WARNING!! CERITA INI ALAY KAYAK YANG NULIS 😂
" Sebelum pelangi, pasti ada hujan. Tapi aku datang terlambat, pelangi itu lebih dulu menemuimu, karena bias dari air mata mu."
2012
" Hikss..hik..aku punya Mamah Seulgi hiks. Aku punya orang tua..hiks.." Tangis menyedihkan terdengar dari bangku Taman Sekolah Dasar itu.
Seorang anak umur 8 tahun, duduk seorang diri sambil berusaha menghapus cairan bening yang terus menetes dari pelupuk matanya.
Jisung kecil merindukan kehidupannya yang dulu, dimana ia bahagia hidup bersama kedua orang tuanya.
Teman-temannya benar, Jisung sekarang tak memiliki siapapun. Ia bukan anak dari Mamah Seulgi.
" Hai, Kenapa kamu nangis?" Suara cempreng nan imut memenuhi Indra pendengaran Jisung, " ada yang sakit?" Lanjut gadis kecil itu, nadanya terdengar khawatir.
" Eng-hiks, enggak! Aku gak nangis!" Sejujurnya, Jisung paling malu jika ketahuan menangis. Kata Mamahnya, lelaki tidak boleh menangis, lelaki harus kuat.
Ah Jisung kembali merindukan mamahnya, seseorang yang kini telah membuangnya.
" Tapi mata kamu merah, cup..cupp jangan nangis!" Tangan gadis itu terangkat membelai pipi Jisung yang memerah.
" Kenalin aku Jihye, dari kelas 2A!" Serunya sambil mengulurkan tangan, bermaksud untuk berkenalan.
" Ak-aku Jisung..." Jisung sempat berfikir sebelum menerima jabatan tangan itu, tapi akhirnya ia membalasnya.
" Kenapa kamu sendiri disini? Mamah kamu mana?" Pertanyaan itu, Jisung tak tahu harus menjawab apa. Netranya berubah sendu, mengingat Mamahnya yang memilih meninggalkannya.
" Aku gak punya mamah," Gumam Jisung, air matanya kembali jatuh.
Jihye dapat mendengar gumaman Jisung. Ia mendekat, mendekap tubuh Jisung yang lebih tinggi beberapa senti darinya.
" Kamu bisa anggep aku jadi Mamah kamu, hihihi... kan aku calon ibu!" Serunya semangat dengan mata berbinar memandang Jisung.
" Eh, oke.." Jisung tersenyum, hatinya menghangat mendengar perkataan Jihye.
" Jadi kita temenan ya Jisungiee~" jihye menautkan jari kelingkingnya kepada jari Kelingking Jisung.
" Iya," senyum keduanya melebar.
" Aku bawa roti keju, kamu mau gak?" Jihye menarik tasnya, bermaksud untuk mengambil roti keju tersebut. Tapi tangan kecilnya terlalu pendek untuk meraih nya.
Mengerti keadaan, Jisung berbaik hati mengambil roti keju yang Jihye maksud.
" Makasih!" Ungkapnya.
" Yuk duduk disitu!" Mereka duduk berdua di temani roti keju dan kisah menyenangkan dari Jihye. Anak yang cerewet dan sangat seru, definisi Jihye bagi Jisung.
Jisung merasa memiliki teman sekarang. Walau baru terhitung menit mereka berteman, tapi Jisung bisa merasakan bahagia karena Jihye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You?
Hayran Kurgu- Kim Syera, gadis yang bermimpi bahagia, disaat takdir tak mengijinkannya. Apakah ia berhak bahagia? Dicintai semua orang dengan tulus seperti yang dia inginkan? Atau hanya dapat mencintai, tanpa adanya rasa dicintai? Mengisahkan harapan seorang ga...