happy birthday Syera

92 20 15
                                    

" Apakah kau tidak sadar? Kau selalu dibutakan oleh senyuman malaikatmu. Dan melupakan tangisan menyedihkan.. ku, sang pembawa sial."

Dah gak jago bikin quot, dahlah..abies stocknya.

Cerita ini terinspirasi dari teman-teman saya yang lupa ulang tahun saya. But not father 😁👍🏻 ahahaha canda bestie
So, dari judul capt nya..kalian pasti tau ini bakal gmn, tapi buat yang gak tau..skuy di baca. Semoga dapet feel nya huhu🚯















Syera menepuk jidatnya pelan, merutuki kebodohannya.

" Ish bego, Kenapa lo ajak Jisung juga sih?!" Cerca Syera kepada dirinya sendiri. Ia malu sekaligus kesal. Rasa sedih dan marah masih ada saat Syera menatap manik kecil berwarna hitam itu. Namun di balik itu semua, Syera masih menyukainya..lelaki itu, Park Jisung.

Can I Love You?
.
.
.

Hari ini langit menampakkan awan kelamnya yang kelabu. Syera nampak khawatir akan turun hujan, tetapi halaman rumahnya sudah dilengkapi atap yang transparan dan dapat dibuka tutup secara otomatis..jadi seharusnya Syera tak khawatir.

Hujan mungkin saja menjadi pertanda hal menyedihkan akan terjadi, Syera tau itu tapi dia mencoba tak peduli. Ah, semua ini gara-gara Jisung yang menceritakan kisah Hujan kepadanya.

" Ck, udah jam segini kok belum ada yang dateng." Syera terus melihat jam tangan berwarna pink yang bertengger mania di tangan kirinya. Ia kesal, sudah lebih dari setengah jam dari jam yang tertera di undangan..namun belum ada satupun tamu undangan yang datang.

Apa karena akan hujan? Tapi ini masih mendung yang belum tentu menepati janjinya akan hujan, hanya semu.

Syera kembali diam, duduk dalam sepi sambil memandangi bangku-bangku kosong tanpa pemilik. Angin berhembus kencang, menerpa tubuh Syera tanpa permisi. Lilin padam, Syera beranjak dan kembali menyalakan lilin keempatnya itu.. ternyata sudah sangat lama Ia menunggu.

Ijinkan Syera mengucapkan permintaan pertamanya..

" Semoga ada yang datang di acara ulang tahun gue hari ini, ada yang ngucapin selamat ulangtahun ke gue tahun ini. Dan ada yang makan kue bareng gue kali ini." Ucap Syera lirih sambil menutup matanya di depan lilin.

Ulang tahun Syera kemarin ia memiliki beberapa manusia yang menemaninya. Walau itu hanya muna, tapi setidaknya.. Syera dapat memaksakan senyum bahagianya itu. Akankah ia juga bisa tersenyum tahun ini?
Syera merasa menyesal sekaligus lega.. pertemanannya telah usai.

Rintik halus itu perlahan luruh, menandakan langit ikut menangis akan manusia yang bersedih hari ini...

Syera membiarkan tubuhnya perlahan basah karena hujan. Ia menutup matanya dan mendongakkan dirinya ke arah langit.

Permintaan pertamanya tak terwujud, Syera ingin mengadu kepada Tuhan..tapi apa dayanya, ia hanya seorang manusia.

Syera ingin menangis hari ini, menangis selamanya untuk mengeluarkan rasa sakit dan sepi yang terus mengurungnya tanpa celah.

Apakah hidupnya hanya untuk merasakan semua itu. Syera terus menyesalinya, kehadirannya di dunia dan tiadanya Mamah karena dirinya. Syera merasa bersalah kepada semuanya. Semua yang kehilangan Mamah dari sampingnya. Tapi, bukankah Syera yang seharusnya paling bersedih dan merasa kehilangan.

Syera kehilangan semuanya, yang bahkan belum menjadi miliknya. Keluarga, teman, dan cinta..hanya bualan manis untuknya.

" Happy birthday to me, happy birthday to me, happy birthday.. happy birthday, happy birthday..hiks Sye-Syera.." Syera bernyanyi untuk dirinya sendiri. Ia menjatuhkan dirinya ke rumput dengan hujan yang semakin kencang menerpa.

" Mah, Kenapa Mamah gak pernah ucapin selamat ulang tahun ke Syera? Kenapa gak ada yang ngucapin  selamat ulang tahun ke Syera hari ini? Apa Syera gak boleh rayain ulang tahun, ya mah?" Syera cukup terpukul akan hari ulang tahunnya yang bertepatan dengan hari meninggalnya sang ibu.

" Kenapa semuanya pergi dari Syera ya, mah? Papah, Kak Doyoung, Teman, bahkan Mamah, padahal Syera cuma mau mereka ada."

" Sekarang siapa yang Syera punya saat ini, mah?"

" Bahkan Syera udah muak sama diri sendiri, haha.."

" Syera mau di anggap ada, Mah.."

Perlahan penglihatannya memudar, bibirnya memucat dan isakan Syera melemah. Syera tak sadarkan diri.. sebelum itu, telinganya mendengar sesuatu.

" Selamat ulang tahun Syera!" Seseorang berteriak di tengah rintik hujan.

Lalu semuanya gelap tanpa akhir.. semoga. Jika benar itu harapan Syera, yaitu mati.















Jika nasib mu buruk, bersyukurlah
Itu akan membuat mu lebih baik dalam menerima suatu hal.
Bukan nasibmu yang buruk, tapi kamu yang kurang bersyukur.
Tapi iri tetap sebuah rasa yang tidak bisa di hindari manusia.

Dan sekarang aku iriiiiiiii

(。ŏ﹏ŏ)
Malam kalian, prkNaya

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang