaehyun memanggil 4 orang bawahannya, mereka membawa tali dan sebuah kursi. Sungguh malang nasib Jisung.
" Om.." Jisung memohon, matanya mulai nanar. Biasanya Jaehyun hanya akan memukul atau menendangnya, tidak sampai menyekapnya.
" Tetap duduk di sana, sampai saya puas menghukum kamu!" Para pria itu mulai mengikat Jisung dikursi. Jisung hanya diam, bersiap untuk menerima hukumannya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You?
Fanfiction- Kim Syera, gadis yang bermimpi bahagia, disaat takdir tak mengijinkannya. Apakah ia berhak bahagia? Dicintai semua orang dengan tulus seperti yang dia inginkan? Atau hanya dapat mencintai, tanpa adanya rasa dicintai? Mengisahkan harapan seorang ga...