Jangan baperan

252 100 260
                                    


" Cinta pada pandangan pertama tak semanis yang orang kira. Bila, hanya pihak pertama yang memiliki sebuah rasa."- Jangan baperan.

"'Lo ngapain sih ngajak ke sini? Buang-buang waktu gue aja." Kesalnya.

" Ya udah Lo balik duluan aja."

" Okeh, gue balik nih?" Tanyanya memastikan. Lawan bicaranya itu hanya bergumam sebagai jawaban.

" Serah, gue balik." Finalnya.

Jaemin memutuskan untuk meninggalkan Jisung yang mungkin  sedang mengamati lingkungan sekolah.

Ia mengambil handphonenya dan  memesan GoEs untuk pilihan pulangnya kali ini, biarlah Jisung saja yang  mengendarai mobilnya  untuk pulang.

Namun saat ia sibuk memesan GoEs,  seseorang menabraknya. Orang itu hampir saja terjatuh jika saja Jaemin tak menahan tangannya.

Bukannya meminta maaf atau berterima kasih, orang itu malah menyalahkan dirinya.

" Kalo jalan liat-liat dong!" Semburnya sarkas.

Jaemin hanya membalasnya dengan ucapan maaf, ia sungguh tak ingin berdebat, jadi bukankah  mengalah lebih baik.

Berkenalan dengan calon teman baru tak ada salahnya kan?

" Kenalin, gue calon murid baru disini. Nama gue . . ."

Kliing!

Belum sempat Jaemin berucap, bunyi notifikasi handphonenya berbunyi. Oh tidak, tukang GoEsnya sudah sampai. Lebih baik berkenalan esok.

" Eh, sory GoEs gue udah dateng." Jelas Jaemin.

" Da dah, sampai jumpa besok." Tambahnya.

" Serah." Ternyata sedari tadi gadis dihadapannya ini sungguh tidak peduli dengannya. Entah apa yg sedang ia pikirkan hingga terdapat lipatan kecil didahinya, entahlah Jaemin bukan cenayang yang dapat membaca pikiran orang lain.

- CAN I LOVE YOU? -

" Mamah Syera kangen, Syera pengen ketemu Mamah." Gumamnya pelan.

Syera sedang tertidur pulas diatas sofa rooftop sekolah, yang sengaja ia siapkan jika ingin bolos kelas. Sebenarnya tidak pulas, karena mimpi sedang menjumpainya.


Mungkin Syera sedang memimpikan seorang malaikat cantik dengan wajah bersinar, membuat Syera tak bisa melihat wajahnya. Lalu sosok itu pergi begitu saja, meninggalkan Syera.

Siapa lagi jika bukan...

" Mamah!" Nafas Syera terengah-engah.

" Itu pasti Mamah kan? Kenapa Syera ga bisa liat wajah Mamah? Kenapa Mamah malah ninggalin Syera?" Cicitnya bersama tangisan kecil.

" Syer lo ga boleh nangis syer, nanti Mamah juga bakal ikut sedih." Syera berusaha tersenyum seraya menghapus jejak matanya.

" Sungguh aku ingin, disaat seperti ini ada jemari tangan yang menghapus air mataku bersama dengan penderitaanku." Batin Syera.

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang